Bola.com, Jakarta - Andrea Doviziso buka-bukaan menceritakan bertumpuk masalah yang dihadapinya di Ducati. Dia bisa bicara bebas setelah kontraknya di Ducati habis pada 31 Desember 2020 dan kini memilih menepi dari ajang MotoGP.
Pada musim 2020, Andrea Dovizioso finis di peringkat keempat dan mempersembahkan satu kemenangan di MotoGP Austria. Namun, sepanjang 2020 hubungan dengan Ducati sudah tidak hangat lagi.
Advertisement
Dia bahkan menyebut di Ducati tidak nyaman untuk pembalap. Menurutnya, pembalap Ducati selalu dalam tekanan.
Dalam wawancara dengan media Italia, La Gazetta dello Sport, Dovi juga mengkritik para koleganya di Ducati tidak bersikap transparan dan loyal. Ia juga mengatakan retaknya hubungan dirinya dengan General Manager Ducati Corse, Gigi Dall'Agna, berpengaruh besar terhadap kondisinya di Ducati
"Saya memberikan segalanya. Dan beberapa orang di Ducati selalu bilang saya tak cukup berusaha," kata Dovi membuka sesi curhatnya, seperti dilansir Speedweek, Sabtu (9/1/2021).
Hubungannya dengan Dall'Igna bahkan sudah berakhir pada 2020. "Nol. Tapi, dalam beberapa tahun terakhir mungkin 30 persen? Tidak lebih. Sejak Jorge Lorenzo datang pada 2017, saya dan tim saya sedikit mengisolasi diri karena selalu ada diskusi dan ketidaksepakatan."
"Kami berhenti berbincang untuk mengembangkan motor, hanya berkomentar tentang apa yang terjadi. Di sisi lain ketika Anda merasa lebih baik, Anda tak lagi antusias," imbuh Andrea Dovizioso.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tak Ada Pengembangan Motor
Dovizioso mengklaim kondisi itulah yang membuat Ducati tidak bisa tampil maksimal dan kompetitif dalam pacuan juara dunia.
"Di tim pabrikan seharusnya Anda bekerja untuk performa dan pengembangan. Tapi, tak ada lagi pertemuan untuk pengembangan motor. Bahkan jika Ducati punya potensi, kompetensi, dan skill yang sangat tinggi," ujar Dovi.
"Itulah satu-satunya hal yang saya rasakan setelah delapan tahun ini, tetapi membuat tahun-tahun yang spektakuler menjadi kemarahan. Kami bisa meraih hasil lebih baik dengan pendekatan berbeda. Sejak 2017, kami tidak pernah duduk tenang bersama Gigi untuk berbicang."
"Tidak, saya memberi masukan, dia menanganinya dengan cara terbaik yang memungkinkan. Seperti di Formula 1. Struktur tim seperti ini: makin banyak teknisi dan banyak hal untuk ditangani. Menurut saya, Ducati sebenarnya lebih baik dibanding pabrikan lain. Itulah mengapa kami masih kompetitif, meskipun motornya tidak terlalu bagus lagi. Tak ada pandangan dari pembalap," imbuhnya.
Sumber: Speedweek
Advertisement