Bola.com, Jakarta - Fenomena baru terjadi di MotoGP. Pabrikan asal Eropa: Aprilia, KTM dan khususnya Ducati memperlihatkan performa motor luar biasa.
Sebaliknya, Honda dan Yamaha, pabrikan Jepang yang sangat dominan sejak era peralihan kelas 500cc ke MotoGP, justru harus gigit jati.
Baca Juga
Advertisement
Fenomena di atas terlihat pada persaingan MotoGP 2023. Dalam tujuh seri pertama musim ini, kemenangan sprint race disabet Ducati dan KTM.
Dalam main race, pabrikan Jepang baru sekali menang, yakni lewat Honda yang memenangi Seri Austin bersama Alex Rins.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sindiran Ducati
General Manager Ducati Corse, Gigi Dall'Igna, memberikan komentar soal jebloknya performa Honda dan Yamaha di MotoGP 2023.
Menurutnya Honda dan Yamaha terlalu terfokus kepada satu rider. Marc Marquez di kubu Honda, Fabio Quartararo di Yamaha.
"Kesalahan strategi mereka adalah hanya mengikuti satu rider. Mereka menjadikan hasil balap dan sensasi pembalap utama mereka, yakni Fabio untuk Yamaha dan Marc untuk Honda, sebagai dasar pengembangan motor," ujarnya lewat La Stampa, seperti dikutip via GPOne, Rabu (21/06/2023).
"Yang dikatakan rider top atau juara kepada Anda sering kali bukan hal yang sebenarnya terjadi, karena talenta mereka menutupi semua masalah pada motornya."
"Secara paradoks, untuk mengembangkan proyek dengan baik, Anda harus mendengarkan semua suara, semua rider," lanjut pria Italia ini.
Advertisement
Kalah Jumlah
Ducati sendiri sangat dominan di ajang MotoGP saat ini. Bayangkan mereka punya delapan motor yang semuanya kompetitif.
Bahkan semua tim satelit mereka: ada tiga, punya kemampuan untuk setidaknya naik podium. Bandingkan dengan Yamaha yang bahkan tidak punya tim satelit. Sementara Honda cuma memiliki satu tim satelit: LCR Honda.
Mendengarkan aspirasi seluruh pembalap Ducati juga tak membuat Dall'Igna cemas soal kemungkinan mereka bentrok karena sama-sama kuat.
Semua Harus Kompetitif
Menurutnya, sudah tugas Ducati membuat mereka tampil kompetitif. Ia hanya berharap mereka bertarung secara sportif dan saling menghormati.
"Saya menyukai semua rider saya, dan saya ingin mereka semua meraih kepuasan yang layak mereka dapatkan. Namun, sudah jelas pada akhir musim hanya ada satu yang bisa jadi juara. Yang penting, pertarungan mereka harus adil, dan itulah ketertarikan utama saya," ucapnya.
"Jika rider kami berebut gelar dengan rider pabrikan lain, kami akan melakukan segalanya demi membantu. Namun, jika kami mencapai akhir musim dengan menghadapi situasi seperti sekarang (Pecco Bagnaia vs Jorge Martin), tiap rider Ducati punya kebebasan untuk memainkan kartunya sendiri," tutupnya.
Sumber: La Stampa, GPOne
Â
Advertisement