Bola.com, Jakarta - Timnas Belanda menyambangi Jerman dengan mengangkut semua pemain terbaiknya. Targetnya jelas, membawa pulang Euro 2024.
Berada di Grup D, Belanda akan lebih dulu melewati hadangan tiga pesaing yakni Polandia, Austria, dan Prancis. Mudah? Tentu saja tidak.
Baca Juga
Advertisement
Di atas kertas, Polandia dan Austria kemungkinan besar bisa diatasi. Tapi Prancis? Tentunya tak mudah. Les Bleus punya catatan mengilap di ajang ini dengan torehan dua gelar, 1984 dan 2000. Jadi, bisa dibilang, Prancis bukan tak mungkin akan menjadi batu sandungan bagi Der Oranje.
Namun, Belanda maju tak gentar. Ronald Koeman dan pasukannya, yang dihuni nama-nama mentereng macam Virgil van Dijk (Liverpool), Nathan Aké (Manchester City), Denzel Dumfries (Inter), Tijjani Reijnders (AC Milan), Xavi Simons (Leipzig), Memphis Depay (Atlético de Madrid), dan Cody Gakpo (Liverpool) siap lahir bathin demi kembali menorehkan sensasi di pentas terakbar antarnegera Benua Biru.
Sejauh ini, Belanda baru sekali juara dan inilah momen yang tepat bagi Virgil van Dijk and kolega untuk mengulang sejarah seperti pencapaian pada Euro 1988.
Van Dijk melemparkan sinyal bahwa Belanda bertekad menyudahi penantian panjang. "Kami bertekad memenangkan pertandingan dan melaju sejauh mungkin," kata sang kapten.
Seperti halnya Italia, Inggris, Spanyol, Prancis, dan Jerman, Belanda juga punya pemuja setia di seluruh dunia. Termasuk di Indonesia, tentunya.
Tak hanya penggemar, beberapa pemain Timnas Belanda juga ada yang berdarah Indonesia. Tak percaya? Berikut pemain inti Der Oranje yang di tubuhnya mengalir deras darah Indonesia:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tijjani Reijnders
Nama lengkapnya, Tijjani Martinus Jan Reijnders Lekatompessy. Nama belakang memastikan kalau gelandang AC Milan ini masih ada darah Indonesianya, Maluku.
Di Belanda, Reijnders merupakan salah satu pemain muda yang sangat menonjol dalam beberapa tahun terakhir. Talentanya yang luar biasa bersama AZ memaksa raksasa Italia, AC Milan, mengangkutnya ke San Siro pada 2023.
Ronald Koeman sudah memantaunya saat menjadi bintang Timnas Belanda U-20. Tahun lalu, Ronald Koeman meminta playmaker 25 tahun itu untuk merapat guna pemantapan skuad jelang Euro 2024.
Dalam wawancara dengan majalah Moes belum lama ini, Reijnders mengaku bangga karena berdarah Indonesia. "Ibu kami dari Maluku dan ayah kami orang Belanda," kata Reijnders.
Tijjani merupakan satu di antara pemain diaspora yang diincar pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, saat ia masih berseragam AZ Alkmaar
Namun, Tijjani langsung pindah ke AC Milan dan tampil ciamik sehingga langsung diangkut Oranje.
Advertisement
Ian Maatsen
Ini dia sosok bek yang sedang dicari Shin Tae-yong, seorang bek kiri tangguh yang dengan bakat luar biasa.
Masih berusia 22 tahun, Ian Maatsen, yang di tubuhnya mengalir darah Indonesia, masuk daftar panggilan Timnas Belanda untuk Euro 2024. Talenta muda yang juga bisa diberdayakan di sayap ini masih tercatat sebagai pemain Chelsea yang dipinjamkan kepada gurita Jerman, Borussia Dortmund.
Pergerakannya yang lincah serta naluri golnya yang tinggi membuat Ronald Koeman lebih memilih pemain keturunan Jawa-Suriname ini ketimbang gelandang lain yang melimpah di Belanda.
Giovanni van Bronckhorst
Bagi generasi sekarang, Giovanni van Bronckhorst pastilah bukan siapa-siapa. Namun, bagi generasi sebelumnya, Giovanni van Bronckhorst adalah seorang idola dan panutan.
Legenda yang kini berusia 49 tahun itu tak hanya pernah memperkuat Rangers, Arsenal dan Barcelona, tapi juga bagian dari sejarah gemilang Timnas Belanda.
Bersama Belanda, ia hadir dalam Euro 2004 dan Euro 2008 serta Piala Dunia 2006 dan 2010. Di Piala Dunia 2010, Van Bronckhorst cs. bahkan nyaris menjadi yang terbaik sebelum kalah dari Spanyol di partai final.
Total, Van Bronckhorst mengantongi 106 caps dengan torehan enam gol untuk Timnas Belanda.
Ketika masih aktif di kancah balbalan, tak sedikit orang Indonesia yang mengidolakan Van Bronckhorst. Itu karena mantan gelandang ini berasal dari campuran Indonesia-Belanda. Ibunya, Fransien Sapulette, berasal dari Maluku.
Advertisement
Roy Makaay
Masih dari masa lalu, Roy Makaay seangkatan Giovanni van Bronckhorst. Keduanya kini sama-sama nyaris kepala lima.
Hanya saja, di Timnas Belanda, nama Roy Makaay masih berada di bawah bayang-bayang Van Bronckhorst. Jika Van Bronckhorst mengantongi 106 caps, maka Roy Makaay hanya 43 caps.
Keganasan Roy Makaay di klub yang pernah dibelanya, Deportivo La Coruna dan Bayern Munchen, tak sesangar kala berseragam Timnas Belanda. Pemain keturunan Maluku ini cuma bisa menyumbang enam gol. Bandingkan dengan 29 lesakan yang ia torehkan di ajang Liga Champions.
Simon Tahamata
Mundur jauh ke belakang, tersebutlah nama Simon Tahamata. Kelahiran Belanda, 26 Mei 1956, merupakan legenda Belanda. Nama besarnya tak bisa dipisahkan dari Ajax, juga Feyenoord. Sedikitnya tiga gelar Eredivisie sudah dikantonginya.
Eks winger tokcer di eranya ini juga masuk skuad inti Timnas Belanda. Ia hadir dalam 22 laga di bawah panji-panji kebesaran De Oranje dengan torehan dua gol.
Selidik punya selidik, Simon Tahamata ternyata masih keturunan Indonesia. Nama belakangnya memastikan kalau ia separuh darahnya berasal dari Maluku.
Advertisement