Tolak Main Mata Berkedok Team Order, Ducati: Semua Pembalap Berhak Juara MotoGP 2022

Pembalap Ducati, Pecco Bagnaia. (Vincent Jannink / ANP / AFP)

Bola.com, Jakarta - Sporting Director Ducati Corse, Paolo Ciabatti, menegaskan pihaknya takkan meluncurkan team order demi membantu siapa pun dari delapan rider mereka yang memperebutkan gelar dunia di MotoGP 2022.

Saat ini, klasemen sementara MotoGP 2022 dipimpin Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha), diikuti Aleix Espargaro (Aprilia Racing) di peringkat kedua.

Ducati pun mengekor di belakang mereka lewat tiga rider, yakni Johann Zarco (Prima Pramac Racing), Pecco Bagnaia (Ducati Lenovo Team), dan Enea Bastianini (Gresini Racing).

Berbicara kepada Corsedimoto pada Minggu (3/7/2022), pria asal Italia ini mengaku ingin menghindari konflik antar pembalap.

Berita Video, Francesco Bagnaia Raih Kemenangan di MotoGP Belanda 2022 pada Minggu (26/6/2022)

2 dari 5 halaman

Bikin Kans Raih Gelar Dunia Pembalap Menipis

Foto: Francesco Bagnaia Berjaya di MotoGP Belanda 2022, Fabio Quartararo Gagal Finis — Membalap sebagai pole position, Francesco 'Pecco' Bagnaia mampu mencatatkan waktu 40 menit 25,205 detik di MotoGP Belanda, Minggu (26/6/2022). (AP/Peter Dejong)

Zarco sebagai rider Ducati berperingkat terbaik, saat ini tertinggal 58 poin dari Quartararo. Sementara itu, Bagnaia sebagai rider tim pabrikan Ducati, tertinggal 66 poin.

Ciabatti pun tak memungkiri sangat kecewa melihat Bagnaia, runner up tahun lalu, gagal finis empat kali, dan bahkan sempat sekali meraih satu poin saja.

"Kami hanya akan menganggap perebutan gelar dunia sudah tertutup ketika kami tak lagi punya peluang matematis dalam merebut status juara. Tapi gagal finis yang dialami Pecco di Catalunya dan Jerman sangat membebani kami. Padahal, kami terbukti kompetitif di semua sirkuit," ungkap Ciabatti.

3 dari 5 halaman

Sulit buat Bagnaia

Pembalap Ducati, Francesco Bagnaia, menjadi juara pada balapan MotoGP San Marino yang digelar di Sirkuit Marco Simoncelli, Minggu (19/9/2021) (AFP/Andreas Solaro)

Bagnaia digadang-gadang meraih gelar pertama Ducati sejak Casey Stoner pada 2007. Namun, Ciabatti tak malu-malu menyatakan bahwa empat gagal finis yang dialami rider Italia itu jadi bikin Ducati sangat kesulitan untuk merebut gelar dunia pembalap, apalagi Quartararo dan Espargaro konsisten memperebutkan podium.

"Jika Anda melihat klasemen, dan jika Anda mengamati Fabio dan Aleix, mereka selalu meraih poin di semua Grand Prix dan mereka bekerja dengan sangat menakjubkan."

"Sayangnya, gagal finis yang dialami Pecco mengurangi kans kami meraih gelar dunia pembalap. Jadi, bakal sangat sulit," lanjut Ciabatti.

4 dari 5 halaman

Hindari Konflik Semacam Dovizioso vs Iannone

Meski tahu betul bahwa kans meraih status juara bakal tipis, Ciabatti menyatakan bahwa Ducati tegas menolak menurunkan team order kepada delapan rider mereka jika salah satunya memperebutkan gelar. Menurut Ciabatti, team order hanya akan benar-benar dipertimbangkan pada balapan yang sangat genting.

Ia menyatakan, Ducati bertekad menghindari konflik, seperti yang dialami Andrea Dovizioso dan Andrea Iannone di Seri Argentina 2015, meski kala itu keduanya tak sedang berebut gelar. Konflik juga pernah terjadi di Valencia 2017, ketika Jorge Lorenzo mengabaikan pesan 'Mapping 8' yang kabarnya merupakan perintah untuk membiarkan Dovizioso menyalip.

"Kami tak suka team order, dan hanya mempertimbangkannya jika memang benar-benar dibutuhkan pada balapan terakhir. Kami hanya akan mengingatkan para rider untuk tak menyalip rekan sepabrikan dengan cara ekstrem. Kami masih ingat Dovi dan Andrea beberapa tahun lalu di Argentina, dan kami ingin menghindarinya. Semua orang kami izinkan memenangi balapan jika punya kesempatan," tutup Ciabatti.

5 dari 5 halaman