Sukses


9 Kisah Heroik Negara yang Mendapat Emas Pertama di Olimpiade

Bola.com, Jakarta - Olimpiade adalah ajang paling prestisius di olahraga dunia. Hampir semua negara di dunia mengirimkan kontingennya, baik yang lolos kualifikasi maupun melalui jatah wildcard. Semua berlomba untuk menjadi yang terbaik dengan meraih medali emas sebagai hasil akhir.

Bicara soal medali emas, di setiap penyelenggaraan Olimpiade, selalu menghadirkan drama tersendiri. Hal itu terutama berkaitan dengan keberhasilan meraih medali emas pertama.

Indonesia, misalnya. Kontingen Merah-Putih memecahkan telur meraih medali emas di Olimpiade Barcelona 1992. Bahkan tidak tanggung-tanggung, kala itu Indonesia memetik dua medali emas sekaligus dari cabang olah raga bulutangkis.

Sebelumnya Indonesia pecah telur meraih medali dalam partisipasi di Olimpiade pada penyelenggaraan Olimpiade Seoul 1988. Saat itu Indonesia meraih medali perak dari cabang panahan beregu putri.

Baik raihan medali emas maupun medali pertama Indonesia di Olimpiade itu, menjadi cerita yang tidak akan pernah lekang oleh waktu. Begitu pula negara-negara yang pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016 baru berhasil meraih medali emas.

Tahun ini ada sembilan negara yang akhirnya mampu meraih medali emas. Negara-negara itu adalah Puerto Riko, Fiji, Yordania, Kosovo, Bahrain, Pantai Gading, Tajikistan serta dua negara dari Asia Tenggara: Vietnam dan Singapura.

Bola.com mencoba mengulas bagaimana kebahagiaan dan keharuan para perebut medali emas pertama itu. Salah satu cerita heroik adalah keberhasilan pemuda Singapura yang mengalahkan legenda renang Amerika Serikat, Michael Phelps, untuk membawa pulang medali emas. Berikut ini kisah-kisah lainnya:

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 10 halaman

Singapura

1. Singapura

Joseph Schooling langsung jadi pusat perhatian di seluruh dunia setelah mengalahkan perenang tersukses dalam sejarah Olimpiade asal Amerika Serikat, Michael Phelps, di nomor 100 meter gaya kupu-kupu. Dengan membukukan catatan waktu 50,39 detik, perenang 21 tahun itu jadi yang tercepat sekaligus membuatnya meraih medali emas.

Sukses itu disambut kebanggaan dan haru dari seluruh warga Singapura. Negara berjulukan 1000 Denda itu pantas merayakan keberhasilan itu karena emas yang dipersembahkan Schooling merupakan emas pertama sepanjang sejarah Singapura ikut Olimpiade.

Atlet renang, peraih medali emas pertama Singapura, Joseph Schooling menyapa media di bus terbuka saat parade kemenangan di Singapura (18/08). Schooling raih medali dari cabang olahraga renang pria kategori 100 m pada Olimpiade Rio 2016(REUTERS/Edgar Su)

Straits Times mengungkapkan, atlet pertama yang jadi wakil Singapura adalah Lloyd Valberg, yang turun pada Olimpiade London 1948. Valberg adalah kakek buyut Schooling. 68 tahun kemudian, Schooling mengumandangkan Majulah Singapura di Olimpiade Rio de Janeiro 2016.

Tak heran, saat kembali ke negaranya, Schooling yang juga tampil menawan saat SEA Games Singapura 2015 itu disambut bak pahlawan oleh ribuan warga Singapura. Atas prestasinya, Schooling berhak atas bonus hampir 10 miliar. Jumlah itu jadi yang tertinggi yang diberikan sebuah negara pada atletnya yang berhasil menyabet emas di Olimpiade Rio de Janeiro kali ini.

Tidak hanya itu, perenang tampan itu juga mendapat hadiah istimewa dari pemerintah Negeri Singa setelah meraih medali emas pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Schooling mendapat dispensasi untuk menunda wajib militer (wamil) hingga setelah Olimpiade Tokyo 2020 di Jepang. Tujuannya agar dia bisa mempertahankan medali emasnya.

3 dari 10 halaman

Vietnam

2. Vietnam

Satu lagi negara di kawasan ASEAN yang berhasil menuntaskan dahaga panjang akan medali emas di Olimpiade. Negara itu adalah Vietnam. Negara berpopulasi 94 juta orang ini mengelu-elukan Hoang Xuan Vinh yang berhasil membuat Vietnam berada di daftar negara perebut medali emas Olimpiade.

