Fabio Capello Soroti Pertahanan Timnas Inggris, Jordan Pickford Dinilai Bakal Merugikan The Three Lions di Euro 2024

Capello memuji lini serang Timnas Inggris, tetapi tidak dengan lini pertahanannya. Bahkan Capello tidak ragu untuk menyebut Pickford sebagai kelemahan terbesar The Three Lions.

"Saya suka Inggris. Lini tengah dan depan mereka adalah yang terbaik. Jude Bellingham, Harry Kane, Bukayo Saka," ujar Fabio Capello seperti dilansir dari Sportbible.

"Masalahnya adalah lini pertahanan dan kiper. Bek tengah mereka lemah, tidak sama dengan level di lini lain dalam tim."

"Jadi saya ragu soal bek tengah dan Pickford, sang penjaga gawang. Terkadang ia bisa bagus, tapi bagi lini pertahanan untuk bagus diperlukan keyakinan di posisi penjaga gawang."

"Saya menyaksikannya dalam beberapa pertandingan, seperti final Euro 2020, dan setelah 20 menit ia hanya terus menendang bola panjang. Ia seperti tak ingin bola ada di dekatnya dan hanya ingin membuangnya sejauh mungkin," lanjut pelatih asal Italia itu.

Sebagai pelatih yang pernah menangani Timnas Inggris pada 2007 hingga 2012, Fabio Capello pun menyadari ada sejumlah faktor yang membuat The Three Lions kesulitan untuk bersaing di dalam turnamen besar. Bahkan Capello menyebut Timnas Inggris bermain dengan rasa takut yang terlalu berlebihan dalam sejumlah turnamen.

"Ketika mereka tiba pada saatnya menang, mereka bermain dengan rasa takut. Ketika Anda ingin mendapatkan trofi yang sangat penting, Anda melupakan sesuatu. Itu adalah ketakutan yang membuat tim terpaku dan itu sering terjadi dengan Inggris," ujar Fabio Capello.

"Tim saya sangat bagus di kualifikasi dan memenangkan banyak laga, tetapi ketika kami tiba di Afrika Selatan untuk Piala Dunia 2010, mereka seperti menjadi tim yang berbeda. Mereka lelah karena itu menjadi akhir dari musim yang panjang dan para pemain harus memainkan terlalu banyak pertandingan."

"Setiap pertandingan di Inggris, Anda harus kuat untuk bertarung, sangat menuntut fisikal. Tim harus berlari dan berlari, jadi ketika mereka tiba dalam sebuah turnamen, mereka bukan lagi pemain yang sama. Mereka lelah dan kemudian mereka bermain tanpa kepercayaan diri," lanjutnya.

Sumber: Sportbible