Bola.com, Florida - Bak cerita dongeng, kisah manis Miami Heat harus terhenti di final Playoff NBA 2020. Jimmy Butler dan kawan-kawan tak kuasa menahan gempuran Los Angeles Lakers pada gim 6, Senin (12/10/2020) pagi WIB.
Miami Heat kandas dengan skor 93-106 dan harus menyerahkan titel juara NBA 2019/2020 kepada Los Angeles Lakers dengan skor 4-2. Pertanyaannya apakah layak disebut Jimmy Butler sebagai bintang utama Miami Heat tetal gagal mengangkat prestasi tim?
Baca Juga
Advertisement
Mengutip ESPN, jika melihat statistik sang pemain, fakta Jimmy Butler bisa memaksa LeBron James dan kawan-kawan memainkan gim 6 final Playoff NBA 2020 sudah merupakan prestasi fantastis.
Bagaimana tidak, Miami Heat hanyalah posisi lima di wilayah timur fase reguler. Awalnya Toronto Raptors atau Milwaukee Bucks lebih diunggulkan untuk melenggang ke final.
Tapi ternyata, Jimmy Butler bisa membawa Miami Heat ke final dengan mengalahkan banyak unggulan dari wilayah timur seperti Indiana Pacers, Milwaukee Bucks, dan Boston Celtics.
Perlu diingat pula, Miami Heat hanya kehilangan tiga gim menuju final Playoff NBA 2020. Jimmy Butler sendiri punya rapor bagus selama fase Playoff NBA 2020.
Tercatat dari 20 pertandingan, ia punya rata-rata poin 22,9, 6,5 untuk rebounds, dan 6 assists. Termasuk triple-double yang ia bukukan ketika bersua Lakers pada gim 3 dan 5.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pujian untuk Jimmy Butler
Oleh karena itulah, Eric Spoelstra sebagai pelatih Miami Heat tak punya pilihan selain memuji kiprah Jimmy Butler, utamanya pada Playoff NBA 2020.
"Jimmy punya semangat seorang bintang yang kompetitif. Dia adalah pemenang, dia adalah pemimpin, dia adalah seorang motivator, seorang mentor dan seorang pemain pada level tertinggi," kata Spoelstra.
Di Miami Heat, sosok Jimmy Butler juga telah mengubah citra buruknya di NBA. Sebelumnya ia sempat dicap pemain biang keladi kegagalan di tiga tim sebelumnya: Chicago Bulls, Minnesota Timberwolves, hingga Philadelphia 76ers.
Kini seperti yang dibilang Spoelstra, Jimmy Butler telah berubah menjadi sosok pemain yang bukan hanya dibutuhkan kemampuannya, tapi juga kepemimpinannya di lapangan.
Oleh karena itulah, buat seorang Jimmy Butler, kalah di final melawan Lakers merupakan sebuah kegagalan. "Saya sudah mengatakan kepada manajemen, bahwa saya membawa tim jadi juara. Jadi itu berarti saya akan mencobanya lagi tahun depan," Jimmy Butler menuturkan.
Â
Sumber: ESPN
Advertisement