Sukses


Ketika Pecco Bagnaia Jadi Korban Politik Kebijakan Ducati di MotoGP

Bola.com, Jakarta - Ducati belajar dari pengalaman Andrea Dovizioso ketika berturut-turut jadi runner-up MotoGP pada musim 2017-2019.

Kala itu, cuma Andrea Dovizioso yang bisa kompetitif dengan motor Ducati Desmosedici. Pimpinan proyek Ducati MotoGP, Gigi Dall'Igna enggan melihat timnya jadi seperti Honda dengan Marc Marquez.

Politik kebijakan Ducati pun berubah, semua pembalap pengendara Desmosedici saat ini super kompetitif.

Puncaknya, Pecco Bagnaia keluar sebagai juara dunia pembalap pada MotoGP 2022. Namun kebijakan Ducati ini justru mempersulit hidup seorang Pecco Bagnaia.

Ya, kini ia justru harus menghadapi fakta, semua rivalnya untuk jadi juara dunia MotoGP 2024 adalah pengendara Desmosedici. Dari Marco Bezzecchi sampai paling menakutkan Jorge Martin.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Sosok Jorge Martin

Nama Jorge Martin bahkan sangat merepotkan hidup seorang Pecco Bagnaia dalam persaingan menjadi juara dunia MotoGP 2023.

Rekan setim Martin di Pramac, Johann Zarco pernah mengatakan, pembalap asal Spanyol itu telah mempelajari fase pengereman Bagnaia dengan motor Desmosedici sehingga punya kecelapan tikungan luar biasa.

Langkah di atas dipermudah karena Ducati membuka akses data telemetri semua pembalap. Kembali lagi, ini merupakan politik kebijakan Ducati agar bukan cuma Bagnaia bisa kencang.

 

3 dari 3 halaman

Analisis Zarco

"Fase pengereman adalah kekuatan motor Ducati, jika Anda memaksimalkannya, Anda bisa menghancurkan siapapun," Zarco memberikan analisis.

"Jorge Martin sekarang melakukan hal itu dan punya kecepatan tikungan luar biasa, seperti yang diperlihatkan Bagnaia dan Bezzecchi," lanjutnya.

Pada sebuah kesempatan, Martin pernah mengatakan dirinya memang mempelajari data telemetri milik Bagnaia. "Dari data telemetri, Anda bisa lihat Pecco sangat kuat pada sistem pengereman," ujarnya. 

Ya, kesimpulannya, Bagnaia harus jadi korban dari politik kebijakan Ducati. Pertanyaannya, apakah dia bisa mengalahkan Jorge Martin untuk mempertahankan titel juara dunia MotoGP 2023? Yuk sama-sama kita tunggu. 

Sumber: Speedweek 

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer