Bola.com, Roma - Pelatih Timnas Italia, Roberto Mancini mengatakan cedera yang diderita Leonardo Spinazzola menginspirasi mereka untuk meraih gelar Euro 2020.
Bek sayap AS Roma itu mengalami patah achilles ketika Italia melawan Belgia di perempat final.
Baca Juga
Semangat Membara Bang Jay Idzes Menyambut Lanjutan R3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Maret 2025!
Marselino Ferdinan dan 3 Pemain Diaspora Timnas Indonesia yang Main Kinclong saat Taklukkan Arab Saudi: Petarung Tangguh
Pelatih Bahrain Mulai Ketar-ketir Jelang Lawan Timnas Indonesia: Sangat Sulit, Mental Harus Disiapkan!
Advertisement
“Spina adalah full-back terbaik di Euro, dia adalah pemain fundamental untuk kekuatannya, kecepatannya, tekniknya, dan dia tidak pantas mendapatkan cedera serius ini selama pertandingan yang begitu penting,” kata Mancini dikutip dari Tribal Football, Jumat (16/7/2021).
“Itu adalah momen yang sulit bagi kami semua dan sekarang kami memiliki sesuatu yang lebih untuk membuat kami ingin memenangkan Euro ini, melakukannya untuknya, karena saat ini dia tidak dapat melakukan apa-apa lagi untuk tim.”
Rekaman Leonardo Spinazzola dipeluk dan diberi hormat oleh semua rekan satu timnya sudah ditampilkan oleh saluran media sosial Azzurri,.
“Ayo pergi dan angkat trofi dengan kruk. Sangat sempurna," kata Mancini.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Performa Sempurna
Leonardo Spinazzola tak bisa mengikuti Euro 2020 sampai tuntas. Namun, ia mengakui bahwa dia merasa dalam performa terbaik dalam kariernya di Euro 2020.
"Saya menyadari ini adalah tahap terbesar dalam karir saya, jadi tampil seperti itu luar biasa. Saya percaya pada diri saya sendiri, tetapi masih terasa luar biasa berada di sana," katanya.
“Hal yang penting adalah untuk selalu bangkit kembali, tidak pernah berhenti percaya pada diri sendiri, tetapi kemudian Anda membutuhkan sedikit keberuntungan. Insiden, cedera, dan dalam kasus saya, perubahan peran membuat perbedaan besar dalam jalur karier saya," katanya.
“Saya tidak pernah mencetak banyak gol dan saya diberitahu di Siena bahwa untuk bermain di level atas, saya harus menjadi full-back daripada penyerang sayap. Saya hanya tidak memiliki hasrat membara dalam diri saya untuk mencetak gol."
Sumber: Tribal Football
Advertisement