Bola.com, Solo - Perhelatan Euro 2020 telah mencapai partai puncak, setelah empat tim tampil habis-habisan di babak semifinal. Italia menjadi tim pertama yang meraih tiket ke final, disusul oleh Inggris dan akan saling sikut merebut gelar juara.
Gli Azzurri menjalani final kepagian bertemu Spanyol di semifinal di Euro 2020. Anak asuh Roberto Mancini harus sudah payah menyudahi perlawanan La Furia Roja lewat drama adu penalti 4-2 (1-1) di Stadion Wembley, London, Rabu (7/7/2021) dini hari WIB.
Baca Juga
Miris, Paul Pogba Tawarkan Diri ke Klub, Dapatnya Penolakan
Media Vietnam Sebut Skuad Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 Menakutkan: Ada Pemain Diaspora, Tetap Lebih Kuat daripada The Golden Star
Absen Bela Timnas Mesir yang Sudah Lolos ke Piala Afrika, Mohamed Salah Prioritaskan Keluarga dan Liverpool
Advertisement
Italia sempat unggul terlebih dahulu di waktu normal lewat gol indah Federico Chiesa. Tapi Spanyol merespons tak lama berselang oleh gol Alvaro Morata. Di babak adu penalti, dua eksekutor Spanyol, Dani Olmo dan Morata gagal menjalankan tugasnya. Sementara Italia hanya Manuel Locatelli yang gagal menyarangkan gol.
Pelatih Persis Solo, Eko Purjianto, memiliki analisa menarik mengenai hasil dua pertandingan semifinal Piala Eropa yang sengit dan mendebarkan. Karakter empat semifinalis diakuinya masih kental dan membuat laga berjalan menarik.
"Dua pertandingan semifinal kemarin berjalan dengan seru, tidak membosankan. Italia lawan Spanyol, kedua tim sama-sama memainkan sepakat bola menyerang dengan formasi yang hampir sama yakni 4-3-3, sangat seru," ujar Eko Purjianto kepada Bola.com, Kamis (8/7/2021).
"Walau Spanyol lebih unggul penguasaan bola dan serangan, tapi Italia dengan pertahanan yang luar biasa. Serangan balik mereka juga berbahaya, bahkan Italia sempat unggul terlebih dulu," kata mantan asisten pelatih Bali United tersebut.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kick and Rush
Sementara pertandingan lainnya mempertemukan Inggris kontra Denmark. Inggris mampu melewati adangan tim dinamit, meski harus ditentukan oleh babak perpanjang waktu.
Di waktu normal, Inggris sempat dikejutkan oleh gol Denmark. Tendangan bebas Mikkel Damsgaard. The Thre Lions bangkit menyamakan skor lewat gol bunuh diri Simon Kjaer. Harry Kane menjadi penentu kemenangan Inggris di masa perpanjangan waktu memanfaatkan sepakan penalti.
"Denmark main dengan formasi 3-4-3 dan tampil ofensif. Jika bertahan, mereka menumpuk lima pemain di belakang. Terbukti bisa menahan winger-winger kencang Inggris, terlepas dihukum penalti pada menit akhir," papar Eko.
Menurutnya, lolosnya Inggris karena filosofi mereka yakni kick and rush yang berjalan efektif. Pria asal Semarang itu mengungkapkan bakal menjadi laga final ideal antara Italia kontra Inggris di Euro kali ini.
"Inggris dengan formasi baku mereka 4-2-3-1, mengandalkan pemain-pemain sayap kencang dan sosok Harry Kane yang memang tajam. Di final nanti akan berjalan sangat sengit karena baik Italia dan Inggris adalah tim besar dan penuh tradisi," tegasnya.
Advertisement