Bola.com, Jakarta - Pembalap pabrikan Ducati, Marc Marquez, secara terang-terangan menyebut adiknya, Alex Marquez, sebagai lawan terberatnya dalam perebutan gelar juara dunia MotoGP 2025 setelah keduanya terlibat duel sengit di Grand Prix Argentina, Senin dini hari WIB (17-3-2025).
Marc Marquez kembali mencatatkan akhir pekan yang sempurna di Argentina dengan meraih pole position, kemenangan di sprint race, dan kemenangan di balapan utama.
Advertisement
Namun, keberhasilannya kali ini tidak datang dengan mudah. Alex Marquez, yang membalap untuk Gresini Ducati, memberikan tekanan luar biasa sepanjang akhir pekan.
Di sprint race, Alex hanya terpaut kurang dari satu detik dari sang kakak. Sementara di balapan utama, ia memimpin dalam waktu yang cukup lama sebelum akhirnya harus puas finis di posisi kedua dengan selisih 1,3 detik di belakang Marc.
Performa apik Alex bahkan memaksa Marc melakukan kesalahan di lap keempat, yang membuatnya kehilangan posisi terdepan.
Selama sisa balapan, Marc beberapa kali dipaksa mengambil risiko untuk bisa kembali ke posisi terdepan dan akhirnya meraih kemenangan.
Dengan hasil ini, Marc kini memimpin klasemen sementara dengan keunggulan 16 poin atas Alex, sementara Pecco Bagnaia—yang sebelumnya diprediksi menjadi pesaing utama—terpaut 31 poin setelah hanya mampu finis di posisi keempat dengan selisih 5,536 detik dari Marc.
Balapan di Argentina juga menjadi kali pertama bagi Bagnaia gagal naik podium dalam balapan utama sejak Grand Prix Emilia Romagna.
Sebagai Penasihat Teknis PSSI, Jordi Cruyff akan fokus membangun sepak bola Indonesia Indonesia dalam lima aspek
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Marc Marquez: Alex adalah Lawan Terkuat
Saat ditanya setelah balapan apakah seorang kakak seharusnya mengalah pada adiknya, Marc Marquez menjawab dengan tegas:
"Tidak selalu. Kalau sudah lewat usia 20 atau 22 tahun, semuanya jadi seimbang!"
Marc kemudian memuji performa adiknya, yang menurutnya tampil konsisten.
"Hari ini saya sangat terkesan dengan cara Alex membalap. Dia sangat halus," ujar Marc.
"Saya tahu, ketika dia benar-benar percaya diri, dia mampu menjadi juara dunia, seperti yang sudah dia lakukan di Moto3 dan Moto2. Jadi, pada akhirnya, dia adalah lawan utama saya di perebutan gelar juara."
Advertisement
Membiarkan Alex Menang
Marc Marquez memulai balapan dengan baik setelah meraih holeshot dari pole position dan memimpin selama tiga lap pertama. Namun, pada awal lap keempat, ia melebar di Tikungan 1 dan Alex langsung memanfaatkan celah tersebut untuk mengambil alih pimpinan balapan.
Kendati akhirnya berhasil merebut kembali posisi terdepan pada lap ke-21 dari 25, Marc mengakui bahwa sempat terlintas di pikirannya untuk membiarkan Alex menang.
"Hari ini saya benar-benar terkesan dengan Alex," ujar Marc.
"Pada satu titik dalam balapan, saya sempat berpikir untuk finis di posisi kedua karena dia membalap dengan sangat halus, menjaga kecepatan di tikungan dengan sangat baik."
"Ban motornya tidak banyak tergelincir, dan saya berpikir, 'Oke, hari ini dia ada di level lain'," aku Marc.
Namun, Marc akhirnya memutuskan untuk tetap bertarung hingga akhir.
"Pada akhirnya saya bertahan dan mengambil banyak risiko, seperti yang bisa Anda lihat. Mungkin di beberapa titik saya mengambil risiko yang terlalu besar," ungkapnya.
Meski begitu, ia tetap merasa puas dengan kemenangan serta kerja keras tim Ducati Lenovo, dan juga tetap menjaga atmosfer positif dalam keluarganya.
Bagi Strategi
Menariknya, Marc juga mengungkapkan bahwa ia telah membagikan strategi balapnya kepada Alex sebelum balapan dimulai.
"Hari ini sebenarnya bukan rencana saya untuk berada di belakang Alex," kata Marc.
"Rencana awal saya adalah memimpin sepanjang balapan."
"Kami sangat jujur satu sama lain. Saya bilang ke dia, 'Saya akan mencoba memimpin balapan, dan jika kamu ada di belakang, tetaplah di sana sampai lap 12 atau 14, lalu saya akan mulai menyerang'," ungkapnya.
Alex pun mengikuti strategi yang sama, bahkan saat ia memimpin balapan.
"Saat dia berada di depan, di lap 12 dan 14, dia mulai mencatatkan waktu 1 menit 38 detik di awal, mengikuti strategi yang sama," ujar Marc.
Bagi Marc, hal yang paling penting adalah kejujuran dalam hubungan mereka.
"Yang terpenting adalah kami jujur satu sama lain. Alex akan menang di beberapa balapan, lebih dari satu kali, dan saya akan sangat senang untuknya. Tapi, jika saya menang, tentu saya juga senang," tegas Marc, yang lebih tua empat tahun dari Alex.
Sumber: Crash
Advertisement