Bola.com, Jakarta - Timnas Inggris dan Timnas Italia akan bersua di pertandingan final Euro 2020, Minggu (11/7/2021) malam WIB. Bagi kedua tim, ada beberapa representasi yang membuat pertarungan mereka dianggap ideal dan bakal penuh warna.
Hal itu berkaca dari apa yang telah mereka lakukan serta perlihatkan ke publik pada babak semifinal Piala Eropa 2020. The Independent dan Mirror sepakat, Timnas Inggris telah menunjukkan karakter guna merealisasikan asa 'Football Comes Home'. Sementara itu, Timnas Italia mengirim sinyal kalau keseimbangan akan lebih berlaku.
Advertisement
Dua patron beda mahzab tersebut membuat banyak orang mengeluarkan prediksi serta memberi gambaran. Satu di antara mendapat ulasan di Mirror dan SkySports. Dua media tersebut menulis, meski sepintas, kalau faktor yang paling esensial adalah struktur alias organisasi permainan tim.
Hal itu bisa tergambar dari komposisi para pemain pilihan duo pelatih, Gareth Southgate (Inggris) dan Roberto Mancini (Italia). Andai merunut pada fase awal sampai pertandingan semifinal, Inggris bakal terus menjelma menjadi tim yang bertenaga alias energik.
Bukan isapan jempol, karena modal ke arah sana ada. Martin Samuel, penulis di Daily Mail menyebut, keunggulan Timnas Inggris ketika bersua Italia ada di sisi kecepatan, selain tentu bermain di depan publik sendiri.
Namun, bukan sekadar kecepatan, karena ramuah Southgate tergolong punya keseimbangan, meski masih dianggap kalah dengan Italia. "Inggris punya senjata, dan itu akan merepotkan Italia. Butuh kecermatan luar biasa agar bisa menumbangkan sistem ideal Inggris," tulis Martin.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tarik Ke Belakang
Jika flashback ke zona semifinall, komposisi awal Timnas Inggris memang memanfaatkan pergerakan anak muda. Bukayo Saka (19 tahun), Mason Mount (22) dan Declan Rice (22), menjelma menjadi sebuah labirin bertenaga yang susah diganggu orang, dan sanggup mengganggu lawan.
Ketika lubang 'muda' ada di tengah, Southgate menampakkan keterlibatan pengalaman serta permainan terkini. Raheem Sterling, Harry Kane, John Stones sampai Luke Shaw adalah sosok yang sudah terbiasa.
Sementara itu, Kalvin Phillips, meski tergolong 'senior', tapi masih minim berada di zona sepenting Piala Eropa. Namun, karena faktor performa yahud bareng Leeds United, membuatnya percaya diri.
Hal berbeda tercermin dari sajian yang berasal dari menu Italia. Pelan namun pasti, serta cenderung konsisten, menjadi senjata andalan Gli Azzurri. Fakta lini belakang berisi para pemain berpengalaman, menjadi gambaran apa yang akan diperbuat Roberto Mancini di babak final.
Advertisement
Kenangan Tak Enak
Memang, Italia punya kenangan buruk saat tampil di final Piala Eropa. Masih ingat final Euro 2012 ?. Kala itu sangat terlihat Andrea Pirlo dkk kehabisan tenaga, sama seperti Kroasia di final Piala Dunia 2018 yang mendadak 'mejen' alias tak berdaya.
The Mirror memberi ulasan minim, tapi mengena, terkait Italia. Sosok Leo Bonucci dan Giorgio Chiellini menjadi sentral jika ingin mental Timnas Italia tak goyah. Maklum, jika belakang aman, para pemain senior seperti Lorenzo Insigne, Ciro Immobile, Jorginho sampai Marco Verratti, akan leluasa memainkan 'perasaan' para pemain Timnas Inggris.
Jika berhasil, sederet anak muda Timnas Italia bisa menyayat hati aliran bola Timnas Inggris. Sebut saja di sana ada Federico Chiesa dan sang superstar baru, Nicola Barella.
So, siapa bakal menunjukkan sesuatu yang berbeda pada laga final Euro 2020?. Sungguh sesuatu yang menarik. "Teka-teki yang sebenarnya mudah, tapi tak semudah terealisasi," tulis Metro.co.uk.