Bola.com, Madrid - CEO Dorna Sport, Carmelo Ezpeleta, mengaku kawasan Asia Tenggara sangat penting untuk MotoGP. Ezpeleta berharap adanya penambahan seri MotoGP di Sirkuit Mandalika, Indonesia bisa semakin mendekatkan pihaknya ke pasar Asia Tenggara.
Carmelo Ezpeleta menyadari MotoGP kesulitan mengimbangi kemewahan Formulai 1 (F1) di Asia Tenggara. Namun, pria berusia 76 tahun tersebut menyebut ada peluang MotoGP untuk bisa merebut pasar Asia Tenggara tahun ini, karena menggelar balapan di Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Ezpeleta, kawasan Asia Tenggara memiliki hubungan yang lebih dekat dengan balapan motor. Penyebabnya adalah mayoritas masyarakat di kawasan tersebut menggunakan motor ketimbang mobil.
"F1 memang lebih mewah ketimbang MotoGP dan itu sesuatu yang tidak ingin kami capai atau cari. Kami tidak bisa menyainginya," kata Carmelo Ezpeleta seperti dikutip Marca.
"Oleh karena itu di atas segalanya, kawasan Asia Tenggara motor menggunakan produk yang lebih banyak digunakan. Sehingga kami lebih dekat dengan sebagian besar masyarakat biasa ketimbang F1 atau ajang lainnya," ucap Carmelo Ezpeleta.
MotoGP Mandalika akan melakoni debut pada musim 2022 yang berlangsung mulai 18 hingga 20 Maret mendatang. MotoGP Mandalika (Indonesia) menjadi seri ketiga di Asia Tenggara setelah MotoGP Sepang (Malaysia) dan MotoGP Buriram (Thailand).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Terapkan Sistem Bubble
Ketua Satgas Penanganan COVID-19, Letjen TNI Suharyanto, memastikan MotoGP 2022 Mandalika bakal digelar dengan sistem bubble. Ini dilakukan untuk memastikan event tersebut berlangsung aman dan lancar selama masa pandemi.
"Lomba itu diselenggarakan di Mandalika Lombok, akan dilakukan sistem bubble khusus di Lombok," kata Suharyanto.
Menariknya, bukan cuma pembalap saja yang akan menjalani sistem bubble. Penonton pun juga akan diatur sedemikian rupa agar tidak 'berkeliaran' selama berada di Lombok.
"Jadi orang yang datang itu tak ke mana-mana datang dari bandara, masuk hotel, nonton MotoGP, balik lagi ke hotel, balik ke bandara. Jadi tidak ada interaksi dengan masyarakat yang lain. Dan dengan sistem bubble itu orang-orang yang masuk sudah yakin bahwa mereka aman dari COVID-19," tegas Suharyanto.
Advertisement