Bola.com, Rio de Janeiro - Ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, merasa berutang karena gagal menyumbangkan medali pada ajang Olimpiade London empat tahun silam. Kini, utang tersebut telah dilunasi pasangan yang akrab disapa Owi/Butet itu dengan torehan medali emas di ajang Olimpiade 2016, Rabu (17/8/2016) malam WIB.
Olimpiade London 2016, menjadi keikutsertaan Tontowi/Liliyana pertama kalinya di pesta akbar olahraga dunia sebagai pasangan di ganda campuran. Bagi Liliyana, itu merupakan olimpiade keduanya setelah tampil di Beijing pada 2008 bersama Nova Widianto. Sedangkan untuk Owi, itu merupakan partisipasi untuk kali pertama di arena Olimpiade.
Advertisement
Baca Juga
Sayang saat itu mereka gagal membawa pulang medali. Tontowi/Liliyana terhenti di semifinal dan kalah pada perebutan medali perunggu dari ganda Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen.
Kekalahan tersebut memupuskan harapan Indonesia untuk meneruskan tradisi emas bulutangkis di Olimpiade. Sejak 1992 hingga 2008, atlet bulutangkis selalu rutin menyetor medali emas. Namun tradisi tersebut putus pada 2012.
Sebelumnya bulutangkis sudah menyumbang enam medali emas untuk Indonesia. Dimulai dari Susy Susanti dan Alan Budikusuma di Olimpiade Barcelona 1992, Ricky Soebagdja/Rexy Mainaky di Olimpiade Atlanta 1996, Tony Gunawan/Candra Wijaya di Olimpiade Sydney 2000, Taufik Hidayat di Olimpiade Athena 2004, dan terakhir Markis Kido/Hendra Setiawan di Olimpiade Beijing 2008.
“Saya lega, bangga, senang. Karena Indonesia biasanya tradisi emas, tapi di Olimpiade London 2012 kami berutang bawa medali. Sekarang langsung kami bayar utangnya. Senang sekali,” kata Liliyana, seperti dilansir situs PBSI, Kamis (18/8/2016).
“Saya tidak bisa berkata-kata. Luar biasa rasanya. Ini saya persembahkan untuk hari kemerdekaan Republik Indonesia,” timpal Tontowi.
Tontowi/Liliyana merebut medali emas setelah menang atas pasangan Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying, 21-14 dan 21-12. Kemenangan Tontowi/Liliyana sekaligus menjadi kado ulang tahun ke-71 Republik Indonesia.