Bola.com, Jakarta - Pembalap Petronas Yamaha SRT, Valentino Rossi, mengecam Race Direction (Badan Pengawas Balap) MotoGP yang menggagas 'sprint race' berdurasi lima lap di Moto3 Austin, Minggu (3/10/2021). Ia juga menyebut perilaku para pembalap di kelas tersebut gila.
Di lain sisi, Valentino Rossi mengacungkan jempol kepada FIM Stewards yang menjatuhkan larangan dua kali balap untuk Deniz Oncu.
Baca Juga
Momen Mahal 2 Legenda MotoGP, Valentino Rossi dan Casey Stoner Balapan Bareng Lagi
Negara Peserta Pembalap MotoGP 2024: Spanyol Masih Dominan, Italia Andalkan Mayoritas Pembalap Didikan Valentino Rossi
Kisah Andrea Iannone Tidak Angkat Telepon Valentino Rossi, Padahal Diajak Kembali Balapan di MotoGP Malaysia
Advertisement
Seperti yang diketahui, balapan Moto3 diwarnai banyak drama. Balapan yang harusnya berdurasi 17 lap ini dihentikan pada Lap 8 usai Filip Salac mengalami kecelakaan di Tikungan 11 pada Lap 7. Race Direction kemudian memutuskan menggelar balapan kedua dengan model 'sprint race' dengan durasi lima lap.
Namun, balapan kedua kembali dihentikan ketika tersisa tiga lap akibat kecelakaan hebat yang kembali terjadi di Tikungan 11. Jeremy Alcoba mengalami kontak dengan Oncu dan hilang kendali, hingga Pedro Acosta dan Andrea Migno yang datang dari belakang tak bisa menghindar dan ikut terjatuh.
Oncu mampu terus melaju, namun Alcoba, Acosta, dan Migno terjatuh sangat keras. Beruntung, ketiganya tak mengalami cedera berarti dan langsung bangkit. Meski begitu, insiden ini menghadirkan suasana kelam di paddock MotoGP, mengingat Jason Dupasquier, Hugo Millan, dan Dean Berta Vinales meninggal dunia dalam kurun empat bulan terakhir akibat insiden yang mirip.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Harus Ada Perubahan Sebelum Hal Buruk Terjadi
Oncu pun dinyatakan bersalah atas insiden itu, karena ia kedapatan menyalip Alcoba di trek lurus dan kemudian memotong jalur rider Spanyol itu. Tindakan ini dinilai sangat berbahaya, hingga akhirnya ia dijatuhi hukuman larangan dua kali balap, yakni di Seri Emilia Romagna dan Seri Algarve. Rossi pun sepakat dengan hukuman ini.
"Saya tak mau menuding rider tertentu, tapi menjatuhkan larangan dua kali balap memang harus dilakukan. Harus ada aksi serius karena situasi ini sungguh tak terkendali. Oncu mengubah garis balap di trek lurus, tahu ada rider lain di sebelahnya, dan itu bisa fatal," ujar Rossi, yang kebetulan juga mentor Migno di VR46 Riders Academy.
"Saya sangat takut, tak hanya karena Migno terlibat. Kita beruntung tak ada yang cedera. Situasi ini harus diubah sebelum hal buruk terjadi. Balap motor memang bahaya, dan makin bahaya lagi akibat perilaku-perilaku tertentu. Anda harus menghormati diri sendiri dan rival, karena Anda bermain-main dengan nyawa rider muda," lanjutnya.
Rossi juga mengecam Race Direction yang menggagas 'sprint race' berdurasi lima lap untuk melanjutkan kompetisi di Moto3 Austin. Menurutnya, balapan sebaiknya dihentikan saja dan tak perlu dilanjutkan. Toh hasil akhir tetap diambil dari hasil balapan pertama, di mana Izan Guevara akhirnya dinyatakan sebagai pemenang.
Advertisement
Sebut Perilaku Rider Moto3 Bermasalah
"Menggelar balapan lima lap di Moto3 bagai main 'Russian Roulette'. Race Direction melakukan kesalahan dalam mengambil keputusan ini. Harusnya balapan dihentikan saja. Sprint race untuk Moto3 sungguh salah. Dalam balapan normal saja, rider-ridernya sudah tak terkendali. Jadi, bayangkan saja dalam lima lap," tutur The Doctor.
Sembilan kali juara dunia ini bahkan tak segan menyebut perilaku para rider Moto3 'gila' dan harus ditindak tegas. "Masalah paling serius adalah perilaku mereka. Mereka itu gila. Dari usia dini, mereka sudah diajari untuk lebih dari sekadar agresif. Sudah sejak lama kami bilang bahwa Anda tak boleh ganti garis balap saat di trek lurus," ungkapnya.
Rossi juga menyatakan, jika Oncu kembali melakukan hal serupa, maka hukuman yang ia terima harus lebih berat. "Melarangnya balapan dua kali adalah penalti yang adil. Jika Anda hanya menjatuhkan hukuman mundur beberapa posisi, ia akan melakukannya lagi. Jika ia tinggal di rumah selama dua pekan dan nonton balapan dari TV, dia akan merenung," ucapnya.
"Pada akhirnya, rider-rider paling berbahaya selalu sama. Siapa pun yang menonton Moto3 tahu. Jadi, Anda harus mulai dari sana. Jika Anda mendiskualifikasi rider selama dua balapan, tapi ia melakukan hal berbahaya lagi, maka larang dia balapan lima kali. Rider-rider yang selalu kelewat batas harus diedukasi," pungkas rider Italia ini.
Sumber: GPOne
Disadur dari: Bola.net (Anindhya Danartikanya, published 5/10/2021)