Sukses


    Piala Eropa 2024: Ini Lho Penyebab Oranye Jadi Jersey Utama Belanda Meski Tak Ada Warnanya di Bendera

    Bola.com, Jakarta - Warna seragam memiliki makna yang sangat dalam bagi tim nasional, yang melampaui sekadar estetika untuk mewujudkan identitas, warisan, dan persatuan suatu bangsa. Warna-warna ini tidak dipilih secara sembarangan; warna-warna ini sering kali mencerminkan peristiwa bersejarah, simbol budaya, atau nilai-nilai nasional, yang berfungsi sebagai representasi visual yang kuat dari kisah suatu negara, sama seperti Belanda.

    Menjelang Piala Eropa 2024, salah satu seragam paling mencolok yang akan dipamerkan adalah seragam kandang oranye Belanda. Sementara banyak tim mengenakan seragam dengan warna-warna umum seperti merah atau biru, pilihan Belanda menonjol dengan jelas, dengan rona berani dan cerahnya yang tidak hanya menjadi ciri khas 'The Oranje' yang tepat, tetapi juga berfungsi sebagai pengingat kemuliaan sepak bola yang agung.

    Hal ini dikaitkan dengan beberapa momen dan tokoh paling ikonik dalam cerita rakyat sepak bola, dengan tim Belanda tahun 1970-an, yang dipimpin oleh Johan Cruyff, yang merevolusi olahraga tersebut dengan filosofi "Total Football" mereka, mendapatkan pengakuan internasional, dan meninggalkan warisan abadi pada permainan yang indah ini.

    Namun, tidak banyak orang, penggemar sepak bola atau bukan, yang tahu mengapa Belanda memilih bermain dengan warna oranye padahal warna tersebut tidak terwakili dalam bendera mereka. Berikut ini Bola.com menjabarkannya.

    Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

    2 dari 3 halaman

    Mengapa Seragam Kandang Belanda Berwarna Oranye?

    Alasan utama mengapa Belanda bermain dengan warna oranye adalah karena warna ini berfungsi sebagai penghormatan kepada House of Orange-Nassau, keluarga kerajaan Belanda, yang garis keturunannya dimulai dengan William of Orange, seorang tokoh penting dalam sejarah Belanda.

    Juga dikenal sebagai William yang Pendiam (bukan karena dia tidak banyak bicara tetapi karena dia tidak mengungkapkan pemikirannya), dia memimpin Pemberontakan Belanda melawan kekuasaan Spanyol pada akhir abad ke-16, yang membuka jalan bagi kemerdekaan Republik Belanda. Warisannya dirayakan dalam berbagai aspek kehidupan Belanda, dan kaos oranye tim sepak bola nasional adalah simbol kebanggaan dan persatuan nasional. Warna oranye telah menjadi warna nasional, menghiasi segala sesuatu mulai dari perlengkapan olahraga hingga perayaan Hari Raja, hari libur besar nasional.

    Koneksi historis ini menanamkan seragam sepak bola dengan kekayaan warisan dan identitas. Dengan julukan mereka juga, maknanya sangat luas, dan mereka kadang-kadang dijuluki 'Clockwork Orange' di media, sering kali ketika mereka memainkan sepak bola terbaik dan paling ritmis mereka.

    Namun, bukan hanya dalam sepak bola saja warna oranye diwakili di Belanda. Mereka juga mendapat julukan 'Tentara Oranye' di Formula Satu karena mereka mendukung pembalap nomor satu dan Juara Dunia tiga kali Max Verstappen. Meskipun bendera Belanda mempunyai tiga warna, namun tidak ada satupun yang berwarna oranye. Sebaliknya, di bagian atas, Anda akan menemukan warna merah, yang melambangkan keberanian. Lalu ada warna putih yang melambangkan kedamaian dan kejujuran. Terakhir, Anda akan melihat warna biru di bagian bawah, yang berarti kebenaran dan keadilan.

    3 dari 3 halaman

    Signifikansi Sepak Bola Seragam Oranye

    Seperti yang disinggung dalam pendahuluan, oranye juga dikaitkan dengan beberapa momen dan tokoh paling ikonik dalam cerita rakyat sepak bola. Sementara seragam putih dan emas Real Madrid yang terkenal langsung dikaitkan dengan kejayaan, seragam Blaugrana Barcelona identik dengan kebangkitan sepak bola Catalan dan Lionel Messi. Seragam 'Oranje' Belanda juga berfungsi sebagai pengingat tahun 1970-an dan prinsip-prinsip total football.

    Selama periode tersebut, tim Belanda seperti Ajax asuhan Rinus Michels memelopori inovasi taktis. Secara fundamental mengubah cara bermain sepak bola, sistem 'Total Football' menekankan fluiditas, fleksibilitas, dan kemampuan pemain untuk bertukar posisi dengan lancar selama pertandingan demi hasil terbaik di akhir.

    Tim ini tampil menonjol saat Ajax mengangkat Piala Eropa tiga tahun berturut-turut dari tahun 1971 hingga 1973, sementara Belanda menjadi runner-up di Piala Dunia 1974, dan mereka yang bermain di bawah payung imajinatif ini akan disamakan dengan para "artis, penulis, bahkan balerina".

    Sejak tahun 70-an, pelatih sukses seperti Pep Guardiola telah mengadopsi ide-ide tersebut dan mengubahnya untuk timnya sendiri guna menciptakan benteng yang tak terkalahkan dalam bentuk Barcelona, ​​Bayern Munchen, dan, yang terbaru, Manchester City.

    Ini membuktikan betapa berpengaruhnya Belanda dalam membentuk permainan indah saat ini, dan melalui seragam oranye, kenangan akan periode itu memperoleh status abadi dalam olahraga tersebut. Pemain seperti Marco Van Basten, Ruud Gullit, dan banyak lainnya, juga telah membantu menjaga agar seragam oranye tetap terkenal.

    Sumber: Berbagai sumber

    Lebih Dekat

    Video Populer

    Foto Populer