Bola.com, Jakarta Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez, mengaku tidak memahami apa yang terjadi di Yamaha sepanjang MotoGP 2020. Menurutnya, situasi di Yamaha terlihat aneh jika dilihat oleh pihak luar, termasuk dirinya.
Yamaha mengoleksi kemenangan terbanyak dibanding dengan tim-tim lainnya, yaitu tujuh kali. Pembalap Monster Energy Yamaha, Maverick Vinales, mengemas satu kemenangan.
Baca Juga
Advertisement
Adapun duo pembalap Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli, masing-masing malah meraih tiga kemenangan. Anehnya, Yamaha gagal mengantar pembalapnya menjadi juara dunia MotoGP 2020. Gelar tersebut malah menjadi milik pembalap Suzuki, Joan Mir, yang hanya memenangi satu seri.
Prestasi terbaik Yamaha pada MotoGP 2020 adalah mengemas status runner-up melalui Morbidelli. Di sisi lain, Quartararo yang pada awal-awal tampak berpotensi merengkuh gelar juara dunia malah melempem pada seri-seri akhir.
Saat dimintai opini tentang apa yang terjadi di Yamaha, Marc Marquez mengaku tidak sepenuhnya memahami masalahnya.
"Mencari ide apa yang terjadi di tempat lain selalu sulit. Sebagai penonton saya harus bilang situasi di Yamaha sangat aneh," kata Marc Marquez yang absen hampir sepanjang musim lalu, kepada DAZN, seperti dilansir Tuttomoriweb, Kamis (10/12/2020).
"Mereka memenangi paling banyak balapan, tapi dalam beberapa kesempatan bahkan tidak bisa masuk 10 besar, padahal punya tiga pembalap yang memakai motor tim pabrikan," imbuh Marc Marquez.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Terkenang Musim 2015
Situasi yang terjadi di Yamaha pada musim 2020 membuat Marc Marquez terkenang pada peristiwa di MotoGP 2015.
"Fakta bahwa Morbidelli bisa meraih hasil lebih baik, dengan motor yang berbeda, dan menjadi runner up, membuat saya berpikir tentang apa yang saya alami pada 2015, ketika saya harus memakai konfigurasi mesin yang tidak saya sukai," tutur Marquez.
"Masalah itu baru bisa dirampungkan pada tahun berikutnya. Itu sulit dipahami karena ketika terjadi Anda tidak mendapat penjelasan."
Faktanya, pada MotoGP 2015 Marquez memang benar-benar kesulitan mengendalikan motornya. Saat itu, ia hanya finis ketiga di akhir musim, di belakang Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi.
Sumber: Tuttomoriweb
Advertisement