Bola.com, Jakarta - Performa Pol Espargaro setelah MotoGP 2022 menyelesaikan sebelas balapan begitu mengecewakan.
Pada seri terbaru di MotoGP Belanda di Sirkuit Assen beberapa waktu lalu, pembalap Repsol Honda itu tidak bisa ikut serta lantaran cedera.
Baca Juga
Advertisement
Episode di atas menambah buruk rekam jejak adik Aleix Espargaro itu di MotoGP 2022. Kini ia terpuruk di posisi 17 klasemen dengan torehan 40 poin dan tak pernah finis lima besar sembilan race terakhir.
Ada apa dengan Pol Espargaro? Padahal performa sang pembalap cukup impresif pada pramusim. Dia bahkan finis ketiga balapan perdana MotoGP Qatar.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pol Espargaro Buka Suara
Pol Espargaro pun buka-bukaan soal penurunan performa usai balapan MotoGP Qatar. Menurutnya masalah yang ia alami merupakan kombinasi dari beberapa hal.
"Ya, saya frustrasi. Di Argentina (seri kedua) saya jatuh saat menempati posisi empat. Kemudian semuanya datang bersamaan: jatuh, masalah teknis, cedera, saya harus menyerah," kata Pol Espargaro.
"Tentu saja saya juga merasa malu dan bahkan jika motornya tidak cepat, setidaknya Anda harus menjadi yang tercepat di atas motor," lanjut pembalap asal Spanyol itu.
Advertisement
Bukan Faktor Motor
Pertanyaan pun muncul apa yang berubah pada motor Honda RC213V setelah sempat membawa Pol Espargaro finis podium MotoGP Qatar?
Pol Espargaro menyebut sebenarnya tidak ada perubahan drastis pada motor. Dia secara khusus menyoroti perubahan karakteristik ban Michelin.
Nah masalahnya Honda tidak bisa adaptasi dengan perubahan ban yang dilakukan Michelin.
Honda Gagal Adaptasi Ban
"Ban sesuatu yang tidak bergantung pada kita, kita tidak mengetahuinya. Itu bukan kritik, saya tidak ingin ditafsirkan seperti itu, itu fakta, lugas dan sederhana," kata Pol.
"Ban salah satu komponen motor yang tidak bisa kami kendalikan. Karakter ban bisa berubah 100 persen."
"Bukan menyalahkan Michelin. Namun salah Honda karena tidak bisa beradaptasi dengan ban yang ada seperti tim lainnya. Karena pada dasarnya, ban sama untuk semua orang," tambahnya.
Advertisement