Bola.com, California - Ahli penerbangan federal merilis dugaan awal penyebab kecelakaan helikopter yang merenggut nyawa legenda NBA, Kobe Bryant beserta delapan orang lainnya karena cuaca buruk yang disebabkan oleh kabut tebal pada Minggu (26/1/2020) waktu setempat di Calabasas, California.
Laporan New York Times, sebanyak 18 anggota National Transparation Safety Board (NTSB) atau Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat dibantu oleh tim forensik Federal Bureau of Investigation (FBI) mulai memetakan lokasi puing helikopter dengan drone dan memeriksa serpihan helikopter di lokasi kecelakaan.
Advertisement
Para penyelidik tim forensik Los Angeles yang bekerja sama dengan inspektur penerbangan NTSB mengatakan, pihaknya telah menemukan tiga dari sembilan mayat di lokasi kecelakaan dan mencoba untuk mencari jenazah lainnya.
Anggota Dewan TNSB, Jennifer Homendy meminta bantuan warga yang mempunyai dokumentasi kondisi cuaca saat kecelakaan terjadi untuk membantu penyelidikan meninggalnya Kobe Bryant dan para penumpang lain. Pihaknya juga menyoroti kondisi awan, tebalnya kabut, dan jarak pandang yang terbatas sebagai penyebab jatuhnya helikopter.
Menurut Homendy, kondisi cuaca hanya menjadi satu di antara faktor yang menyebabkan helikopter Kobe Bryant terjatuh dan meledak di Calabasas.
"Kami melihat secara luas segala sesuatu dalam penyelidikan. Mulai dari manusia, mesin, dan lingkungan," ujar Homendy dinukil dari New York Times.
Homendy menggambarkan bagaimana potongan-potongan helikopter dan puing-puing lainnya bertebaran di sekitar kawah tumbukan di lokasi yang berada di perbukitan. "Itu adalah kecelakaan yang menghancurkan," imbuhnya.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kerusakan Teknis?
Rekaman publik dari panggilan radio antara helikopter Kobe Bryant dengan pemandu lalu lintas udara selama penerbangan menujukkan bahwa pilot, yang diidentifikasi sebagai Ara Zobayan, berusaha untuk tetap berada di bawah awan sehingga ia dapat melihat daratan. Demikian pernyataan Gary C. Robb, seorang pengacara penerbangan.
"Dialog antara pilot dengan pemandu lalu lintas udara membuat saya percaya bahwa dia ingin turun dan berada di bawah kabut sehingga dapat terbang begitu rendah dan mengarah ke perbukitan," ujar Robb, sebagaimana New York Times melansir Reuters.
Kerusakan teknis, kata Robb, tidak dapat dikesampingkan. Mengingat, ada saksi mata yang melihat helikopter terbang dengan tidak normal sebelum terjadi kecelakaan.
Padahal, helikopter Sikorsky S-76 yang mengangkut Kobe Bryant dengan putri keduanya, Gianna Maria beserta tujuh penumpang lainnya, disebutkannya sebagai helikopter andal dan aman pada umumnya.
Â
Sumber: New York Times
Advertisement