Bola.com, Jakarta - Kota Muenchen mendadak merah menyala sepanjang sore hingga malam hari. Nyanyian-nyanyian dengan bahasa Latin, seolah saling menyahut. Kondisi ini berbeda dengan apa yang terjadi pada sore harinya, ketika saya menyempatkan diri berjalan melewati English Garden.
Tadi malam, benar-benar merah menyala. Kalau di Indonesia, bisa saja kita sebut 'Abangku Menyala'. Yup, latarnya tak lain hasil akhir pertandingan semifinal Euro 2024 antara Timnas Spanyol kontra Prancis, di Allianz Arena.
Baca Juga
Advertisement
Duel yang berlangsung di markas klub raksasa Bundesliga, Bayern Munchen, tersebut memberikan drama luar biasa. Awalnya, sudah pasti para pendukung Spanyol yang terdiam, tertelungkup dan menaruh telap tangan mereka di atas ubun-ubun, seolah tak percaya timnya kebobolan terlebih dulu.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sedih dan Senang
Hal itu terjadi ketika sundulan Randal Kolo Muani menjebol gawang Tim Matador pada menit ke-8. Eks striker Eintracht Frankfurt tersebut sanggup melompat lebih tinggi, dengan 'timing' tepat dibanding dua bek Spanyol, Aymeric Laporte dan Marc Cucurella.
"Wah kacau nih, tapi saya yakin akan segera bangkit," ucap seorang penggemar Spanyol, yang tepat duduk di sebelah saya. Omongan wanita, yang saya takut salah menulis namanya, ternyata benar. Tepat 13 menit berselang dari gol Prancis, suara para pendukung Tim Matador bak ledakan meriam.
Pemantiknya tak lain sepakan kaki kiri Lamine Yamal yang membuat bola melengkung, lalu menembus gawang Prancis. Gol spektakuler tersebut menjadi catatan tersendiri bagi pemain muda asal klub Barcelona ini. Beragam rekor berhasil dibuat remaja berusia 16 tahun yang masih menyempatkan untuk mengejarkan PR di sela-sela turnamen Euro 2024.
Ledakan berikutnya terjadi lagi empat menit kemudian. Kali ini, secara tak terduga, sepakan Dani Olmo mengarah ke tiang jauh, dan derasnya luncuran bola, tak sanggup diadang barisan pertahanan Prancis. Skor 2-1 membuat sisi pendukung Spanyol benar-benar berpesta, meski waktu bermain masih panjang.
Advertisement
Sempurna, Olmo
Pada saat jeda, banyak orang yang menyebut kata "Olmo, perfecto", dengan kalimat lanjutan tak saya mengerti. Maklum, tak banyak yang bisa berbahasa Inggris, dan saya enggak punya kemampuan menggunakan logat Latin.
Singkat waktu, Timnas Spanyol berhasil mempertahankan skor 2-1 sampai akhir pertandingan, dengan segala drama yang terjadi di lapangan. Selepas laga, Yamal menjadi bahan perbincangan. Namun, Dani Olmo juga tak kalah mendapat pujian.
Bahkan, sebagian suporter Spanyol yang saya temui, berharap Dani Olmo bisa konsisten di final nanti. Yup, Spanyol akan bersua pemenang laga antara Belanda versus Inggris, yang baru bertanding nanti malam waktu setempat, atau Kamis dini hari WIB.
Menurut mereka, Olmo layak menjadi 'bintang keberuntungan'. Maklum, ia mendadak muncul menjadi tambahan kekuatan, meski awalnya tak masuk skema utama. Ia kalah dengan gelandang muda asal Barcelona, Pedri.
Tantangan Khusus
Namun, Pedri cedera saat Spanyol bertemu Jerman di babak perempat final. Situasi tersebut membawa berkah tersendiri bagi Dani Olmo. Kini, penggawa asal klub Leipzig, yang berkiprah di Bundesliga, memiliki kesempatan memberi kejayaan kepada negaranya.
Olmo bisa memberi keuntungan bagi Timnas Spanyol saat laga final. Maklum, pemain berusia 26 tahun ini tak asing lagi dengan Stadion Olimpiade, Berlin. Ia sudah beberapa kali bermain di sana.
So, kita tunggu saja apa yang bisa diperbuat Dani Olmo jika mendapat kesempatan membela Timnas Spanyol di final Euro 2024, yang akan berlangsung di Berlin, 15 Juli 2024. Bagaimana Luis de la Fuente? (Tri Wahyu Utami)
Advertisement