Bola.com, Jakarta - Sepanjang sejarah MotoGP dihiasi kemunculan banyak pembalap hebat yang memiliki skill mumpuni, mental baja, maupun yang mampu bertarung dengan ulet.
Namun, meski memiliki semua modal yang dibutuhkan untuk menjadi kampiun sudah dimiliki, tak setiap pembalap hebat bisa mewujudkan ambisi menasbihkan diri jadi yang terbaik di kancah MotoGP.
Baca Juga
2 Keajaiban yang Bisa Menahan Jorge Martin Jadi Juara Dunia MotoGP 2024: Ducati Bakal Netral sampai Akhir?
3 Alasan Jorge Martin Bisa Kalahkan Pecco Bagnaia untuk Jadi Juara Dunia MotoGP Musim Ini: Marc Marquez Juga Mainkan Peran!
3 Catatan Menarik usai MotoGP Jepang 2024: Keterpurukan Honda dan Yamaha, Perpisahan Takaaki Nakagami
Advertisement
Ada yang meyakini pembalap juga perlu faktor keberuntungan untuk merajai balap motor paling bergengsi di dunia tersebut. Selain itu, kekuatan rival juga menjadi faktor yang tak kalah penting.
Salah satunya Andrea Dovizioso. Pada masa keemasannya, Dovizioso sangat kencang bersama Ducati. Namun sayangnya seiring itu pula, Marc Marquez sedang dalam periode puncak.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Andrea Dovizioso Apes
Andrea Dovizioso pun apes. Pada musim 2017-2019 di mana tampil sangat hebat, ia harus puas selalu finis runner-up. Satu sisi pada periode tersebut, ia melihat Marc Marquez selalu menjadi juara.
Padahal berbicara statistik, Dovizioso sangat moncer perioe 2017-2019. Total ia mengemas 12 kemenangan.
MotoGP 2022, prestasi pembalap berusia 36 tahun ini menurun drastis. Dia sudah kasih kode, tidak akan melanjutkan perjuangan di musim 2023.
Andrea Dovizioso layak masuk daftar pembalap hebat era MotoGP tapi gagal juara dunia. Bola.com mencatat dua nama lain pantas diberikan predikat ini.
Advertisement
Dani Pedrosa
Statistik menunjukkan kiprah Dani Pedrosa di kelas premier tak bisa dipandang sebelah mata. Dia telah tampil di 187 seri, menang 30 kali, dan telah naik podium 107 kali. Dia juga tiga kali finis di urutan kedua di klasemen akhir, pada musim 2007, 2010, dan 2012.
Namun, Dewi Fortuna sepertinya tak berpihak kepada Pedrosa. Impian untuk merengkuh gelar juara dunia MotoGP selalu kandas. Pedrosa hanya bisa merelakan saat gelar juara dunia bergantian direngkuh oleh Valentino Rossi, Jorge Lorenzo, Casey Stoner, hingga Marc Marquez.
Sampai akhirnya pensiun dari MotoGP penghujung musim 2018, Pedrosa pun harus rela tak pernah mengecap titel juara dunia kelas tertinggi Kejuaraan Dunia Balap Motor.
Marco Melandri
Setelah menjadi juara dunia 250cc bersama Aprilia pada 2002, Melandri promosi ke kelas MotoGP bergabung dengan Yamaha. Ternyata, dua musim perdana di kelas utama merupakan yang terberat sepanjang kariernya. Pembalap Italia tersebut hanya finis di posisi ke-15 dan 12.
Pada musim 2005, Melandri meninggalkan Yamaha dan menerima pinangan Honda. Di tim itulah Melandri mampu bersinar. Dia menyudahi musim tersebut sebagai runner-up, di belakang Valentino Rossi.
Sayangnya, posisi kedua merupakan pencapaian terbaik Melandri di kelas premier, hingga dia memutuskan pensiun pada musim 2015.
Advertisement