Sukses


Vinales Marah Besar Balapan WorldSSP300 Kembali Bikin Pembalap Muda Meninggal Dunia

Bola.com, Jakarta - Pembalap Aprilia Racing MotoGP, Maverick Vinales, mengecam kelas pendukung WorldSBK, WorldSSP 300 dan menyebutnya sebagai kategori balap yang tak berguna. Hal ini ia katakan karena kelas itu kembali menelan korban. Pembalap muda asal Belanda, Victor Steeman, meninggal dunia pada Selasa (11/10/2022).

Steeman mengembuskan napas terakhir usai tiga hari koma akibat cedera kepala yang parah, menyusul kecelakaan hebat yang ia alami dalam Race 1 WorldSSP300 di Sirkuit Algarve, Portimao, Portugal, Sabtu (8/10/2022). Setahun lalu, sepupu Vinales, Dean Berta Vinales, juga meninggal dunia akibat kecelakaan di Jerez, Spanyol.

Kala itu, Dean Berta juga mengalami kecelakaan di Race 1. Sama seperti Steeman, insiden yang ia alami juga melibatkan banyak pembalap karena melaju dalam kelompok besar. Dean Berta meninggal dunia dalam usia 15 tahun, sementara Steeman meninggal dunia dalam usia 22 tahun. Vinales pun merasa sangat marah.

"Opini saya soal WorldSSP300 selalu sama. Saya sudah bilang sebelum insiden Dean. Kategori dengan motor 140 kg yang hanya bisa melaju maksimal 140 km/jam di trek lurus, adalah kategori yang tak berguna. Anda tak belajar apa pun. Jika motor Anda melaju lebih cepat 2 km/jam saja, maka Anda bisa menang," ujarnya via Crash.net, Kamis (14/10/2022).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Motor GP125 Lebih Baik dari Moto3 dan WorldSSP300

Vinales menyatakan kelas-kelas junior masa kini, seperti Moto3 dan WorldSSP300, punya performa motor yang mudah diraih, tak seperti GP125. Vinales, salah satu rider dari generasi yang pernah mengendarai motor GP125, menyatakan bahwa motor tersebut sangat sulit dikendarai dan hanya bisa dijinakkan rider bertalenta.

"Saya ingat, waktu kecil, saya harus mengendarai 125cc 2-tak. Jika Anda tak bertalenta, mustahil bisa menang atau membuntuti rider yang baik. Saya ingat, saya tiba di kejuaraan dunia dan ketika pertama kali membuntuti seseorang, saya mengalami highside. Jadi, saya dapat pelajaran," kisah Vinales.

"Namun, saat ini, begitu juga di Moto3, Anda lihat para rider berkendara bersama-sama dalam kelompok. Dulu tidak begini, karena talenta lebih menentukan, tak peduli motor Anda lebih cepat atau lebih lambat," ungkap rider yang mengendarai motor 125cc di berbagai ajang pada 2007-2011, sebelum menjuarai Moto3 2013.

Menurut Vinales, masalah utama WorldSSP300 adalah motornya yang seberat 140 kg dan tak punya kecepatan yang baik. Kombinasi dua hal ini membuat 30 pembalap berkendara bersama-sama karena levelnya setara. Alhasil, ketika rider di depan jatuh, yang di belakang tak bisa menghindar. Ini bisa berakibat fatal.

3 dari 4 halaman

Batasan Usia Bukan Penyebab Masalah

Usai meninggalnya Dean Berta, FIM meningkatkan batasan usia peserta untuk kelas-kelas junior. Namun, menurut Vinales solusi ini tak relevan. "Ini bukan soal batasan usia, bukan soal rider, karena masalahnya adalah motor. Motor ini tak punya tenaga, tetapi beratnya mirip MotoGP. Remnya jelek. Swingarm-nya dari motor jalanan," ucapnya.

"Jadi, masalahnya justru pada kategorinya. Ini bukan karena pembalap, bukan karena usia yang muda. Pasalnya, saat berusia 13 tahun, saya naik 125cc dan hal buruk tidak terjadi karena 20 rider tak berkendara dalam satu kelompok. Kami hanya terdiri dari 3-4 orang, karena mengendarai motor 125cc tidaklah mudah," lanjut Top Gun.

Vinales bahkan mengaku dirinya sudah pernah menjajal motor yang dipakai WorldSSP300, dan menurutnya motor itu terlalu mudah dikendarai karena tak punya tenaga. "Alhasil, semua pembalap berkendara bersama-sama," keluh Vinales, yang sempat absen balapan musim lalu karena berduka atas kepergian sepupunya.

"Ada pembalap yang melaju dua detik lebih lamban, tetapi ketika membuntuti rider lain, mereka bisa menyusul yang terdepan. Pada dasarnya, motor ini terlalu berat, tak bertenaga, dan semua jadi berkendara bersama-sama. Saya rasa inilah masalah terbesarnya," pungkas Vinales.

4 dari 4 halaman

Klasemen Sementara MotoGP 2022

  1. Fabio Quartararo - Monster Energy Yamaha - Yamaha - 219
  2. Francesco Bagnaia - Ducati Lenovo Team - Ducati - 217
  3. Aleix Espargaro - Aprilia Racing - Aprilia - 199
  4. Enea Bastianini - Gresini Racing - Ducati - 180
  5. Jack Miller - Ducati Lenovo Team - Ducati - 179
  6. Brad Binder - Red Bull KTM Factory Racing - KTM - 154
  7. Johann Zarco - Prima Pramac Racing - Ducati - 151
  8. Miguel Oliveira - Red Bull KTM Factory Racing - KTM - 131
  9. Jorge Martin - Prima Pramac Racing - Ducati - 127
  10. Maverick Viñales - Aprilia Racing - Aprilia - 122
  11. Alex Rins - Team SUZUKI ECSTAR - Suzuki - 112
  12. Luca Marini - Mooney VR46 Racing Team - Ducati - 101
  13. Marc Marquez - Repsol Honda Team - Honda - 84
  14. Marco Bezzecchi - Mooney VR46 Racing Team - Ducati - 80
  15. Joan Mir - Team SUZUKI ECSTAR - Suzuki - 77
  16. Alex Marquez - LCR Honda CASTROL - Honda - 50
  17. Pol Espargaro - Repsol Honda Team - Honda - 49
  18. Takaaki Nakagami - LCR Honda IDEMITSU - Honda - 46
  19. Franco Morbidelli - Monster Energy Yamaha - Yamaha - 31
  20. Fabio Di Giannantonio - Gresini Racing - Ducati - 23
  21. Andrea Dovizioso - WithU Yamaha RNF - Yamaha - 15
  22. Darryn Binder - WithU Yamaha RNF - Yamaha - 10
  23. Remy Gardner - Tech3 KTM Factory Racing - KTM - 9
  24. Raul Fernandez - Tech3 KTM Factory Racing - KTM - 9
  25. Cal Crutchlow - WithU Yamaha RNF - Yamaha - 3
  26. Stefan Bradl - Repsol Honda Team - Honda - 2
  27. Michele Pirro - Aruba.it Racing - Ducati - 0
  28. Lorenzo Savadori - Aprilia Racing - Aprilia - 0
  29. Danilo Petrucci - Team SUZUKI ECSTAR - Suzuki - 0
  30. Kazuki Watanabe - Team SUZUKI ECSTAR - Suzuki - 0
  31. Tetsuta Nagashima - LCR Honda IDEMITSU - Honda - 0

Sumber: Crashnet

Disadur dari: Bola.net (Anindhya Danartikanya, published 14/10/2022)

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer