Bola.com, Jakarta - Hari ini kota Muenchen sangat cerah. Sengatan matahari khas musim panas, menghiasi langit yang membiru, berkombinasi dengan rangkaian awan putih yang tipis. Gerah, tapi membuat saya tetap bergairah menatap laga malam ini, Spanyol Vs Prancis, di Allianz Arena.
Saat tulisan ini naik, Muenchen masih sore. Momen inilah yang membuat nuansa keramahan dan keriuhan kota tempat markas klub Bayern dan TSV, sangat teras. Dari hotel, saya sengaja ingin merasakan kombinasi 'sengatan' antara matahari dan keasyikan nuansa di pusat aktivitas publik.
Baca Juga
5 Hot News BRI Liga 1 2024 / 2025 Sore Ini : Ramai Kekonyolan Ada 12 Pemain PSM di Lapangan sampai Sindiran Persita untuk Persib Bandung
Besok, 2 Laga Piala AFF 2024 yang Bikin Tegang Fans Timnas Indonesia, Ada Apa Nih ?
Daftar Pemain Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 yang Berasal dari Pegadaian Liga 2: Menjadi Benteng Terakhir Pertahanan
Advertisement
Sepanjang jalan dari hotel, yang sampai 15 menit belum jelas mau ke mana, warna Euro 2024 memang tak terasa menonjol. Namun, beraneka wajah yang saya yakin non-Jerman, sangat dominan di trotoar nyaman bagi pejalan kaki.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kawasan Spesial
Sampai pada akhirnya, saya memutuskan untuk pergi ke kawasan spesial di tengah kota Muenchen, Englischer Garten. Namanya terdengar aneh, tapi ketika berada di sana, sepanjang mata memandang, kesejukan serta keceriaan terpancar. Rasa panas-pun berangsur lenyap, berganti rasa tak sabar untuk sejenak menikmati suasana sebelum merasakan pertempuran Spanyol versus Prancis, malam ini waktu Muenchen.
Usut punya usut, istilah Englischer Garten sama dengan English Garden alias Taman Inggris. Dalam benak, secara otomatis bertanya, kok bisa ya ada nama Taman Inggris tapi di Jerman, bukannya mereka juga sempat bermusuhan.
Masuk ke area ini, langsung semuanya berubah menjadi hijau. Matapun adem, dan di tengah suhu panas Muenchen, memang paling tepat berada di English Garden. Penasaran, literatur menunjukkan, keberadaan taman ini berlatar inspirasi dari gaya landscape Inggris. Jadi, sudah barang tentu di area dalam, seluruh bagian seolah-olah menggambarkan keberadaan tanah penguasa Britania Raya tersebut.
Fakta mencengangkan, English Garden termasuk satu di antara taman terbesar di dunia. Bahkan, banyak catatan menyebut, taman ini lebih besar dari Central Park di New York! So, kalian bisa membayangkan betapa luasnya Taman Inggris ini.
Advertisement
Bikin Tercengang
Mau tahu luasnya berapa?. Ini nih, 375 hektar!. Kawasan ini membentang dari zona Altstadtring sampai Isar River. Jadi, rasanya enggak mungkin mengelilingi taman ini hanya dalam rentang sehari saja.
Oleh karena itulah, pilihan paling logis adalah menentukan satu tempat, lalu menikmati beragam pemandangan yang ada di Taman Inggris. Setidaknya, ada empat zona yang bisa menjadi aktivitas utama, yakni menikmati pemandangan dari sebuah struktur candi kecil, bermain surfing di dua gelombang Eisbach, bersantai di Tower China dan melihat Kleinhesseloher See dari sebuah taman di restoran Seehaus.
Saya pun berkesempatan untuk sekadar merasakan suasana piknik layaknya di Indonesia, kok bisa?. Yup, ternyata, di sana banyak juga rombongan atau sekumpulan orang yang duduk-duduk santai di rumput, menikmati kesejukan dengan bercanda serta menikmati penganan / camilan.
Saya pun tak ingin ketinggalan. Pada akhirnya, berpose dengan banyak gaya, mulai sekadar duduk sampai berbaring. Narsis dikit boleh dong, hahaha....Tapi, suasana di sana memang sangat mendukung. Jangan khawatir untuk yang sendirian, karena aneka pilihan lokasi yang sangat enak dipandang.
Goyang Lansia
Selain kagum dengan tatanan English Garden, banyak aktivitas publik yang tak kalah mengejutkan. Satu di antara yang menjadi atensi publik sore ini adalah barisan lansia yang sedang berdansa.
Gerakan mereka yang lembut, sangat serasi sejalan dengan alunan musik klasik yang mengiringi setiap gerakan. Kadang, mereka saling menggenggam tangan, lalu memutarkan badan, sembari melangkahkan kaki ke kiri dan ke kanan, atau berputar. Beragam 'senam' tersebut diakhiri dengan tawa ceria, yang membuat mereka seolah lupa dengan usia.
Ah..pikiran saya sempat menerawang ke Indonesia. Di kota asal, Malang, senantiasa ada seperti itu meski tak sering melihat. Namun, spirit yang dimunculkan sama yakni kebahagiaan dan kesehatan.
Sejenak melamun, saya dikagetkan dengan 'keterpaksaan' untuk segera bangkit dan keluar dari area English Garden. Sudah saatnya menuju ke Allians Arena, markas Bayern Munchen. So, apalagi keseruan yang akan saya rasakan?, tunggu saja.
Advertisement