Bola.com, Jakarta - Tercatat 17 poin selisih antara Jorge Martin dan Pecco Bagnaia pada dua balapan tersisa MotoGP 2024. Sirkuit Sepang, Malaysia dan Ricardo Tormo, Valencia akan jadi pembuktian siapa terbaik di antara keduanya.
Melihat tren performa beberapa seri terakhir, Jorge Martin tampak lebih siap dalam persaingan menghadapi juara dunia MotoGP dua musim terakhir, Pecco Bagnaia.
Baca Juga
3 Alasan Jorge Martin Bisa Kalahkan Pecco Bagnaia untuk Jadi Juara Dunia MotoGP Musim Ini: Marc Marquez Juga Mainkan Peran!
3 Catatan Menarik usai MotoGP Jepang 2024: Keterpurukan Honda dan Yamaha, Perpisahan Takaaki Nakagami
3 Momen Tak Terlupakan Sepanjang MotoGP Mandalika 2024: Balapan Becak Motor sampai Motor Marc Marquez Terbakar
Advertisement
Terbaru pada Main Race MotoGP Thailand hari Minggu (27/10/2024), Pecco Bagnaia memang finis pertama. Namun fakta Martin finis kedua, membuat dirinya tidak kehilangan banyak podium.
Tidak bisa dimungkiri, keunggulan 17 poin membuat sosok Jorge Martin di atas angin. Namun Bola.com mencatat dua keajaiban yang bisa membuat rider Pramac Racing itu gagal jadi juara. Yuk scroll ke bawah untuk mengetahuinya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Selalu Gagal Finis
Mustahil tapi bisa saja terjadi. Ya saat ini tersisa empat race lagi dari total dua seri terakhir MotoGP 2024.
Jika selalu gagal finis pada putaran MotoGP Malaysia plus Valencia, maka Jorge Martin dipastikan akan kehilangan posisi pertama.
Karena Pecco Bagnaia merupakan pembalap konsoisten. Pada setiap balapan, ia punya kans untuk setidaknya finis tiga besar.
Advertisement
2. Peran Ducati
General Manager Ducati Lenovo Team, Luigi Dall'Igna selalu mengatakan pihaknya netral dalam persaingan Jorge Martin dan Pecco Bagnaia.
Namun siapa tahu, pendirian pabrikan asal Italia ini berubah pada dua seri terakhir. Maklum Pecco Bagnaia merupakan pembalap pabrikan, sementara Martin hanyalah rider satelit.
Lalu ditambah fakta, musim depan, Martin cabut dari Pramac Racing untuk gabung pabrikan Aprilia. Jadi demi gengsi, Ducati mungkin lebih senang melihat Bagnaia yang keluar sebagai juara.