Bola.com, San Antonio - Manu Ginobili mendapat sambutan meriah dari fans San Antonio Spurs saat keluar lapangan pada Gim 4 final Wilayah Barat kontra Golden State Warriors, Selasa (23/5/2017) WIB. Penggemar yang memadati AT&T Center memberikan standing ovation sambil meneriakkan nama 'Ma-nu!' seolah itu menjadi laga perpisahan Ginobili.
"Teriakan fans membuat dunia terasa sedikit bergetar," kata Ginobili seperti dikutip dari situs resmi NBA.
Advertisement
Baca Juga
Wajar penggemar Spurs memberikan penghormatan luar biasa untuk Ginobili. Pemain asal Argentina itu telah menjadi icon bola basket dunia setelah berkarier selama 15 tahun.
Banyak yang melupakan seperti apa NBA pada 2002 ketika Ginobili pertama kali menari-nari di lapangan saat kepalanya masih memiliki rambut hitam yang panjang. Berselang satu setengah dekade, Ginobili belum kehilangan sentuhan magisnya meski rambutnya sudah mulai menghilang.
Ginobili tak mengatakan bahwa kekalahan dari Warriors pada Gim 4 lalu merupakan laga terakhirnya di NBA. Namun, akhir perjalanan Ginobili memang sudah dekat. Dia akan berusia 40 tahun pada Juli.
"Saya menjadikan Manu starter pada laga ini sebagai tanda respek saya kepadanya. Kami tak tahu apakah ini laga terakhirnya atau bukan dan saya tak mau melewatkan kesempatan ini untuk memberikan penghormatan kepadanya di depan fans kami," kata pelatih Spurs, Gregg Popovich.
Bagi Ginobili, itu merupakan pertama kalinya dia tampil sebagai strater sejak 24 Maret 2014. Meski punya kemampuan setara pemain Hall of Fame, Ginobili memilih menanggalkan egonya dan rela menjadi pemain bench demi kepentingan tim. Hasilnya, Ginobili membentuk trio maut bersama Tim Duncan dan Tony Parker yang menghasilkan empat titel NBA.
"Pengorbanan Manu membuat kami menjelma menjadi tim yang lebih bagus," ujar Popovich.
Spurs memilih Ginobili sebagai pilihan ke-57 keseluruhan pada draft NBA 1999. Namun, Ginobili baru bergabung dengan Spurs tiga tahun kemudian dan langsung menjadi pemain penting Spurs saat meraih titel NBA 2002/2003 lewat permainan yang agrsif.
"Manu Ginobili merupakan pemain yang luar biasa untuk permainan bola basket, NBA, dan Spurs," kata bintang Warriors, Stephen Curry.
"Mayoritas dari kami tumbuh besar dengan menyaksikan aksi Manu dan sangat respek dengan permainannya. Jadi, bisa bermain dan berduel dengannya selama bertahun-tahun rasanya sangat spesial," ujar bintang Warriors lainnya, Kevin Durant.
Ginobili sudah dianggap seperti dewa di tanah kelahirannya Argentina. Saat Ginobili melakukan kunjungan ke rumah sakit di Buenos Aires sebagai duta NBA pada 2005, seorang pasien rela berlari ke lorong demi bertemu Ginobili.
"Manu! Manu! Tolong sembuhkan saya," teriak seorang pasien pria.
Ginobili dikenal sebagai pemain yang ramah kepada awak media. Dia selalu menjawab pertanyaan dari para jurnalis, serius atau bercanda, dengan bahasa Inggris atau Spanyol, dengan senang hati.
Ginobili secara virtual menjadi Tuhan-nya bola basket dunia ketika memimpin Argentina merebut medali emas Olimpiade Athena 2004 dengan membungkam tim kuat AS.
Manu juga berstatus sebagai legenda Spurs. Jika Duncan adalah tulang punggung dan Parker adalah jantung tim, maka Ginobili adalah roh-nya Spurs. Ketiganya merupakan trio tersukses sepanjang sejarah NBA.
Tahun lalu, Ginobili meneken kontrak berdurasi satu tahun untuk bermain pada musim ini. Kontraknya akan habis pada 1 Juli 2017.
"Semua tergantung perasaan saya. Fans menganggap saya akan pensiun dan tentu saja saya semakin dekat dengan momen itu. Kini saya harus memilih satu di antara dua pilihan yang sama-sama indah. Pertama adalah terus memainkan olahraga yang saya cintai. Opsi lainnya adalah menikmati hidup bersama keluarga saya. Apapun yang saya pilih, saya tak akan merasa sedih," kata Manu Ginobili.