Xuan Vinh, 41 tahun, merupakan petembak andalan Vietnam. Ia menyabet emas dari nomor 10 meter pistol. Vinh berhasil mengalahkan dua pesaing terberatnya, yaitu petembak Brasil, Felipe Almeida Wu (perak), dan atlet China, Wei Pang (perunggu).

Hoang Xuan Vinh, mempersembahkan medali emas pertama buat Vietnam di Olimpiade. (NBC Olympics)

Raihan medali emas ini sudah dinanti lebih dari enam dekade sejak Vietnam kali pertama jadi peserta Olimpiade. Pada Olimpiade Sydney 2000 dan Olimpiade Beijing 2008, Vietnam sebenarnya sudah meraih medali, tetapi kala itu baru merebut medali perak. Pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016 ini Vinh tidak hanya menyumbang satu emas, tetapi juga satu perak lewat nomor 50 meter pistol.

Seperti dilansir dari Thanh Nien, prestasi gemilang Vinh langsung diganjar penghargaan. Petembak yang juga tentara berpangkat Kolonel itu dikabarkan menerima bonus 100 ribu dolar Amerika atau 50 kali lipat dari rata-rata pendapatan warga Vietnam yang berkisar 2.100 dolar Amerika.

4 dari 10 halaman

Kosovo

3. Kosovo

Ribuan orang menyemut di Pristina, ibu kota Kosovo, pada Minggu (14/8/2016). Tujuan mereka: menyambut sang pahlawan di Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Majlinda Kelmendi, dan merayakan manisnya medali emas Olimpiade bersama sang pahlawan.

Majlinda Kelmendi berhasil membuat rakyat Kosovo larut dalam suka cita dengan mempersembahkan emas pertama dalam sejarah Olimpiade Kosovo. Raihan ini terasa manis karena Kosovo tercatat baru diakui sebagai negara merdeka pada 2008 dan diresmikan jadi anggota Komite Olimpiade Internasional dua tahun lalu.

Atlet Judo Kosovo, Majlinda Kelmendi, menangis usai mendapatkan medali emas pada kelas 52 kg di Olimpiade Rio 2016 di Rio de Janeiro, Brasil, Minggu (7/8/2016). (AP/Markus Schreiber)

Kelmendi mempersembahkan emas dari cabang judo kelas 52 kilogram dengan mengalahkan pejudo Italia, Odette Giuffrida. Hasil emas ini menambah koleksi prestasi atlet 25 tahun ini. Sebelumnya, Kelmendi sudah meraih dua kali gelar junia dunia serta tiga kali juara Eropa.

Menariknya, meski empat tahun lalu membela Albania, Kelmendi tetaplah pahlawan bagi Kosovo. "Ketika dia menang, saya menangis tersedu-sedu. Itu adalah momen terbaik dalam hidup saya sejak kami merdeka," kata Emin Krasniqi, sopir bus yang membawa Majlinda Kelmendi dalam arak-arakan setiba di Kosovo, seperti dikutip di Reuters.

5 dari 10 halaman

Bahrain

4. Bahrain

Saat Ruht Jebet memasuki garis finis tercepat pada nomor 3.000 meter halang rintang di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 dengan catatan waktu 8:9:75 dan merebut medali emas, tidak hanya Bahrain yang bersorak. Warga Kenya ikut menyoroti kiprah pelari 19 tahun itu.

Tidak sedikit warga di Kenya yang menuding Ruht Jebet sebagai pengkhianat bangsa. Pasalnya, negara asli Jebet adalah Kenya. Seperti dilansir di CNN, Jebet jadi satu dari 30 atlet asal Kenya yang membela berbagai negara di Olimpiade Rio.

Atlet lari halang rintang penyumbang medali emas pertama untuk Bahrain di ajang Olimpiade. (AP Photo/Natacha Pisarenko)

Jebet tidak sendirian membela Bahrain karena "rekan negara aslinya", Eunice Kirwa, John Koech, dan Nelson Cheruitich juga membela Bahrain di Olimpiade Rio. Namun, dari keempatnya, hanya Jebet yang berhasil mempersembahkan emas untuk negara di kawasan Timur Tengah itu. Emas pertama yang sudah dinanti Bahrain 32 tahun lamanya sejak tampil di Olimpiade.

