Bola.com, Jakarta - Memperkuat Pramac Racing, tim satelit terkuat Ducati karena berbekal motor spek pabrikan, Franco Morbidelli justru terpuruk pada dua balapan awal MotoGP 2024.
Pada Main Race MotoGP Qatar dan Portugal, berturut-turut, pembalap didikan Valentino Rossi itu cuma finis posisi 18.
Baca Juga
Advertisement
Ada apa dengan Franco Morbidelli? Tampaknya fakta ia harus melewatkan tes pramusim akibat cedera jadi penyebabnya.
Alhasil kini meski bermodal motor paling kencang di grid, Franco Morbidelli mengaku tidak merasakan nyaman. Yuk scroll ke bawah untuk membaca komentar eks pembalap pabrikan Yamaha ini.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Komentar Franco Morbidelli
"Yang paling saya rindukan dari mengendarai motor MotoGP adalah pengetahuan dan kebebasan melakukan sesuatu secara refleks," kata Franco Morbidelli.
"Saya harus berpikir terlalu banyak saat menggunakan perangkat, atau tentang perpindahan gigi, yang berbeda dari biasanya."
"Saat ini saya sedang memikirkan banyak hal dan saya tidak fokus dalam mengemudi dan memaksimalkan berkendara. Tapi itu yang terjadi kalau tidak punya banyak kilometer? Kita kekurangan itu," tambahnya.
Advertisement
Tidak Menyalahkan Motor Ducati
Oleh karena itulah, Franco Morbidelli sama sekali tidak menyalahkan motor Ducati Desmosedici atas performa buruk pada awal musim.
"Itu adalah hal yang paling mengesankan. Saya merasa sangat baik dengan paket ini dan saya merasakan banyak potensi dengannya," kata Morbidelli.
"Ini adalah masalah membiasakan diri mengendarai motor dan dalam waktu sesingkat mungkin, mendapatkan maksimal, yang ini belum saya lakukan," tambahnya.