Bola.com, New York - Laga Final NBA 2017 terdengar seperti kelas fisika di Sekolah Menengah Atas karena akan mempertemukan kekuatan yang sulit dibendung (LeBron James) dengan serangan yang sukar dijaga (Golden State Warriors).
Final ketiga beruntun antara Cleveland Cavaliers dan Warriors menjanjikan duel seru dan menegangkan.
Advertisement
Baca Juga
Tak ada yang terkejut dengan pertemuan Cavaliers kontra Warriors pada laga puncak musim ini. General manager tim-tim NBA sudah memprediksi duel ini pada musim gugur. Fans dan media sudah mempromosikan duel ini sejak kedua tim saling berhadapan pada musim reguler. Bisa dibilang inilah klimaks yang diinginkan semua pihak untuk menutup NBA 2016/2017.
Tak ada jaminan duel Cavaliers kontra Warriors berakhir cepat atau kedua tim saling mengalahkan hingga Gim 7 dengan atau tanpa drama.
Rivalitas antara Cavaliers dan Warriors dimulai sejak Final NBA 2015. Persaingan panas tersebut terbentuk dari bentrokan talenta luar biasa Warriors dengan determinasi dan antusiasme Cavaliers yang bersumber dari James.
Masing-masing tim punya peluang menjadi penguasa era ini. James akan tampil di Final NBA untuk ketujuh kali secara beruntun, telah menjadi pemain dengan jumlah poin terbanyak di playoff sepanjang masa, dan memimpin Cavaliers menuju titel kedua. Sementara itu, Golden State berambisi menandai tiga tahun terakhir luar biasa yang diwarnai titel 2015, rekor musim reguler 73-9, raihan dua MVP Stephen Curry, dan perekrutan pemain spektakuler dalam diri Kevin Durant, dengan kembali merebut trofi Larry O'Brien.
Cleveland Cavaliers dan Golden State Warriors sama-sama ingin menjadi kampiun pada Final NBA 2017, tapi hanya satu yang akan jadi pemenang.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
3 Pertanyaan Cepat dan Jawaban
1. Apa yang berbeda dari tahun lalu?
Cleveland menambah kedalaman roster dengan mendatangkan Kyle Korver, Deron Williams, dan Derrick Williams. Di sisi lain, Golden State mengontrak Kevin Durant yang berstatus free agent pada musim panas lalu. JaVale McGee, Zaza Pachulia, David West, dan Matt Barnes juga menambah kekuatan Warriors. Pelatih interim Warriors yang sementara menggantikan Steve Kerr, Mike Brown, merupakan mantan pelatih Cavaliers.
2. Apakah LeBron James dan Kevin Durant akan saling menjaga?
Jika James dan Durant saling menjaga satu sama lain, maka hal itu akan menghasilkan tontonan menarik seperti pada final edisi 2012. Saat itu, James memperkuat Miami Heat dan Durant masih berkostum Oklahoma City Thunder. Hasilnya, James dan Heat mengalahkan Durant dan Thunder dalam lima gim. Hanya, kali ini sulit melihat keduanya berduel. James kemungkinan besar akan dijaga oleh Draymond Green.
3. Siapa yang akan menjadi faktor 'X'?
Klay Thompson berpeluang menjadi senjata mematikan Warriors saat Curry dan Durant dijaga rapat pemain bertahan lawan, sedangkan Cavaliers bisa mengandalkan Kevin Love untuk mendulang poin-poin cepat pada awal laga.
Advertisement
Angka-angka Menarik
120,7 - Cavaliers mencetak 120,7 poin per 100 possessions sepanjang playoff ini atau yang tertinggi di NBA dalam 40 tahun. Persentase field goal efektif Cavaliers pada postseason ini yang mencapai 59,8 persen merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah NBA.
99,1 - Warriors hanya kemasukan 99,1 poin per 100 possessions di playoff ini atau yang paling sedikit di antara tim-tim lain.
18,5 - Pada Final NBA 2016, Cavaliers surplus 18,5 poin per 100 possessions saat Tristan Thompson bermain. Saat Thompson ada di lapangan, Warriors cuma mencetak 98,6 poin per 100 possesions. Sedangkan saat Thompson duduk di bench, Warriors mampu mencetak 117,1 poin per 100 possessions.
Prediksi NBA.com
Pertahanan Cavaliers tak sekuat Warriors. Jika Cavaliers kesulitan dalam transisi, mereka akan berada dalam masalah besar. Apabila Green bisa terus bermain, Warriors bisa menang dalam enam gim.
Advertisement