Sukses


3 Gelar Paling Prestisius Milik Tontowi Ahmad / Liliyana Natsir

Bola.com, Jakarta - Ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, sukses meraih medali emas Olimpiade Rio 2016 setelah menang di laga final atas pasangan Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying, Rabu (17/8/2016). Tontowi/Liliyana menang dua gim langsung 21-14, 21-12 dan menjadi yang terbaik di ajang empat tahunan ini.

Bisa dibilang medali emas Olimpiade adalah pencapaian puncak bagi seorang atlet. Olimpiade yang hanya digelar empat tahun sekali dan diikuti oleh atlet terbaik yang harus lolos seleksi membuat gengsi ajang ini menjadi begitu tinggi.

Sepanjang karir bermain, Tontowi/Liliyana sudah meraih berbagai gelar juara. Ada beberapa saja yang bisa dikategorikan sebagai gelar prestisius. Apa saja itu?

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Juara Dunia

1. Juara Dunia
Kejuaraan Dunia bulutangkis digelar sejak tahun 1977. Pada dua turnamen awal, Kejuaraan Dunia digelar dengan rentang waktu tiga tahun.

Ajang ini kemudian digelar setiap dua tahun mulai 1983 hingga 2005. Sejak tahun 2006, Kejuaraan Dunia digelar setiap tahun.

Setelah digelar tiap tahun mulai 2006, Kejuaraan Dunia tidak diadakan jika bertepatan dengan tahun digelarnya Olimpiade. Meski kini digelar tiap tahun, kecuali di tahun Olimpiade, gengsi dari ajang ini tetap tinggi.

Label Kejuaraan Dunia membuat setiap pebulutangkis berambisi menjuarai ajang ini. Persaingan ketat diantara pebulutangkis papan atas membuat titel Juara Dunia menjadi impian tiap pemain.

Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir sukses merebut gelar juara dunia pada 2013 saat Kejuaraan Dunia dihelat di Guangzhou, China. Istimewanya, saat itu di laga final mereka menang atas pasangan tuan rumah Xu Chen/Ma Jin 21-13, 16-21, 22-20.

Khusus buat Liliyana, ia sudah memiliki koleksi dua gelar juara dunia. Liliyana meraih medali tersebut di tahun 2005 dan 2007 kala masih berpasangan dengan Nova Widianto.

3 dari 4 halaman

Juara All England

2. All England
All England sebetulnya masuk dalam turnamen level Super Series Premier. Namun ada hal yang membuat ajang yang digelar di Inggris ini menjadi punya nilai lebih istimewa dibanding turnamen Super Series Premier lain.

All England adalah turnamen bulutangkis tertua karena sudah digelar sejak tahun 1898. Jika dicari bandingannya, All England bisa dibilang setara dengan turnamen tenis Wimbledon yang juga punya nilai gengsi tinggi.

Pada masa lalu, All England sering diibaratkan sebagai Kejuaraan Dunia. Sehebat apapun pebulutangkis, belum lengkap prestasinya jika belum pernah meraih gelar juara di All England. Stigma itu terbawa hingga sekarang.

Fakta dan latar belakang itu membuat All England selalu diikuti oleh pebulutangkis terbaik dari seluruh dunia. Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir membuktikan diri sebagai pebulutangkis terbaik karena pernah menjuarai turnamen All England.

Tak tanggung-tanggung, Tontowi/Liliyana menjuarai All England sebanyak tiga kali berturut-turut, yaitu pada 2012, 2013, 2014. Pada nomor ganda campuran, gelar All England buat Indonesia hanya dimiliki oleh Tontowi/Liliyana dan Christian Hadinata/Imelda Wiguna yang meraihnya pada tahun 1979.

4 dari 4 halaman

Juara Olimpiade

3. Olimpiade
Tak dapat dipungkiri, gelar juara Olimpiade adalah pencapaian paling tinggi buat sebagian besar atlet cabang apapun, termasuk bulutangkis. Masa penantian empat tahun sekali dan status sebagai ajang olah raga paling besar sejagat membuat Olimpiade memiliki nilai gengsi amat tinggi.

Sebelum berpasangan dengan Tontowi, Liliyana sudah sempat tampil di Olimpiade Beijing 2008 bersama Nova Widianto. Kala itu Nova/Liliyana harus puas hanya meraih medali perak setelah kalah dari Lee Yong-dae/Lee Hyo-jung (Korsel) 11-21, 17-21.

Sementara buat Tontowi/Liliyana, Rio 2016 adalah kesempatan kedua mereka tampil di Olimpiade. Empat tahun lalu di Olimpiade London 2012, mereka pulang tanpa medali.

Tontowi/Liliyana kalah 23-16, 18-21, 13-21 di semifinal dari Xu Chen/Ma Jin (China). Pada perebutan perunggu, mereka kembali kalah 12-21, 12-21 dari Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark).

Gelar juara Olimpiade Rio 2016 dan medali emas yang diraih Tontowi/Liliyana ini bisa dibilang adalah pencapaian tertinggi dalam karir mereka. Prestasi ini menjadi puncak dari sederet gelar juara yang sudah pernah mereka raih sebelumnya. Sebuah prestasi yang tak akan dilupakan hingga kapanpun.

 

 

 

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer