Bola.com, Jakarta - Di balik acara penyambutan meriah juara ganda campuran All England 2016, Praveen Jordan/Debby Susanto, terselip sebuah kisah haru akan kecintaan orang tua terhadap anaknya.
Sebelum Praveen/Debby tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten, Rabu (16/3/2016) dini hari WIB, pengurus PP PBSI, Kemenpora, Satlak Prima, fans, dan awak media sudah berkumpul di pintu kedatangan internasional.
Baca Juga
Advertisement
Baca Juga
Di sela-sela kerumunan orang yang datang menjemput, terlihat sosok wanita yang duduk di salah satu sudut cafe dengan wajah gelisah. Dia ditemani sosok pria paruh baya dan seorang pemuda tampan.
Wanita tersebut bernama Sugiati Budiman yang merupakan ibunda dari Debby Susanto. Sementara dua pria di sisinya adalah ayah dan kekasih Debby.
Sugiati terlihat gelisah karena sang buah hati tak juga muncul. Pasalnya, waktu pendaratan pesawat yang ditumpangi Debby telat dua jam.
Orangtua Debby Susanto dan pacarnya 😊 pic.twitter.com/eIZweNK4Jz
— BADMINTON INDONESIA (@INABadminton) March 15, 2016
Akan tetapi, saat pesawat diumumkan sudah mendarat, Sugiati malah memilih bersembunyi di belakang kerumunan wartawan yang siap mengabadikan momen kedatangan Praveen/Debby.
"Saya sengaja tak memberitahu Debby kalau kami akan datang ke sini. Maksudnya sih ingin kasih kejutan. Kami datang langsung dari Palembang hanya untuk menyambut Debby," kata Sugiati kepada Bola.com.
Ketika Debby keluar dari pintu kedatangan, Sugiati masih belum beranjak. Dia seperti ingin memberi kesempatan kepada juru foto untuk mengabadikan prosesi pengalungan bunga buat sang juara.
Sugiati dan sang suami, dr. Susanto, baru mendatangi sang buah hati tercinta ketika mendapat kode dari salah satu staf humas PP PBSI. Dengan membawa bunga, keduanya langsung memeluk Debby dengan hangat. Momen mengharukan itu pun langsung menjadi buruan para juru foto.
"Sebagai orangtua, saya sangat senang sekaligus bangga karena Debby bisa mengharumkan nama Indonesia. Ini memang sudah menjadi cita-citanya sejak kecil," ujar Sugiati.
Sugiati menceritakan awal perkenalan Debby dengan bulutangkis adalah karena ikut-ikut papanya yang suka olahraga tepok bulu itu.
"Pertandingan pertamanya pas kelas 5 SD dan waktu kelas 6 juara. Setelah itu dia masuk klub dan terus berprestasi. Saat memutuskan meninggalkan Palembang, kami pun mendukung," tutur Sugiati mengenang.
Sugiati pun membocorkan rahasia sukses sang putri. "Debby itu anaknya sangat disiplin. Dia tak pernah mengeluh dan selalu menuruti apa kata pelatih," ujarnya.
Saat Debby menjalani final All England 2016, Sugiati mengatakan dirinya menonton di rumah bersama suami, anak, tetangga, dan beberapa wartawan lokal.
"Sebelum bertanding kita sempat berkomunikasi. Saya bilang ke Debby jangan tegang, rileks, dan main berani. Puji Tuhan dia tampil bagus dan jadi juara. Setelah juara saya kasih ucapan selamat lewat whatsapp. Namun, dibalasnya lama. Saya mengerti karena dia harus menjalani sesi wawancara dulu," kata Sugiati.
Sugiati sebenarnya ingin merayakan kesuksesan putrinya dengan mengadakan acara syukuran. Namun, niatan itu terpaksa ditunda karena Debby sudah ditunggu segudang aktivitas luar lapangan.
"Kata Mas Nova Widianto (pelatih ganda campuran), Debby akan sangat sibuk. Nanti bakal ada road show ke beberapa stasiun televisi," kata Sugiati.
Meski demikian, Sugiati tak merasa kecewa. Bisa melihat sang putri menjadi juara dan disambut dengan sangat meriah sudah membuatnya senang. Lalu, apa harapan Sugiati buat Debby ke depan?
"Setelah juara di All England mimpi Debby adalah tampil di Olimpiade. Semoga dia bisa mewujudkannya tahun ini. Kalau bisa bukan cuma tampil, tapi memberikan medali buat Indonesia," ujar Sugiati.