Bola.com, Jakarta - Seperti yang telah diduga, serial dokumenter Valentino Rossi dan Marc Marquez yang dirilis DAZN, 'Ruta 46-Ruta 93, El Camino de Dos Mitos' (Rute 46-Rute 93, Perjalanan Dua Legenda), akan membahas rivalitas pahit dari kedua bintang MotoGP tersebut.
Episode terbaru yang tayang pada Rabu (17/2/2021) mengungkapkan opini kedua sisi, terutama soal insiden 'Sepang Clash' pada 2015. Seperti diketahui, Valentino Rossi dan Marc Marquez tadinya berteman baik, terutama karena Marquez sangat mengidolakan Rossi sejak anak-anak.
Advertisement
Sayangnya, pertemanan mereka berbalik total menjadi permusuhan, baik di dalam maupun luar trek, usai Rossi menuduh Marquez bersekongkol dengan Jorge Lorenzo di MotoGP Australia 2015 untuk menjegalnya dalam perebutan gelar.
Dalam balapan itu, Marquez, Lorenzo, Rossi, dan Andrea Iannone memang sengit memperebutkan kemenangan. Menjelang akhir balapan, Lorenzo yang memimpin balapan disalip oleh Marquez, sementara Iannone membekuk Rossi dalam perebutan tempat ketiga.
Namun, dalam jumpa pers MotoGP Malaysia empat hari setelahnya, Rossi justru menuduh Marquez memberi Lorenzo bantuan. Suasana panas ini pun berlanjut ke sesi balap.
Rossi dan Marquez sengit memperebutkan posisi ketiga, sementara Dani Pedrosa dan Lorenzo sudah melenggang di depan. Namun, pada pertengahan balap, Rossi dan Marquez bersenggolan di Tikungan 14.
Kaki Rossi terlihat tersangkut di stang kanan motor Honda milik Marquez, dan rider Spanyol itu pun terjatuh hingga gagal finis.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Komentar Marc Marquez dan Valentino Rossi
"Target Marc tak hanya menang (di Australia), tapi juga membantu Jorge. Jorge punya kawan baru dalam diri Marc. Apa benar Marc mengidolakan saya? Saya tidak yakin. Ia kerap membandingkan dirinya dengan saya, ingin melampaui jumlah kemenangan dan gelar saya. Ingat saja Laguna Seca (2013) ketika ia ngotot ingin menyalip saya," tutur Rossi seperti yang dikutip MotosanGP.
Uniknya, Valentino Rossi juga sempat melakukan manuver yang sama kepada Casey Stoner di trek itu pada 2008. Marc Marquez pun mengaku kaget mendengar pernyataan Rossi tersebut.
"Vale memang nomor satu soal perang psikis, tapi saya terkejut atas kata-katanya. Saya selalu bilang bahwa saya banyak belajar darinya dan ia adalah idola saya," ungkapnya.
"Tapi ketika saya masuk pit (di Sepang), saya bilang biarlah semuanya direkam, karena saya lihat jelas caranya menendang tangan saya. Dengan cara itu ia menghalangi rem depan saya dan saya jatuh."
"Mungkin ada senggolan, tapi saya tak paham bagaimana bisa ia menendang saya di tengah balapan. Bagi saya, itu adalah agresi yang bikin saya jatuh dan tak meraih poin," lanjut Marquez.
Advertisement
Rossi Ngotot Tidak Menendang Marquez
Rossi pun punya argumen yang sebaliknya dan mengaku dirinya tak menendang Marquez. "Saya memang ingin membuatnya melaju lamban dan keluar dari garis balap. Saya ingin bilang padanya, 'Apa sih yang sedang kaulakukan padaku?' Saya tak mau membuatnya terjatuh, dan yang paling penting, saya tak menendangnya," tutur Rossi.
"Marc lah yang menyenggol paha saya dengan stang motornya, dan itulah penyebab ia jatuh," lanjut The Doctor, yang akhirnya dijatuhi hukuman start posisi buncit pada balapan terakhir di Valencia.
"Padahal, saya nyaris merebut gelar dunia. Bisa kita katakan Marc menang dalam duel ini," ujarnya.
Pedrosa, yang juga terlibat dalam dokumenter ini seperti banyak rider MotoGP lainnya, memberikan indikasi bahwa dirinya lebih percaya pada argumen Marquez.
"Saya rasa, tendangan itu seharusnya tak diperlukan. Jika melihat gerakannya, pembalap yang ada di jalur dalam tikungan (Rossi) selalu punya preferensi, jadi gestur kaki itu tak bisa saya pahami," tuturnya.
Sumber asli: DAZN, MotosanGP
Disadur dari: Bola.net (Published 18/02/2021)