Bola.com, London - UEFA tidak memiliki rencana untuk menggelar semifinal dan final Euro 2020 selain di Wembley. Kekhawatiran ini muncul karena kurangnya kesepakatan tentang perjalanan bebas karantina bagi ofisial dapat membuat laga-laga tersebut beralih ke Hungaria.
Pembicaraan masih berlangsung antara UEFA, Pemerintah Inggris dan FA mengenai solusi solusi yang akan melihat hingga 2.500 VIP menghadiri final Euro 2020 pada 11 Juli. Pembicaraan terkait pemberian perjalanan bebas karantina kepada orang-orang tertentu.
Baca Juga
Semangat Membara Bang Jay Idzes Menyambut Lanjutan R3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Maret 2025!
Marselino Ferdinan dan 3 Pemain Diaspora Timnas Indonesia yang Main Kinclong saat Taklukkan Arab Saudi: Petarung Tangguh
Pelatih Bahrain Mulai Ketar-ketir Jelang Lawan Timnas Indonesia: Sangat Sulit, Mental Harus Disiapkan!
Advertisement
Adapun segelintir dari 2.500 VIP yang dimaksud merupakan orang-orang penting FIFA. Diketahui, Boris Johnson selaku Perdana Menteri Inggris bakal menemui mereka untuk membahas rencana Piala Dunia 2030.
Dikhawatirkan, orang-orang penting dari FIFA tersebut tidak jadi pergi ke London pada semifinal dan final Euro 2020 karena harus menjalani karantina 10 hari. Pemerintah Inggris makin ketar-ketir ketika UEFA berencana untuk memindahkannya ke Hungaria, yang berarti pembicaraan Piala Dunia 2030 tak akan pernah terjadi, setidaknya tahun ini.
Untungnya, UEFA menegaskan bahwa priorotas utama adalah tetap menggelar semifinal dan final Euro 2020 di Wembley. Adapun mengenai jaminan bebas karantina tampaknya bakal direstui.
"UEFA, FA Inggris, dan otoritas Inggris bekerja sama dengan sukses untuk menggelar semifinal dan final Euro 2020 di Wembley dan tidak ada rencana untuk mengubah tempat untuk pertandingan itu," bunyi pernyataan dari badan sepak bola Eropa.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Dukungan Kementerian
Menteri Kebudayaan Baroness Barran mengatakan kepada rekan-rekan pada hari Senin bahwa Pemerintah akan membatasi perubahan apa pun pada kelompok sekecil mungkin yang dianggap penting untuk menyelenggarakan turnamen dengan sukses.
Dia mengatakan VIP atau tamu terakreditasi tidak akan dibebaskan dari pembatasan tetapi sebaliknya hanya dapat meninggalkan isolasi untuk acara resmi, akan dikenakan pengujian dan pengaturan gelembung dengan kode etik yang sangat ketat.
Puskas Arena di Budapest, yang digunakan oleh klub seperti Liverpool dan Manchester City untuk pertandingan Liga Champions musim lalu karena peraturan COVID-19, diperdebatkan sebagai alternatif potensial jika pertandingan tidak dapat dilanjutkan, sementara pada Senin Perdana Menteri Italia Mario Draghi juga menyarankan Roma bisa turun tangan.
Advertisement