Sukses


    Dahsyatnya Lini Tengah Timnas Italia di Euro 2020: Wajah Baru Azzurri, Kejeniusan Roberto Mancini

    Bola.com, Jakarta - Timnas Italia memulai laga perdana di ajang Euro 2020 dengan apik. Tampil pada laga perdana Piala Eropa yang digelar di Stadio Olimpico hari Sabtu (12/6/2021), anak asuh Roberto Mancini mengalahkan Timnas Turki dengan skor telak 3-0.

    Tiga gol Gli Azzurri dicetak tiga pemain berbeda. Diawali gol bunuh diri Demiral, dua gol Timnas Italia lainnya dicetak Ciro Immobile dan Lorenzo Insigne.

    Kemenangan Timnas Italia dengan skor 3-0 atas Turki merupakan gap terbesar dalam partai pembukaan ajang Piala Eropa sepanjang sejarah. Selain itu, Kini Italia asuhan Roberto Mancini mencatat sembilan kemenangan berturut-turut tanpa kebobolan setelah sukses mempermalukan Timnas Turki di laga pembuka Euro 2020.

    Tidak difavoritkan bakal mengangkat trofi Piala Eropa laiknya Inggris ataupun Belgia, Timnas Italia justru tampil luar biasa di bawah asuhan Roberto Mancini. Kuncinya terletak pada lini tengah yang solid dan relatif masuk usia matang.

    Berbeda dengan lini pertahanan atau depan yang cenderung tua, bisa dibilang lini tengah Timnas Italia sedang matang-matangnya. Jorginho dkk. kini siap menjadi kontender utama Euro 2020.

    Video

    Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

    2 dari 3 halaman

    Ganti Lini Tengah yang Berbicara

    Azzurri tampil berbeda dengan Gianluigi Donnarumma plus duo veteran Christian Bonucci dan Giorgio Chiellini memimpin lini belakang. Italia juga memiliki unit lini tengah berbasis penguasaan bola terbaik di turnamen di Jorginho, Marco Verratti dan Nicolo Barella meski Verratti tidak dimainkan dan Mancini lebih memilih Manuel Locatelli.

    Mancini juga masih memiliki Federico Bernardeschi (Juventus), Federico Chiesa (Juventus), Lorenzo Pellegrini (Roma) dan Stefano Sensi (Inter). Jelas ia diuntungkan dengan materi pemain melimpah seperti demikian.

    Namun demikian, kematanganlah yang menentukan ciamiknya lini tengah Italia. Barella sedang memasuki usia emas (24 tahun) dan itupun belum puncak. Masih ada 5-6 tahun lagi buat pemain Inter itu untuk memaksimalkan kemampuannya.

    Kemudian ada jawara Liga Champions, Jorginho (29 tahun). Kenyang pengalaman, dan sedang dalam momentum sempurna meski sejak kehadiran Thomas Tuchel dirinya tak melulu menjadi starter.

    Manuel Locatelli benar-benar seorang gelandang yang tidak dikenal, salah satu permata Italia yang kurang dihargai, dan sosok kunci Sassuolo berbicara banyak di Serie A.

    Ia adalah gelandang Elegan dalam penguasaan bola dan playmaker yang agung. Euro 2020 akan jadi kans memperkenalkan wajahnya di daratan Eropa.

    3 dari 3 halaman

    Mancini Si Jenius

    Biasanya ketika membahas kekuatan Azzurri, lini pertahanan yang selalu diagung-agungkan. Di Gianluigi Donnarumma, Italia memiliki kiper top dan dengan pasangan bek tengah berpengalaman Giorgio Chiellini dan Leonardo Bonucci, mereka pasti akan mampu menutup penyerang paling kuat sekalipun di Euro 2020.

    Namun, area di mana mereka sangat diberkati untuk memasuki turnamen adalah di lini tengah. Bahkan dengan Marco Verratti yang belum bugar betul, Mancini memiliki banyak pilihan kualitas yang dia miliki.

    Jorginho dari Chelsea mengakhiri musim dengan performa bagus beroperasi sebagai metronom lini tengah. Nicolo Barella, pemenang Serie A bersama Inter, datang ke turnamen ini dengan performa individu yang luar biasa. Dia membuktikan dirinya sebagai kekuatan kreatif dan juga membuatnya menjadi gelandang box-to-box yang lengkap.

    Mancini memoles wajah baru Azzurri. Kunci kebangkitan Mancini adalah konsistensi; dalam pendekatan taktisnya, pilihan formasi dan tuntutannya.

    Dua pendahulunya, Gian Piero Ventura dan manajer sementara Luigi Di Biagio, gagal membangun dan mempertahankan identitas yang konsisten, mulai dari formasi yang sering berubah dan kombinasi personel. Mancini telah menggunakan formasi 4-3-3 yang terbuka dan menyerang.

    Selain memenangkan 71% dari seluruh pertandingan, Italia asuhan Mancini memiliki rata-rata 2,46 gol per pertandingan, meningkat 57% dari rekor Ventura, dan memiliki selisih gol +33 di grup kualifikasi Euro 2020.

    Kendati pendekatan taktis (dan hasil) Mancini konsisten, dia tidak takut untuk mencampur dan mengutak-atik susunan pemainnya, mencari kombinasi sempurna. Dalam kualifikasi Euro 2020 saja, Mancini menggunakan 40 pemain berbeda, dengan 19 pemain berbeda mencetak gol.

    Lebih Dekat

    Video Populer

    Foto Populer