Sukses


4 Rival yang Harus Diwaspadai Tommy Sugiarto di Olimpiade Rio

Bola.com, Jakarta Harapan Indonesia untuk mengembalikan tradisi emas pada Olimpiade Rio de Janeiro tersampir di pundak para atlet cabang bulutangkis. Ada 10 wakil Indonesia yang bakal berjuang habis-habisan demi memberikan yang terbaik, yaitu Tommy Sugiarto (tunggal putra), Linda Wenifanetri (tunggal putri), Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (ganda putra), Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari (ganda putri), serta Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Praveen Jordan/Debby Susanto di nomor ganda campuran.

Tommy Sugiarto saat ini menempati ranking 8 BWF. Perfomanya sepanjang tahun ini kurang stabil. Setelah mengalahkan bintang Malaysia, Lee Chong Wei, di Premier Badminton League pada 7 Januari dan mencapai final Piala Thomas pada Mei, Tommy tampil tidak meyakinkan di Indonesia Open Super Series Premier 2016. Putra pebulutangkis legenda Indonesia, Icuk Sugiarto tersebut langsung gugur di babak pertama.

Ditambah lagi, ini adalah kali pertama Tommy menjadi wakil pelatnas di ajang olahraga paling bergengsi sedunia tersebut. Meskipun begitu, Tommy tetap memasang target tinggi, membawa pulang medali.

“Semoga saya bisa mencapai target minimal bawa pulang medali (perunggu) karena targetnya tak terlalu muluk-muluk. Tetapi tidak menutup kemungkinan jika jalannya nanti mulus, bisa saja mendapatkan medali emas menjadi mungkin,” kata Tommy Sugiarto dengan penuh optimisme.

Namun, Tommy dipastikan bakal menghadapi jalan yang terjal untuk merealisasikan impiannya. Berikut ini 4 pebulutangkis tunggal putra yang berpotensi menjegal langkah Tommy dan wajib diwaspadai di Olimpiade Rio.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

1

Lee Chong Wei

Kebangkitan Lee Chong Wei setelah tersandung kasus doping pada akhir 2014 benar-benar luar biasa. Bintang bulutangkis Malaysia tersebut perlahan namun pasti merangkak ke atas. 

Lee membuka tahun ini dengan menjuarai Malaysia Masters, namun kemudian tersingkir pada babak pertama All England. Puncak performa Lee terlihat sejak April, dengan menjuarai Malaysia Terbuka dan Kejuaraan Asia. Selanjutnya, pada Juni dia menjadi kampiun di Indonesia Open. Itu adalah gelar keenamnya di Indonesia Open, sehingga menyamai pencapaian legenda bulutangkis Indonesia, Taufik Hidayat. Lee pun kembali menguasai peringkat satu dunia. 

Pemain Malaysia ini juga mendapatkan istirahat yang cukup setelah mundur dari Australia Terbuka pada Juni 2016 karena cedera pinggul dan Taiwan Terbuka 2016 karena cedera kaki.

Waktu istirahat panjang tersebut bisa menjadi modal penting di Rio de Janeiro yang disebut-sebut sebagai olimpiade terakhirnya tersebut. Pemain yang akrab disapa Datuk tersebut ingin mewujudkan mimpinya untuk meraih medali emas. Lee sebenarnya hampir dua kali merebut emas, namun selalu digagalkan Lin Dan di final, pada Olimpiade Beijing 2008 dan Olimpiade London 2012. 

"Ini bukan hanya mimpi saya tapi juga mimpi semua rakyat Malaysia. Saya harus membuat persiapan terbaik karena ini merupakan Olimpiade terakhir saya," ungkapnya kepada media Malaysia.

Sejauh ini Chong Wei unggul jauh atas Tommy , yakni dengan rekor menang kalah 13-1. Satu-satunya kemenangan Tommy atas Chong Wei adalah saat keduanya bertanding di Premier Badminton League, India. Tommy unggul tiga gim 9-15, 15-10, 15-14 atas pemain andalan Malaysia itu.

3 dari 5 halaman

2

Chen Long

Berbeda dengan Lee Chong Wei, Chen Long mengalami masa sulit pada tahun ini. Selain takluk dari pebulutangkis muda Indonesia, Anthony Ginting, pada semifinal Australia Terbuka 2016, dia juga dikalahkan Xue Song pada perempat final All England 2016. Selain itu, dia memilih mundur dari Indonesia Open Super Series Premier dengan alasan cedera. 

Namun, di ajang olimpiade, Chen Long memiliki pengalaman yang lebih baik daripada Tommy. Dia mendulang medali perunggu pada tunggal putra Olimpiade London 2012. Selain itu, Chen Long juga sangat dominan dalam rekor pertemuan dengan Tommy, yaitu sembilan kali menang dan hanya sekali kalah. 

Jika merebut medali emas, Chen Long juga akan menghentikan hattrick Lin Dan yang sudah meraih emas di Olimpiade Beijing dan London.

4 dari 5 halaman

3

Lin Dan

Rival berat Taufik Hidayat ini merupakan salah satu kandidat terfavorit peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Lin Dan berambisi menorehkan hattrick karena sebelumnya sudah memenangi emas di Olimpiade Beijing dan London. Prestasi Lin Dan di sepanjang tahun ini sebenarnya tak terlalu mencolok. Namun, Lin Dan dikenal sering tampil cemerlang di ajang-ajang besar, salah satunya olimpiade.  

Lin Dan jelas rival yang sangat berat bagi Tommy. Tapi, putra Icuk Sugiarto tersebut pernah mencicipi kemenangan atas Lin Dan. Dia dua kali menang dari 8 pertandingan. Namun, semua kemenangan tersebut diraih Tommy melalui pertarungan sengit tiga gim.

Dua kemenangan Tommy Sugiarto itu tercipta saat menghadapi Lin Dan di Indonesia Open 2015 dan India Terbuka 2015. Di Indonesia Open 2015 Tommy menang dengan skor 19-21, 21-8, 21-16, adapun di India Terbuka 2015 menang 21-17, 15-21, 21-17.

5 dari 5 halaman

4

Jan O Jorgensen 

Jan O Jorgensen adalah bagian dari sejarah bulutangkis Denmark. Bersama rekan-rekannya dia berhasil memenangi Piala Thomas tahun ini.  Kampiun Piala Thomas itu menjadi pencapaian terbaik Jorgensen pada tahun ini. Namun, di nomor individu, prestasinya kurang begitu mengilap karena direcoki cedera. Hasil terbaiknya adalah menjadi runner up di Indonesia Open dan Kejuaran Eropa Bulutangkis. Di Indonesia Open, dia takluk dari Lee Chong Wei, sedangkan di Kejuaraan Eropa kalah dari Victor Axelsen.

Jorgensen juga pernah mengalahkan Lin Dan pada perempat final Kejuaraan Dunia dua seri berturut-turut. Namun, dalam rekor pertemuan kontra Tommy, rekornya sama kuat 1-1. 

Sumber: Berbagai Sumber

 

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer