Bola.com, Jakarta - Timnas Inggris mengulangi catatan menyakitkan seperti pada 11 Juli 2021. Kala itu, mereka takluk di tangan Italia pada laga final Piala Eropa 2020. Tadi malam, giliran Timnas Spanyol yang membuat mereka menderita.
Berlangsung di Stadion Olimpiade Berlin, Jerman, Timnas Inggris harus mengakui keunggulan Spanyol dengan skor 1-2. Sempat menyamakan skor via sepakan kaki kiri Cole Palmer pada menit ke-j73, pasukan Gareth Southgate menyerah setelah senthan Mikel Oyarzabal menjebol gawang Jordan Pickford, empat menit jelang waktu normal babak kedua selesai.
Baca Juga
Kejutan, Kode Keras Erick Thohir Tegaskan Rela Mundur dari Ketum PSSI, jika...
Panas Usai Dihajar Jepang, Ini 5 Hot News Timnas Indonesia yang Bikin Perasaan Fans Campur Aduk : Curhat Kevin Diks sampai Ancaman Evaluasi
Bikin Geger, Pengakuan Shin Tae-yong dan Sindiran Keras Malaysia Setelah Timnas Indonesia Disikat Jepang, Ini 5 Hot News Tim Garuda
Advertisement
Sebelumnya, pada menit ke-47, Timnas Spanyol unggul lebih dulu via sepakan keras Nico Williams. Keberhasilan ini membuat Tim Matador berstatus pengoleksi terbanyak jawara Piala Eropa, yakni empat kali.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kalah Statistik
Jika melihat statistik pertandingan, Timnas Inggris memang layak kalah. Timnas Spanyol mendominasi penguasaan bola, yakni 63 persen berbanding 37 persen milik Inggris. Angka itu membuat logis catatan statistik berikutnya, yakni total tendangan ke arah gawang.
Inggris hanya sanggup melepas sembilan kali, sedangkan Spanyol sanggup 15 kali, dengan total membangun serangan 60 kali dan berbuah 10 tendangan sudut. Sementara itu, Inggris hanya bisa melakukan 31 serangan, dengan dua sepakan sudut.
Dominasi penguasaan bola Spanyol, juga tergambar dari permainan umpan, yakni 496 tepat sasaran berbanding 246 umpan milik Inggris. Tak heran jika akurasi umpan Inggris hanya 81 persen, berbanding 91 persen yang diciptakan pasukan Spanyol.
Advertisement
Sadar Diri
Pelatih Inggris, Gareth Southgate, menyadari anak asuhnya sudah berjuang maksimal, namun hasilnya belum memenuhi harapan publik. "Berada di final adalah kebanggaan dan kesempatan, tapi ini memang momen yang sangat berat," katanya.
Sebenarnya, Southgate tergolong stabil membawa performa Inggris. Ia sanggup mencatat 'back to back' final di Piala Eropa, lalu melaju hingga semifinal Piala Dunia 2018 serta delapan besar Piala Dunia 2022.
Nihil Gelar
"Para pemainku layak mendapatkan apresiasi tinggi. Mereka sudah merepresentasikan kebanggaan saat berkostum timnas, dan itu sampai akhir pertandingan. Saya hanya berpikri Spanyol menguasai pertandingan," ungkap Southgate.
Kegagalan ini membuat Southgate meneruskan nihil juara Inggris di panggung Piala Eropa. Mereka belum pernah menjadi jawara, dan hanya merasakan dua kali final, yakni Euro 2024 dan Euro 2020.
Advertisement