Prestasi terbaik Bahrain sebelumnya di ajang Olimpiade hanyalah menyabet medali perunggu pada Olimpiade London 2012.

Hasil ini makin menyakitkan buat Kenya karena Jebet berhasil mengandaskan atlet Kenya, Hyvin Jepkemoi, yang akhirnya finis di urutan kedua. Sebagai catatan, Ruth Jebet membela Bahrain sejak usianya 16 tahun atau setelah ia tampil di kejuaraan dunia junior.

6 dari 10 halaman

Pantai Gading

5. Pantai Gading

Cheick Sallah Cisse menuntaskan keinginan 20,6 juta rakyat Pantai Gading akan prestasi medali emas pertama di Olimpiade sejak 52 tahun terakhir.

Cheick Sallah Cisse menuntaskan keinginan 20,6 juta rakyat Pantai Gading akan prestasi medali emas pertama di Olimpiade sejak 52 tahun terakhir(AFP/Ed Jones)

Cheick Sallah Cisse merebut emas pertama dalam sejarah keikutsertaan Pantai Gading di Olimpade dengan mengalahkan Lutalo Muhammad pada final Taekwondo kelas di bawah 80 kilogram dalam sebuah duel yang oleh sejumlah media di Afrika dianggap epik. Sebelumnya, pencapaian terbaik Pantai Gading adalah medali perak yang ditorehkan pada Olimpiade Los Angeles 1984.

"Saya tak tahu dari mana semua ini berasal. Saya ingin berterima kasih pada Tuhan. Para penonton sepertinya sangat mendukung saya, itu yang saya suka. Ada momen-momen dalam duel yang tidak berjalan baik, tetapi berkat para penonton, saya bisa melewati itu," ujar Cisse seusai memastikan jadi pahlawan Pantai Gading seperti dikutip di Okay Africa.

7 dari 10 halaman

Yordania

6. Yordania

Ahmad Abughaush berhasil membuat Yordania bangga dengan sumbangan medali emasnya di Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Medali emas itu punya nilai sejarah tinggi karena menjadi medali emas pertama yang diperoleh Yordania. 36 tahun lamanya 9,5 juta rakyat di negeri kaya minyak itu menanti datangnya emas dari Olimpiade.

Ahmad Abughaush berhasil membuat Yordania bangga dengan sumbangan medali emasnya di Olimpiade Rio de Janeiro 2016. (AP Photo/Andrew Medichini)

Ahmad Abughaush menyabet emas setelah di final kelas di bawah 68 kilogram mengalahkan atlet Rusia, Alexey Denisenko, 10-6 (18/8/2016). Kemenangan ini di luar prediksi karena Ahmad Abughaush hanya unggulan ke-10.

Tidak lama setelah memastikan jadi pelaku sejarah di negaranya, telepon atlet 20 tahun itu seolah tidak berhenti berdering. Keluarga kerajaan bergantian menelponnya, mulai Raja Abdullah hingga Pangeran Hassan, mengucapkan selamat padanya.

Sebagai ungkapan terima kasih, sambutan resmi dari negara akan diterima begitu kembali ke Yordania. Namun bagi atlet pemalu ini, usai menuntaskan tugas dengan sukses di Rio de Janeiro, berarti hanya satu: "Saya bisa bertemu kembali dengan ibu dan ayah, yang sudah dua bulan tidak saya jumpai," ujarnya seperti dikutip di Bangkok Post.

8 dari 10 halaman

Fiji

7. Fiji

60 tahun lamanya Fiji, negara kecil di selatan Samudra Pasifik, menanti datangnya medali emas di Olimpiade. Dahaga itu akhirnya terpuaskan setelah tim rugbi merebut emas di Olimpiade Rio de Janeiro mengalahkan dengan telak tim Britania Raya, 43-7, pada partai final yang dimainkan 11 Agustus 2016.

Sebelum memenangi medali emas di Rio, Fiji belum pernah menorehkan prestasi apapun di Olimpiade. Mereka hanya pernah mengirim dua atletnya ke Olimpiade lewat fasilitas wild card.

Tak pelak sukses ini disambut luar biasa warga Fiji. Perdana Menteri Fiji, Frank Bainimarama, bahkan menjadikan 22 Agustus 2016 sebagai hari libur nasional untuk menandai prestasi bersejarah ini.

