Bola.com, Jakarta - Pecco Bagnaia harus melawan statistik pada seri terakhir MotoGP 2024 di Sirkuit Catalunya, Barcelona akhir pekan ini.
Melawan statistik karena sejarah menuliskan hanya dua kali dalam era MotoGP, seorang pembalap yang memimpin klasemen gagal menjadi juara dunia pada seri terakhir.
Baca Juga
Advertisement
Dua kesempatan tersebut terjadi 2006 dan 2015. Menariknya dalam dua kesempatan tersebut, nasib sial selalu menimpa guru dari Pecco Bagnaia, Valentino Rossi.
Valentino Rossi melihat gelar juara dunia MotoGP 2006 direbut oleh Nicky Hayden setelah kalah dengan selisih hanya delapan poin.
Lalu pada MotoGP 2015, Rossi menyerahkan titel juara dunia dalam persaingan seri terakhir di Valencia kepada Jorge Lorenzo.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pecco Bagnaia Sulit
Situasinya, jelang balapan seri terakhir bertajuk Solidarity motorcycle Grand Prix, Jorge Martin masih memimpin klasemen.
Jorge Martin memimpin dengan keunggulan 24 poin dari Pecco Bagnaia. Artinya peluang pembalap Ducati itu sangat berat.
Secara matematis, Jorge Martin hanya perlu memenangkan Sprint Race di hari Sabtu untuk memastikan gelar. Namun Bagnaia menegaskan bakal berjuang sampai titik darah penghabisan.
"Kami masih memiliki peluang, dan meskipun akan sulit, kami akan memberikan segalanya sampai akhir," kata Bagnaia.
"Terlepas dari hasilnya, merupakan suatu kehormatan untuk sekali lagi berada dalam persaingan titel juara dunia di balapan terakhir musim ini," tambahnya.
Advertisement