Bola.com, Jakarta - Marc Marquez mengaku sempat ketakutan lengan kanannya tak bisa berfungsi normal seperti dulu lagi, baik untuk kondisi balapan maupun kehidupan sehari-hari.
Lewat The Guardian pada Jumat (20/8/2021), rider Repsol Honda ini menyebut bahwa absen dua tahun akan lebih ideal untuk pemulihannya, namun ia ogah menunggu lama.
Baca Juga
Advertisement
Marc Marquez mengalami patah tulang lengan atas kanan usai terjatuh di MotoGP Jerez pada Juli 2020. Hanya tiga pekan usai operasi, plat titaniumnya patah hingga wajib operasi lagi.
Sejak itu, pemulihannya berjalan sangat lambat dan ia harus dan absen semusim. Sebelum dokter menemukan infeksi pada tulangnya, Marquez cemas tak bisa pulih.
"Saya sempat takut tak bisa punya lengan yang normal lagi. Ada satu momen pada bulan Oktober-November, saat saya bahkan tak bisa memegang botol air minum, tak bisa makan sendiri, tak bisa menggerakkan lengan dengan cara yang normal. Saya pun ketakutan," ungkap delapan kali juara dunia berusia 28 tahun ini.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Rindukan Kemenangan
Pada Desember, ia pun menjalani operasi ketiga. Kini, kondisi lengannya lebih baik dari tahun lalu, namun masih jauh dari sempurna.
Lengannya bahkan mengalami komplikasi dengan bahu kanan yang dislokasi pada akhir 2019. Hingga kini ia masih sering kesakitan, terutama ketika mengunjungi trek dengan banyak tikungan kanan.
Marc Marquez mengaku, selama cedera, kemenangan adalah hal yang paling ia rindukan. Ia mampu meraihnya di Seri Sachsenring pada Juni lalu, namun trek itu adalah trek andalannya, yang sudah ia menangi secara beruntun sejak 2010, dan 7 dari 10 tikungannya berbelok ke kiri. Di trek lain, ia masih sangat kesulitan, dan ini membuatnya sedih.
"Sepanjang waktu, saya rindu kemenangan. Tiap kali terjadi, rasanya seperti candu. Anda terus mencoba, dan akan menginginkan lebih, coba lagi, dan ingin lagi. Sangat sulit rasanya menerima bahwa para rider lain bisa melaju lebih cepat dari Anda. Tapi Anda harus menyadari di mana posisi Anda, dan ke mana Anda mau menuju," tuturnya.
Advertisement
Termotivasi
Meski ini merupakan masa-masa kelam dalam kariernya, Marquez belum mau menyerah. Ia masih optimistis bisa pulih, apalagi disertai dukungan medis dan moral terbaik dari orang-orang terdekatnya.
"Motivasi saya lebih tinggi dari sebelumnya, karena ini pertama kali saya mengalami momen yang sangat berat dalam karier saya," ujarnya.
"Dalam momen-momen berat, Anda harus menunjukkan potensi. Dalam momen-momen baik, semua orang bahagia, tersenyum, dan mampu melaju cepat, sementara dalam momen-momen berat, Anda harus berjuang. Jalan termudah adalah berhenti dan kembali ketika saya merasa siap dalam satu atau dua tahun lagi," lanjutnya.
"Namun, itu bukan gaya saya. Gaya saya adalah mencoba, meski menderita, demi memperbaiki diri dan kembali ke depan, serta bersenang-senang di atas motor. Tapi saat ini saya sedang tidak bersenang-senang, saya sedang menderita," pungkas Marquez, yang saat ini duduk peringkat 11 pada klasemen pembalap dengan 59 poin.
Sumber: The Guardian
Disadur dari: Bola.net (Anindhya Danartikanya, Published 23/08/2021)