Bola.com, Jakarta - Takdir mempertemukan dua raksasa Eropa di grup neraka dan mereka bakal saling tikam demi nama besar. Ya! Spanyol dan Italia harus melakoni duel sarat gengsi dalam lanjutan Grup B Euro 2024, Jumat (21/6/2024) dini hari WIB.
Bertarung di Arena AufSchalke, Gelsenkirchen, baik La Furia Roja maupun Gli Azzurri sama-sama mengeker kemenangan guna menjaga asa ke fase selanjutnya di Euro 2024.
Baca Juga
Advertisement
Pada laga pembuka, Spanyol dan Italia sama-sama memetik kemenangan. Spanyol menggebuk Kroasia tiga gol tanpa balas via Alvaro Morata, Fabian Ruiz, dan Dana Carvajal. Sedangkan Italia melumat Albania 2-1 lewat aksi Alessandro Bastoni dan Nicolò Barella.
Meski sama-sama mengepak tripoin, namun Spanyol-lah yang memuncaki klasemen sementara karena unggul selisih gol.
Bicara Piala Eropa, Tim Matador sudah tiga kali juara, yakni edisi 1964, 2008, dan 2012. Pencapaian spektakuler tersebut membuat Spanyol dan Jerman yang juga mengemas tiga trofi, menjadi pengoleksi terbanyak sejauh ini.
Sementara, Italia, tak kalah moncer. Bila saja bisa memenangkan Euro tahun ini, maka Italia sukses menyamai pencapaian Spanyol dan Jerman. Italia menjadi yang terbaik pada Euro 1968 dan 2000.
Lantas, siapa yang akan tampil sebagai pemenang dalam big match nanti? Hanya Tuhan yang tahu. Satu yang pasti, kedua pelatih, Luis de la Fuente dan Luciano Spalletti sudah menyiapkan jurus-jurus pamungkas guna memenangkan duel.
Menarik untuk menanti perang bintang dari kedua tim, termasuk peran sentral bek kiri di starting XI. Di posisi krusial ini, Italia punya Federico Dimarco dan Spanyol punya Marc Cucurella.
Selain keduanya, siapa lagi bek kiri performanya layak diacungi jempol sepanjang matchday 1 Euro 2024? Ini tiga di antaranya:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Maximilian Mittelstädt (Jerman)
Seperti kebanyakan pemain Timnas Jerman lintas generasi, Maximilian Mittelstadt juga punya tampang dingin dan kaku. Selintas, ia seperti robot bernyawa di lapangan rumput.
Maximilian Mittelstadt memang sosok bek kiri yang tak banyak bicara, tetapi banyak bekerja. Tukang jagal berusia 27 tahun ini tak pernah memikirkan hal selain menjalankan semua instruksi bosnya, Julian Nagelsmann.
Di Jerman, sebenarnya masih banyak stok bek kiri yang bisa diangkut Julian Nagelsmann ke timnas besutannya. Tapi, juru taktik 36 tahun itu lebih condong ke Maximilian Mittelstädt.
Benar saja, dalam laga pembuka Euro 2024 di Fussball Arena Munchen kontra Skotlandia beberapa waktu lalu yang berakhir dengan kemenangan besar 5-1, Maximilian Mittelstädt tampil trengginas.
Tak tergantikan sepanjang pertandingan, bek kepunyaan VfB Stuttgart itu menjadi robot baja yang tak bisa diintervensi oleh penyerang-penyerang Skotlandia.
Musim lalu, Maximilian Mittelstädt tampil dalam 34 laga Bundesliga 2023/2204 dengan torehan dua gol, lima assist, dan enam kartu kuning. Banyaknya kartu kuning yang dikoleksinya kian membuktikan kalau Maximilian Mittelstädt sosok tanpa kompromi.
Advertisement
Kieran Trippier
Siapa bilang usia senja tak perlu lagi masuk timnas? Ini, Kieran Trippier buktinya. Tua-tua keladi, di usianya yang ke-33 kini, Kieran Trippier masih jadi benteng andalan di sisi kiri Timnas Inggris.
Usia yang terus meninggi tak membuat Kieran Trippier lantas rapuh. Bintang Newcastle United itu masih berdiri kokoh, siap menyambut sekeras dan sedahsyat apa pun terjangan lawan.
Saat Inggris mengalahkan Serbia dalam laga pertama di Grup C, nama Kieran Trippier seakan tenggelam di antara puja-puji yang dilayangkan rakyat Inggris kepada bintang muda mereka, Jude Bellingham.
Bellingham menjadi penentu kemenangan 1-0 yang diraih Tiga Singa pada menit ke-13.
Kieran Trippier pastinya tak ambil pusing, meski namanya selalu berada di bawah bayang-bayang pemain Inggris lainnya. Baginya, kemenangan The Three Lions di atas segalanya dan misi merealisasikan target juara masih panjang dan berliku.
Eks Atlético Madrid paham betul, hanya dengan tampil semaksimal mungkinlah ia bisa terus mendapat kepercayaan dari pelatih yang sangat dihormatinya, Gareth Southgate.
Nathan Aké (Belanda)
Cody Gakpo sah-sah saja disanjung setinggi langit menyusul gol ia yang ciptakan pada menit ke-29 saat Belanda bentrok versus Polandia di Grup D Euro 2024.
Gol pilar Liverpool itu yang kemudian membuka jalan bagi kemenangan 2-1 Belanda setelah Wout Weghorst mencatatkan namanya di papan skor hanya beberapa saat sebelum laga usai.
Tak banyak yang tahu, Nathan Aké sejatinya protagonis di balik kemenangan De Oranje di Volksparkstadion tersebut. Dialah yang memberikan assist kepada Cody Gakpo.
Bisa dibayangkan, jika nasib baik tak berpihak kepada Nathan Ake dan bek kiri itu ogah memberikan umpan manja kepada Cody Gakpo, ceritanya mungkin bisa saja berbeda.
Beruntunglah Belanda punya Nathan Ake. Beruntung jugalah pelatih Ronald Koeman bisa memastikannya untuk merapat ke timnas.
Sukses Nathan Aké bareng Manchester City musim lalu membuat Ronald Koeman meleleh. Bek 29 tahun ini hadir dalam 44 laga di semua ajang kompetisi di bawah arahan Pep Guardiola.
Entah sudah berapa banyak trofi yang dikantongi Nathan Aké sejak mendarat di Etihad Stadium pada 2020.
Kini, beban berat di pundak Nathan Aké. Maklum, Belanda sudah sangat lama tak pernah lagi juara. Terakhir mereka memenangkannya pada 1988. Saat itu, Nathan Aké belum lahir.
Advertisement