Bola.com, Jakarta - Italia dan Inggris akan saling berhadapan pada laga puncak Euro 2020 yang berlangsung di Stadion Wembley, Senin (12/7/2021) dini hari WIB.
Bermain di depan pendukungnya sendiri, tak heran bila Inggris difavoritkan menjadi juara. Hal senada juga dirasakan pelatih Madura United, Rahmad Darmawan. Sebagai penggemar The Three Lions, ia merasa Harry Kane dkk. bakal meraih kesuksesan besar setelah mampu menembus semi-final Piala Dunia 2018.
Baca Juga
Advertisement
"Kebetulan dari awal saya memfavoritkan Inggris sama Italia. Meskipun dari awal saya pegang Inggris, tetapi memang tak mudah untuk mengalahkan Italia," ungkap pria yang akrab disapa RD ini.
Pelatih asal Lampung ini menyadari betul kekuatan Gli Azzurri sejak ditangani Roberto Mancini. Giorgio Chiellini dkk belum terkalahkan dalam 33 laga terakhir dengan rincian 28 kemenangan dan 5 hasil imbang.
Walau begitu, dirinya tetap yakin Inggris bakal mengakhiri paceklik juara dalam 55 tahun terakhir dini hari nanti. Menurutnya, permainan tim asuhan Gareth Southgate itu semakin matang dari waktu ke waktu.
"Tim dengan filosofi seperti Inggris, akan sangat jarang sekali main direct play karena mereka takut kehilangan bola. Mereka harus siap menerima serangan lawan makanya mereka berusaha mati-matian menjaga penguasaan bola," ujar mantan pelatih Sriwijaya FC tersebut.
"Dan dibandingkan di Piala Dunia kemarin, waktu itu sudah mulai bagus tapi sekarang makin fasih. Inggris lebih simple dan enjoy memainkan filosofi permainannya di Euro 2020," jelasnya.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Efek Kehadiran Pep Guardiola di Inggris
Pelatih Manchester City, Pep Guardiola mungkin bukan orang pertama yang meletakkan mazhab sepak bola menyerang. Tetapi kiprahnya sejak pertama kali menangani Barceona pada 2008/09 membuat sepak bola dunia tercengang.
Memainkan pola permainan yang kini dikenal luas sebagai tiki-taka, Blaugrana diantarkan meraih kejayaan tertinggi. Lionel Messi dkk menyapu bersih enam gelar yang mungkin didapatkan sebuah tim dalam satu musim kalender kompetisi.
Kesuksesan Barcelona tersebut menular di level tim nasional. Spanyol menggondol dua trofi Piala Eropa pada 2018 dan 2012 dan satu gelar Piala Dunia 2010 menjadi bukti betapa luar biasanya permainan tiki-taka.
Pengaruh itu pun terus dibawa Pep saat menukangi klub Jerman, Bayern Munich. Walaupun gagal meraih Liga Champions dalam tiga musim kebersamaannya, permainan The Bavarians berhasil menginspirasi pelatih timnas Jerman, Joachim Loew.
Loew yang memiliki hingga 10 pemain Bayern Munich di skuadnya, pada Piala Dunia 2014 lalu berhasil menyegel kesuksesan keempat di ajang tersebut. Lagi-lagi nama Pep Guardiola pun disebut-sebut memberikan impak atas keberhasilan tersebut.
Pun demikian saat menangani klub Inggris, Manchester City. Walaupun sempat gagal total di tahun pertamanya, The Citizens dibawanya ke puncak permainan hingga memecahkan sederet rekor seperti poin terbanyak dalam semusim yang mereka ciptakan musim 2017/18.
Advertisement