Negara Fiji meraih medali emas Olimpiade 2016 yang merupakan medali pertama dalam sejarah keikutsertaan mereka di arena Olimpiade. Prestasi itu terjadi setelah tim Rugby Fiji menang atas Inggris di final dengan skor telak 43-7. (AFP PHOTO/Pascal Guyot)

"Tidak pernah sebelumnya semangat orang Fiji terangkat begitu tinggi seperti hari ini. Sebelumnya kami tak pernah berdiri tegap sebagai satu negara," ujar sang perdana menteri mengomentari keberhasilan merebut medali emas pertama, seperti dikutip di ABC News.

Seluruh warga di Fiji memang larut dalam suka cita. Kapten tim rugbi Fiji, Osea Kolinisau, mewakili rekan setimnya berujar bahwa raihan ini bak mimpi di siang bolong.

Seperti dilansir di BBC, Osea Kolinisau, rupanya sudah punya rencana selebrasi. "Kami ingin pergi ke McDonald. Kami melihatnya di perkampungan atlet, tapi kami tak boleh ke sana. Kami akan memesan Big Mac begitu sampai di sana," kata Kolinisau.

 

 

9 dari 10 halaman

Takijistan

8. Tajikistan

Dilshod Nazarov adalah pahlawan bagi 8,8 juta rakyat Tajikistan. Atlet lontar martil 34 tahun ini tercatat empat kali masuk kontingen Olimpiade Tajikistan dari enam kali keikutsertaan sejak negara ini merdeka dari Uni Sovyet pada 1991.

Dilshod Nazarov, perebut medali emas pertama di Olimpiade sepanjang sejarah Tajikistan. (AFP/Eric Feferberg)

Dilshod Nazarov mencatatkan lemparan impresif sejauh 78,68 meter untuk menghadirkan medali emas pertama di ajang Olimpiade buat negaranya. Prestasi terbaik sebelum ini adalah medali perak di Olimpiade Beijing 2008.

"Reaksi di Tajikistan susah digambarkan. Saya juga dapat ratusan, bahkan ribuan "like" di akun Faceboook saya. Jadi, saya pikir seluruh negeri ada di belakang saya malam ini," ujar Nazarov setelah memastikan medali emas seperti dikutip di Straits Times.

Dilshod Nazarov tercatat sebagai tiga kali juara Asian Games dan merebut medali perak dalam kejuaraan dunia tahun lalu.

10 dari 10 halaman

Puerto Riko

9. Puerto Riko

Monica Puig membuat kejutan dengan tampil sebagai juara di cabor tenis putri Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Di final, petenis 22 tahun ini mengalahkan unggulan kedua, Angelique Kerber, setelah bertarung tiga set, 6-4, 4-6, dan 6-1.

Kemenangan itu menjadikan Puerto Riko berhasil merebut medali emas pertamanya pada Olimpiade, prestasi yang ditunggu 3,7 juta penduduk Puerto Riko selama 68 tahun terakhir. Prestasi terbaik negara ini adalah medali perak pada Olimpiade Los Angeles 1984 dan Olimpiade London 2012.

Monica Puig petenis asal  Puerto Rico merayakan kemenangan meraih medali emas saat mengalahkan petenis Jerman, Angelique Kerber pada Olimpiade Rio 2016 di Rio de Janeiro, Brasil, (13/8/2016). (AP/Charles Krupa)

Sebenarnya ada atlet kelahiran Puerto Riko yang pernah menyabet emas, Gigi Fernandes, pada Olimpiade Barcelona 1992 dan Olimpiade Atalanta 1996. Namun, saat itu Fernandes membela Amerika Serikat.

"Oh my God," itulah reaksi pertama Puig sambil menjatuhkan raket dan memegangi mulutnya begitu ia memenangi poin terakhir. "Olimpiade ini bukan hanya tentang saya, tapi tentang Puerto Riko dan saya tahu betapa mereka menginginkan kemenangan ini. Ini bukan untuk saya, tapi buat mereka," kata Puig seperti dikutip di Time. 

Petenis kelahiran San Juan ini tercatat ranking ke-34 dunia dan tidak pernah melaju lebih dari putaran kedua dalam turnamen grand slam. Dia hanya memiliki satu gelar WTA sebagai modalnya tampil di Olimpiade. Namun, Puig sukses mencatatkan namanya sebagai petenis non-unggulan pertama yang meraih medali emas sejak Olimpiade Seoul 1988.

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer