Bola.com, Jakarta Piala Eropa 1960 hanya melibatkan empat tim di putaran final. Namun, fakta tersebut tidak menghalangi lahirnya bintang-bintang-bintang baru. Salah satu yang paling bersinar adalah kiper Uni Soviet, Lev Ivanovich Yashin atau Lev Yashin.
Empat tim yang berpartisipasi pada putaran final Euro 1960 adalah Uni Soviet, Yugoslavia dan Prancis. Keempat tim langsung saling jegal di babak semifinal. Uni Soviet berjibaku melawan Uni Cekoslovakia, sedangkan Yugoslavia berhadapan dengan Prancis.
Advertisement
Uni Soviet terlalu kuat pada semifinal sehingga menang 3-0 atas Yugoslavia. Lev Yashin tampil cemerlang pada laga itu dengan membuat gawangnya tetap clean sheet. Sebelum tampil di Piala Eropa 1960, Yashin memang sudah dipandang sebagai bintang di sepak bola Eropa dan telah memenangi medali emas Olimpiade di Melbourne empat tahun sebelumnya.
Di final, lagi-lagi Lev Yashin menunjukkan sihirnya. Dia tampil fenomenal mengantar Uni Soviet menang atas Yugoslavia di partai puncak. Yashin menggagalkan berderet peluang dari Yugoslavia, salah satunya tendangan keras Bora Kostic.
Uni Soviet berhasil menang 2-1 dan mengangkat trofi Piala Eropa untuk kali pertama, dan belum pernah terulang sampai sekarang.
Prestasi fenomenal Yashin mendapat pengakuan dari dunia. Dia dianugerahi gelar sebagai pemain terbaik dunia pada 1963 melalui trofi Ballon D'Or. Dia menjadi kiper pertama yang meraih Ballon D'or. Belum pernah ada kiper lain yang mampu menyamai prestasi Lex Yashin.
Penjaga gawang yang paling mendekati prestasi Lev Yashin adalah Manuel Neuer. Kiper Bayern Munchen itu masuk posisi tiga besar dalam nominasi Ballon d'Or 2014.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kiper Inspiratif
Lev Yashin, yang lahir pada 22 Oktober 1929, dianggap sebagai figur yang mengangkat ketenaran seorang penjaga gawang di kancah sepak bola dunia. Dia mendapat julukan khusus Si Laba-laba Hitam atau Panther Hitam.
Mengapa ia mendapat julukan itu? Dia dijuluki Laba-laba Hitam karena selalu berpakai serba hitam saat bertugas di bawah mistar gawang dan gerakan tangannya dalam menghalau bola lawan dianggap selincah laba-laba.
Yashin juga dianggap sebagai pelopor lahirnya generasi kiper modern. Bahkan, International Federation of Football History and Statistic menobatkannya sebagai penjaga gawang terbaik dunia abad ke-20.
Lev Yashin membukukan 75 caps untuk Timnas Uni Soviet. Dia tampil di Piala Dunia 1958, 1962, 1966, dan 1970, kemudian Piala Eropa 1960, dan Olimpiade 1956.
Kiper legendaris Timnas Inggris, Gordon Banks, sangat mengagumi sosok Lev Yashin.
"Lev Yashin adalah pemain kelas satu, penjaga gawang super yang sejati. Penempatan posisinya sangat bagus, tetapi semua yang dia lakukan kelas atas. Dia memiliki ketangkasan yang luar biasa untuk orang sebesar itu, luar biasa. Salah satu yang terbaik yang pernah saya lihat," kata Gordon Banks, seperti dilansir BBC.
"Dia adalah model bagi penjaga gawang selama 10 sampai 15 tahun ke depan, tanpa diragukan lagi," imbuh Banks.
Banks telah memantapkan diri sebagai kiper papan atas pada musim panas 1960, tetapi masih mengambil inspirasi dari Yashin.
"Saya dulu bangga dengan posisi saya bermain dan Yashin melakukan segalanya kurang lebih sama," ujar Banks.
"Saya membayangkan diri saya melakukan beberapa hal yang dia lakukan, dan meskipun saya sudah bermain di divisi teratas, saya biasa belajar darinya."
"Kami hanya biasa melihat pertandingan internasional di televisi tetapi Anda bisa mengetahui hal-hal dari menontonnya. Saya dulu mencoba meniru apa yang saya lihat dia lakukan dan berpikir 'oh, dia melakukannya seperti itu'," imbuh Banks.
Ya, Lev Yashin telah menjadi inspirasi bagi banyak kiper-kiper dunia, bahkan hingga kini.
Sumber: BBC, Guardian
Advertisement