Sukses


Menengok 25 Tahun Karier Fenomenal Valentino Rossi: 9 Gelar Juara Dunia dan Masa-masa Sulit

Bola.com, Jakarta - Legenda hidup MotoGP. Ikon MotoGP. Julukan tersebut baru segelintir dari status yang disandang pembalap Italia, Valentino Rossi

Di saat rekan-rekan seusianya sudah menikmati masa pensiun bertahun-tahun lalu, dia masih memacu motornya di lintasan MotoGP. Namun, setelah 25 tahun berkiprah di ajang Grand Prix, Valentino Rossi akhirnya merasa waktunya sudah habis. Dia mengumumkan akan pensiun pada akhir musim ini. 

Pengumumam penting itu datang pada Kamis (5/8/2021) menjelang balapan MotoGP Styria, di Sirkuit Red Bull Ring, Austria. 

Rossi memutuskan pensiun setelah bersaing melawan pembalap-pembalap lebih dari tiga generasi. Bahkan, Rossi bersaing melawan anak didiknya dan sang adik, Luca Marini. 

Meskipun sejak 2009 tak lagi mencicipi gelar juara, karier Valentino Rossi begitu gemilang. Dia mengoleksi sembilan gelar juara dunia, tujuh di antaranya di kelas MotoGP.

Salah satu yang terhebat sepanjang masa, Valentino Rossi menjadi satu-satunya pebalap dalam sejarah yang memenangkan gelar di kategori 125, 250, 500cc dan MotoGP.

Seperti apa perjalanan 25 tahun karier Valentino Rossi di ajang balap motor dunia? Yang jelas dia bukan pembalap yang biasa-biasa saja, malah sangat istimewa. Berikut ceritanya seperti dikutip dari situs MotoGP.  

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Awal Karier

Semuanya dimulai pada 1996, ketika seorang remaja berusia 17 tahun berwajah segar berada di urutan ke-13 di grid di Sepang, Malaysia. Mengendarai RS125 Aprilia, Rossi berhasil finis enam besar, menarik perhatian banyak penonton hari itu.

Debut apik itu kemudian diikuti serangkaian penampilan impresif, yang akhirnya memuncak pada podium pertama di GP Austria, dan kemudian kemenangan perdananya di GP Republik Ceska dua pekan kemudian.

Pada musim berikutnya, Valentino Rossi benar-benar tak tersentuh. Dia begitu superior dengan merebut 11 kemenangan dari 15 seri dan merengkuh gelar juara dunia pertamanya, di kelas 125cc. 

Aprilia memutuskan mempromosikannya ke kelas 250cc musim berikutnya. Setelah memulai musim dengan tiga podium dalam lima balapan pembuka, kemenangan pertama datang di GP Belanda. Meskipun membukukan empat kemenangan beruntun di akhir-akhir musim, Rossi yang saat itu berusia 19 tahun harus puas di peringkat kedua klasemen akhir kelas 250cc, kalah dari Loris Cappirossi. 

Pada 1999, Rossi akan membalas dendam, merebut kendali setelah kemenangan di GP Spanyol dan Italia, dan tujuh kemenangan lagi membawanya menjadi juara dunia. 

Tak pelak, Rossi membuat lompatan ke kelas premier pada tahun berikutnya, dan dia membuang sedikit waktu saat mengendarai Honda NSR500. Pembalap rookie Italia itu gagal finis dalam dua balapan pembukanya, tetapi podium segera hadir, dengan yang pertama datang di Jerez.

Kemenangan pertama datang di Donington Park saat ia mengumumkan dirinya sebagai penantang gelar kelas 500cc. Meski meraih kemenangan kedua di Grand Prix Rio de Janeiro musim itu, gelar juara dunia jatuh ke tangan Kenny Roberts Jr pada pergantian abad.

 

3 dari 4 halaman

5 Gelar Beruntun

Pada musim keduanya di kelas tertinggi, Rossi mulai menancapkan namanya. Pada 2001 ia menyegel gelar juara dunia di kelas 500 cc. Torehan 11 kemenangan dalam 16 balapan membuat The Doctor melaju kencang dalam perburuan gelar, dengan saingan terdekatnya, Max Biaggi, tertinggal 106 poin di posisi kedua.

Pada tahun debut MotoGP, Rossi melanjutkan performanya dan meningkatkan margin kemenangan menjadi 140 poin, dengan Biaggi dan Alex Barros menjadi satu-satunya pembalap lain yang mengklaim kemenangan.

Pada 2003 ia memberikan gelar terakhir ke Honda sebelum beralih ke Yamaha pada 2004. Ia lanjut merengkuh dua gelar juara dunia lagi sampai akhirnya digulingkan oleh Nicky Hayden pada 2006. Adapun pada 2007, pembalap Italia itu hanya menempati peringkat ketiga, sedangkan gelar juara dunia menjadi milik Casey Stoner. 

Motor bernomor 46 miliknya kembali ke podium tertinggi alias juara dunia pada 2008 dan 2009, sebelum dia kalah dari rekan setimnya di Yamaha, Jorge Lorenzo pada 2010. Hubungannya dengan Lorenzo penuh kontroversi. 

Rossi kemudian hengkang untuk bergabung ke Ducati pada 2011, tapi setelah gagal total selama dua musim, pembalap asal Tavullia itu kembali ke Yamaha pada 2013.  

 

4 dari 4 halaman

Tahun Senjakala

Valentino Rossi hanya menempati posisi runner up pada MotoGP 2014, kemudian hampir merebut gelar ke-10 pada 2015, tetapi digagalkan oleh Lorenzo. 

Pada musim 2016, ia banyak menyabet pole position, podium, dan kemenangan, tetapi pembalap Italia itu sekali lagi finis kedua.

Pada 2017 ia juara di MotoGP Belanda di Assen, puncak dari musim yang sulit karena The Doctor mengalami patah kaki sebelum GP San Marino. Rossi menunjukkan semangat juangnya yang luar biasa dan kembali ke trek hanya tiga pekan kemudian di Aragon, sebelum naik podium lagi setelah pertarungan luar biasa dengan Marc Marquez (Tim Repsol Honda) di Phillip Island.

Pada 2018, pembalap Italia itu tetap bersama Yamaha dan menempati posisi ketiga, sementara dua podium lagi datang tahun berikutnya, meskipun kemenangan menghindarinya di kedua musim itu.

Terakhir kali fans melihat Rossi naik podium adalah pada 2020, ketika mengamankan posisi ketiga di Jerez pada awal musim. Perubahan pemandangan terjadi pada 2021. The Doctor kembali ke tim satelit untuk pertama kalinya dalam 19 tahun setelah pindah ke Petronas SRT, yang membuatnya bergabung dengan lulusan akademi VR46, Franco Morbidelli.

Itu terbukti menjadi babak terakhir dari karier balap Grand Prix The Docter. Grazie, Rossi! 

Sumber: MotoGP

 

Video Populer

Foto Populer