Bola.com, Cleveland - Pada Gim 2 Final NBA 2017 kontra Cleveland Cavaliers, Golden State Warriors mencatat 16 turnover lebih banyak ketimbang Gim 1. Mereka juga mencetak 16 poin lebih sedikit di area paint.
Advertisement
Baca Juga
Namun, Warriors tetap mampu mencetak 132 poin dari sekitar 110 possessions atau lebih efektif daripada Gim 1 dan keempat paling efisien sepanjang postseason ini. Ada lebih dari satu cara untuk memasukkan bola ke ring lawan dan Warriors mengeksplorasi seluruh cara itu cuma dalam 96 menit.
Hanya berselang tiga hari setelah Cavaliers tertangkap basah mencoba menjaga garis 3-point sehingga kecolongan lewat layup, Warriors membombardir Cleveland dengan 43 tembakan tiga angka atau yang keempat terbanyak dalam satu Gim pada playoff musim ini. Seperti dilansir situs resmi NBA, sebanyak 31 dari total 43 tembakan tiga angka Warriors terjadi saat pemain mereka berada dalam situasi bebas tak terkawal (uncontested).
Dengan talenta yang dimiliki Warriors, Cavs tak boleh terlalu banyak membuat kesalahan. Cavaliers harus hampir sempurna dalam defense karena Warriors merupakan tim dengan persentase tembakan tiga angka uncontested masuk terbaik pada musim ini.
Sayangnya, pada Gim 2 Cleveland Cavaliers tak bertahan dengan baik. Para pemain Warriors kerap mendapat kesempatan menembak secara leluasa tanpa gangguan dari luar garis perimeter. Cavs hanya bisa mengimbangi Warriors selama 30 menit. Setelah itu, talenta Warriors terlalu sulit untuk dihentikan oleh defense Cavaliers yang hanya cukup bagus untuk mengalahkan lawan dari Wilayah Timur.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Pertukaran Posisi Pemain (Switch) yang Gagal
Cavs hanya sekali menelan kekalahan dalam perjalanan menuju Final, yaitu pada Gim 3 Final Wilayah Timur kontra Boston Celtics. Kala itu, Celtics berhasil mencetak angka dari empat possessions terakhir mereka. Dua buckets terakhir Celtics (lewat jumper Jonas Jerebko dan Avery Bradley yang menentukan kemenangan) terjadi akibat defender Cavs kehilangan Bradley lewat screen karena satu pemain melakukan switch, sedangkan rekan setimnya tidak.
Kedua blunder itu melibatkan J.R. Smith. Menariknya, Smith pula yang kurang klik dalam switch pada Gim 2 kontra Warriors.
Setelah timeout pada kuarter pertama, Stephen Curry dan Klay Thompson bertukar posisi di baseline. Curry dari kanan ke kiri dan Thompson ke arah sebaliknya. Kyrie Irving yang seharusnya menjaga Curry terpaksa switch untuk menjaga Thompson. Namun, Smith bukannya switch mengawal Curry, dia malah ikut mengejar Thompson.
Akibatnya, LeBron James dalam posisi sulit karena harus menjaga Curry dan Kevin Durant di pojok kiri. James memutuskan mengikuti Durant sehingga Curry tak terkawal. Draymond Green yang memegang bola langsung melakukan passing kepada Curry di pojok kiri yang tanpa pengawalan sehingga bebas melepaskan tembakan tiga angka.
Kesalahan serupa terjadi pada awal kuarter ketiga. Kala itu, Warriors sedang melakukan semi-transisi. Durant yang dijaga James bergerak ke sisi kiri lapangan ke arah dua rekan setimnya, Thompson dan Zaza Pachulia.
James melihat Durant akan bertukar posisi dengan Thompson. Dia pun memutuskan mengikuti Thompson yang bergerak menuju sisi lain lapangan.
Seharusnya, Smith yang awalnya menjaga Thompson switch mengawal Durant. Namun, dia malah ikut mengikuti Thompson. Saat Smith menyadari Durant bebas sendirian, semua sudah terlambat. Durant telah melepaskan tembakan tiga angka yang masuk dan Smith malah melakukan foul sehingga memberikan keuntungan four-point play untuk Warriors.
Advertisement
2. Terlalu Cepat Mengambil Keputusan
Terkadang, Cavs tak melakukan switch. Namun, dalam situasi ball screen, defender screener bisa saja memutuskan menghentikan bola dan membiarkan pemain yang melakukan screen itu bebas. Namun, telat atau terlalu cepat sedetik dalam membuat keputusan akan menguntungkan Warriors dan itulah yang terjadi pada Gim 2.
Pada pertengahan kuarter pertama, Curry dan Green membuat screen dobel dalam transisi untuk Durant.
Smith menjaga Curry tapi memutuskan membantu James yang mengawal Durant setelah screen. Namun, sebelum James ada di sisi Durant lagi, Smith sudah balik mengejar Curry.
Mendapat keuntungan, Durant pun mendribel bola menuju ring. Melihat James ada di belakang Durant, Tristan Thompson meninggalkan Green untuk menghentikan Durant. Thompson memang mampu memotong jalur Durant. Namun, Durant dengan cerdik memberikan bola kepada Green yang tak terkawal di luar garis perimeter.
3. Kurang Komunikasi
Saat Curry mendapat ball screen, tugas penjaga screener lawan adalah maju ke depan dan mencoba menahan tembakan tiga angka Curry. Masalahnya, penjaga screener itu tak akan bisa melakukan tugasnya jika tak berada di tempat yang seharusnya.
Warriors dengan cerdik menempatkan screen kepada pemain yang mengawal screener. Dengan demikian, big defender Cavs tak bisa maju ke depan untuk menghentikan si pemegang bola (Curry).
Contohnya pada awal kuarter ketiga. Warriors menggunakan taktik pick-and-roll lewat kombinasi Curry/Zaza Pachulia di sisi kiri lapangan. Kevin Love (penjaga Pachulia) tak bisa mengikuti Zaza dan mengganggu Curry karena terhalang screen dari Durant.
Ketika Love terjebak di paint (dan James yang sedang mengawal si memegang bola tak melakukan off-ball switch), maka tak ada yang mengawal Curry saat Pachulia membuat screen untuk menghalangi Kyrie Irving. Saat Irving terkena screen, Curry pun tak terkawal. Ini sebenarnya permainan yang simpel, tapi bisa bekerja dengan baik jika lawan tak berkomunikasi dengan baik dalam bertahan.
Advertisement