Bola.com, Oakland - Setiap laga final sebuah kejuaraan pasti memiliki faktor X. Masing-masing tim yang akan saling berhadapan kerap mewaspadai pemain di kubu lawan yang berpotensi menjadi faktor X. Mereka mengamati pemain itu lewat pemandu bakat atau rekaman video dan menyiapkan strategi untuk mengantisipasi pemain tersebut. Tak terkecuali Golden State Warriors dan Cleveland Cavaliers yang akan berduel pada Final NBA 2017.
Advertisement
Baca Juga
Namun, bagaimana dengan faktor Z? Dalam kasus ini, Zaza Pachulia?
Pachulia, big man dan starter Warriors yang paling jauh dari status bintang, saat ini dalam kondisi sehat dan siap meladeni Cavaliers. Fans NBA dan Cleveland Cavaliers akan terbelalak jika Zaza bisa memberikan efek besar pada laga Final seperti ketika Warriors menyapu bersih San Antonio Spurs pada final Wilayah Barat.
Pachulia menjadi sorotan karena memegang peranan penting di balik keberhasilan Warriors mengeliminasi Spurs. Pada Gim 1, dia terlibat kontak dengan Kawhi Leonard sehingga bintang Spurs itu mengalami cedera dan tak bisa tampil lagi hingga playoff usai.
Setelah Leonard cedera, Spurs membuang keunggulan atas Warriors dan akhirnya menelan kekalahan. Pelatih Spurs Gregg Popovich mengamuk dan menuduh Pachulia bermain kotor dengan sengaja mencederai Leonard.
Selepas insiden tersebut, hidup Pachulia berubah. Dia mendapat tuntutan hukum dari seorang pemegang tiket terusan Spurs. Lebih parah lagi, banyak yang menyerang Pachulia lewat media sosial, mulai dari kata-kata makian sampai ancaman pembunuhan kepada keluarganya. Pachulia pun memutuskan menutup akun Instagramnya.
"Saya sudah melupakan kasus itu. Saya tak akan memikirkannya lagi karena kini lawan kami berbeda dan situasinya tak sama lagi seperti beberapa pekan lalu," kata Pachulia seperti dikutip dari situs resmi NBA.
"Apalagi ini laga Final, tim membutuhkan Anda baik secara fisik maupun mental. Setiap pemain menyikapi sebuah masalah dengan cara yang berbeda. Namun, karena ini sudah menyeret keluarga, lebih baik saya mengabaikannya," ujar Pachulia.
Pada musim perdana bersama Warriors, Pachulia memang hanya mencatat rataan 18,1 menit, 6,1 poin, dan 5,9 rebound per gim. Namun, saat Pachulia ada di lapangan, Warriors lebih sering menang. Pachulia 70 kali jadi starter pada musim reguler. Hasilnya, Warriors mencatat rekor 58-12.
Menghadapai Cleveland pada Final pertamanya, Pachulia siap mengerahkan segenap kemampuan untuk mematikan jago rebound Cavaliers Tristan Thompson. Dia akan menggunakan postur tubuhnya yang tinggi besar (2,11 meter dan 124,7 kg) untuk berduel dengan Thompson di bawah ring.
"Salah satu kekuatan kami sepanjang tahun ini adalah mendapatkan possessions ekstra dari rebound. Mereka memang juara dunia dan punya pemain yang luar biasa, tapi kami memiliki talenta yang berbeda dari tahun lalu. Peluang kami sangat besar," kata Pachulia.
Pachulia mengalami cedera tumit kaki kanan pada Gim 2 kontra Spurs dan tak bermain lagi sampai seri tersebut usai. Setelah dua pekan beristirahat, Pachulia mengaku sudah fit 100 persen.
"Tak ada masalah lagi dengan tumit saya. Saya sudah ikut latihan secara normal dengan intensitas tinggi," ujar Pachulia.
Kubu Cavaliers cukup mewaspadai Pachulia. Beberapa pemain Cavaliers yang tak mau disebut namanya mengaku akan lebih berhati-hati jika Pachulia berusaha menutup tembakan.
"Dia (Pachulia) besar, tapi lambat dan ceroboh. Itulah cara dia bertahan selama 14 tahun di NBA (dengan bermain kotor)," kata pemain Cavaliers.
"Apakah dia pemain kotor? Dia terkenal suka bermain kotor. Jadi, kami mesti waspada," ujar pemain Cavaliers lainnya.
Wasit Final NBA 2017 pasti akan mengamati setiap gerak-gerik Pachulia. Jika mampu mengatasi intimidasi suporter, Pachulia bisa menjadi faktor Z untuk Warriors.
"Saya mendapat dukungan penuh dari rekan setim. Dukungan itulah yang membuat saya bisa cepat melupakan masalah tersebut," ujar Pachulia.
Big man Golden State Warriors lain David West berharap Pachulia benar-benar menjadi faktor Z bagi timnya saat menghadapi Cavaliers pada Final NBA 2017. "Kami dalam kondisi bagus dan Zaza akan tetap bermain seperti Zaza yang biasa," kata West.