Bola.com, Jakarta - Minggu, 17 November 2024 jadi momen bersejarah untuk Jorge Martin. Pertanyaannya, akankah jadi sejarah manis atau buruk?
Jorge Martin layaknya musim lalu, kembali bersaing dengan Pecco Bagnaia untuk memperebutkan titel juara dunia sampai seri terakhir.
Baca Juga
Advertisement
Musim lalu, Jorge Martin kalah dalam persaingan. Namun pada MotoGP 2024, ia punya kans besar mengingat membawa modal keunggulan 19poin dari Pecco Bagnaia menuju balapan terakhir musim ini di Sirkuit Catalunya, Barcelona hari Minggu (17/11/2024) malam WIB.
Jorge Martin telah melalui ujian pertama saat Sprint Race kemarin dengan baik. Oke ia hanya finis ketiga saat Pecco Bagnaia menang balapan.
Tapi lebih baik finis ketiga, ketimbang ambil risiko menyalip Enea Bastianini yang ada di urutan kedua dan berpotensi nol poin karena crash.
Pada Main Race MotoGP Barcelona semua ada di tangan Martin. Andai Bagnaia menang lagi, ia hanya perlu finis sembilan untuk jadi juara dunia.
Happy ending terjadi. Jorge Martin membawa nomor motor 1 ke Aprilia plus mencetak sejarah pembalap tim satelit pertama juara dunia era MotoGP.
Masalahnya bisakah Martin melewati tantangan Bagnaia yang lebih berpengalaman lantaran dua kali juara dunia?
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Now or Never!
Now or never! Itu kata-kata dari eks pembalap yang kini menjadi pengamat Michael Laverty. Dia mengingatkan Jorge Martin bahwa MotoGP 2024 bisa jadi kesempatan terakhir untuk meraih titel juara dunia.
Michael Laverty beralasan, musim depan, Jorge Martin tidak lagi mengendarai motor Ducati Desmosedici lantaran hengkang ke Aprilia.
Laverty tidak melihat Aprilia akan memberikan Martin motor kompetitif untuk bersaing menjadi juara dunia.
"Dalam waktu dekat, hingga perubahan regulasi 2027 tiba, ini adalah eranya Ducati. Jadi siapapun pembalapnya, yang pasti Ducati akan terus jadi juara dunia musim 2025 dan 2026," tegas Laverty.
"Martin akan pergi ke Aprilia dan ini mungkin akan menjadi waktu yang sulit. Semoga mereka bisa memberinya motor untuk tetap berada di level ini, tapi saya meragukannya."
Advertisement
Aleix Espargaro Bahkan Ragu
Komentar kurang lebih sama dikatakan pembalap Aprilia Racing musim ini Aleix Espargaro. Dia mencemaskan level performa sahabatnya, Jorge Martin, ketika menggantikan posisinya di MotoGP 2025.
Menurutnya, perjuangan Martin di atas RS-GP bakal tak semudah yang ia lakukan bersama Ducati dan Prima Pramac Racing selama empat musim terakhir.
"Kedatangan Martin bikin saya sangat senang, tapi juga bikin saya takut. Takkan mudah usai lama di Ducati, mengendarai motor pemenang, untuk datang ke Aprilia yang konsepnya benar-benar berbeda," kata Aleix Espargaro.
"Ini takkan mudah, tapi dia sahabat saya, dan meninggalkan motor saya untuknya rasanya seperti mimpi," ujarnya.
Jorge Martin Bakal Juara Dunia
Namun, sebelum penasaran menyaksikan aksi Martin di atas Aprilia, Espargaro berharap rider Spanyol berusia 26 tahun itu sukses merebut gelar dunia musim ini.
Saat ini, Martin berada di puncak klasemen pembalap dengan 485 poin, unggul 24 poin atas Bagnaia. Espargaro pun optimistis Martin bisa jadi juara dunia.
"Jorge akan memenangkannya. Ia punya keuntungan yang baik. Ia telah membuktikan bahwa ia cepat, terutama di beberapa balapan terakhir," ujar Aleix.
"Perbedaan antara Pecco dan Jorge dibandingkan pembalap lainnya sungguh impresif, mengingatkan saya kepada duel-duel legendaris pada masa lalu. Mereka berdua layak jadi juara," tutupnya.
Advertisement