Bola.com, Jakarta - Untuk kali keempat secara berturut-turut, pembalap Ducati, Pecco Bagnaia memenangkan balapan MotoGP 2022.
Terbaru ia melakukannya pada balapan MotoGP San Marino di Sirkuit Misano hari Minggu (04/09/2022).
Baca Juga
Advertisement
Secara keseluruhan, para pengendara Ducati Desmosedici begitu berjaya pada balapan MotoGP San Marino. Karena total tiga pembalap Ducati tembus lima besar.
Sementara Fabio Quartararo sang pimpinan klasemen harus puas finis kelima.
Eks pembalap, Michael Laverty punya analisis menarik soal kiprah Fabio Quartararo yang menurutnya dalam tekanan berat lantaran banyaknya pembalap Ducati yang kencang.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tekanan untuk Fabio Quartararo
Apalagi Laverty menganalisis bahwa pada sisa balapan MotoGP 2022, begitu banyak karakteristik trek berpihak kepada pembalap Ducati.
Artinya Fabio Quartararo dalam tekanan berat. Karena bukan cuma Pecco Bagnaia, ada banyak pembalap Ducati yang harus ia kalahkan.
"Ducati sangat kuat di Misano. Ini adalah prospek yang mengkhawatirkan bagi Fabio Quartararo," kata Laverty.
"Dia akan mulai merasakan tekanan. Ducati kuat di banyak sirkuit berbeda pada sisa balapan MotoGP 2022," lanjutnya.
Advertisement
Puji Quartararo
Meskipun begitu, Laverty turut memuji performa Fabio Quartararo pada balapan MotoGP San Marino.
Buat Laverty, finis kelima dengan motor Yamaha yang tidak kompetitif merupakan raihan luar biasa.
"Fabio melakukan keajaiban, seperti yang kami katakan setiap akhir pekan. Tapi finis kelima adalah yang terbaik yang bisa dia lakukan," Laverty menuturkan.
"Dia masih mengendarai balapan yang luar biasa tetapi dia masih belum ada di sana untuk memperebutkan kemenangan," tambahnya.