Bola.com, Mugello - Pembalap Petronas Yamaha SRT, Valentino Rossi, finis ke-10 pada balapan MotoGP Italia, di Sirkuit Mugello, Minggu (30/5/2021). Meski meraih hasil cukup bagus, The Doctor tak bisa menyembunyikan perasaannya yang gundah gulana.
Bagi Valentino Rossi, ini kali pertama dirinya finis di posisi 10 besar sepanjang MotoGP 2021. Sebelum ini, capaian terbaik The Doctor adalah finis ke-11 di MotoGP Prancis, dua pekan lalu.
Advertisement
Namun, Rossi tidak bisa menikmati pencapaian itu dengan gembira. Penyebabnya adalah tragedi meninggalnya pembalap Moto3, Jason Dupasquier, sebelum balapan MotoGP.
Dupasquier meninggal sehari setelah mengalami kecelakaan fatal pada kualifikasi Moto3 Italia, Sabtu (29/5/2021). Kabar meninggalnya pembalap Swiss itu diumumkan tepat setelah balapan Moto3 Italia kelar.
Rossi mengaku saat itu bingung apakah perlu melanjutkan balapan atau tidak. Kabar meninggalnya Dupasquier sangat memengaruhi semua pembalap.
"Yang pertama, saya ingin mengucapkan bela sungkawa untuk keluarganya, tim, dan teman-temannya. Saya sudah tahu pada malam sebelumnya kondisinya sangat kritis, Sasaki menabrak di bagian kepalanya. Tapi berbeda mengetahui antara kondisinya serius dan sang pembalap meninggal," kata Valentino Rossi, seperti dilansir GP One.
"Anda bertanya-tanya apakah masuk akal untuk lanjut membalap. Saya merasa itu tidak masuk akal, tapi juga jika tidak melakukannya, karena apa yang kami lakukan hari ini, tak dapat mengubah apa yang terjadi kemarin. Itu hari yang sulit dan Anda bertanya-tanya mengapa harus membalap," imbuh Valentino Rossi.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kenangan Pahit Rossi
Rossi punya kenangan pahit tentang kecelakaan di lintasan. Satu di antaranya meninggalnya sang sahabat, Marco Simoncelli di MotoGP Malaysia, 10 tahun silam.
"Menurut saya tak ada yang berubah. Pada 2011, kami tidak membalap, tapi masalahnya insiden Simoncelli terjadi saat balapan. Di Barcelona dan Misano, setelah tragedi Salom dan Tomizawa kami tetap melakukannya. Saya tidak melihat diskriminasi dalam kasus ini," kata Rossi.
"Kami bisa bertanya pada diri sendiri apakah benar tetap membalap dan mungkin jawabannya tidak, tapi itu tak akan mengubah apa pun."
"Tentu saja Anda bertanya-tanya mengapa Anda melakukannya, apa poin dari ini semua. Setiap orang ingin pulang ke rumah, tapi akan ada balapan lagi pekan depan. Bagi saya, jika mereka bilang kami tak akan balapan, saya akan setuju," imbuh Rossi.
Sumber: GP One
Advertisement