Sukses


    Cerita dari Euro 2024: Berbincang dengan WNI yang Menetap di Jerman, Ini 3 Alasan Utama Betah di Bundesland

    Bola.com, Dortmund - Kesempatan mengunjungi Jerman untuk melihat secara langsung pergelaran Euro 2024 juga menjadi momen bagi Bola.com untuk mendapatkan insight baru mengenai keberadaan Warga Negara Indonesia (WNI) di negara asal Toni Kroos itu. Ada banyak alasan mengapa WNI bisa betah tinggal di sana.

    Selama dua pekan, sejak 28 Juni 2024, Bola.com berkesempatan untuk hadir langsung di Jerman untuk melihat suasana Euro 2024.

    Dortmund, Gelsenkirchen, Dusseldorf, Koln, dan Munchen, menjadi kota-kota penyelenggara pertandingan yang saya kunjungi.

    Dalam beberapa kesempatan, saya juga bertemu dengan WNI, baik yang datang sebagai turis, mahasiswa yang sedang menimba ilmu di sana, hingga mereka yang sudah betah tinggal di sana setelah lulus kuliah dan bekerja di sana.

    Menceritakan pengalaman yang saya rasakan ketika tiba di Jerman, dengan segala suka dan dukanya, menjadi salah satu topik pembicaraan ketika bertemu dengan saudara sebangsa dan setanah air.

    Dari pembicaraan itu, Bola.com juga dapat menyimpulkan bahwa mereka yang sudah lama tinggal di Jerman memang bisa menikmati kehidupan di sana dengan segala fasilitas yang didapatkan, baik sebagai mahasiswa atau pun sebagai resident.

    Kali ini Bola.com ingin mengulas apa saja hal-hal yang membuat WNI yang mengambil studi di Jerman dan kemudian memilih untuk tinggal di sana.

    Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

    2 dari 5 halaman

    Finansial yang Lebih Baik

    Alasan finansial menjadi salah satu yang diingat Bola.com menjadi penyebab WNI betah tinggal di Jerman. Bicara soal upah minimum, pekerjaan apa pun memiliki nilai honor sebesar 12 euro per jam.

    Artinya jika Anda memiliki penghasilan paling minim di Jerman, angla 1.920 euro sudah bisa Anda dapatkan dalam satu bulan dengan ukuran waktu kerja 5 hari dalam satu pekan dan 8 jam dalam satu hari.

    Biaya hidup Jerman yang tidak semahal negara Uni Eropa lain, seperti Belanda, membuat tidak sulit untuk menyisihkan uang untuk ditabung.

    Dan dengan kurs antara euro dan rupiah yang cukup tinggi membuat nilainya akan sangat besar ketika dikirimkan untuk keluarga di Indonesia.

    "Tentu finansial membaik, karena enggak sedikit orang datang ke Jerman untuk memperbaiki finansial, karena selisih kurs cukup tinggi," ujar Hasan Salim, seorang mahasiswa Indonesia yang bermukim di Kota Bremen kepada Bola.com.

    "Bayaran per jam di sini juga sangat jelas dan beberapa potongan, seperti pajak, bisa diambil lagi ketika nanti setelah pulang ke Indonesia, jadi mengiuntungkan bukan?" lanjutnya.

    Hal yang sama juga diungkapkan oleh sahabat Hasan yang tinggal di Dortmund, Amirshah Muhammad Ghiffary. Menurutnya, saat berkuliah bisa disambi dengan mengambil pekerjaan dengan gaji yang layak.

    "Kuliah di sini bisa disambi kerja dengan gaji yang cukup layak untuk kehidupan per bulannya," ujar mahasiswa asal Surabaya yang karib disapa Erry itu.

     

     
    3 dari 5 halaman

    Biaya Studi Murah

    Salah satu alasan mengapa banyak WNI memilih Jerman sebagai destinasi melanjutkan pendidikan adalah karena biaya studi yang cenderung lebih murah ketimbang negara lain.

    Kissia, pemilik coffee shop Meramanis di Kota Koln, Jerman, sempat mengungkapkan kepada Bola.com alasannya memilih Jerman sebagai destinasi.

    "Waktu itu memang keinginannya adalah melanjutkan sekolah dan hidup di luar negeri. Pertama sempat kepikiran Australia. Namun, kemudian akhirnya memilih ke Jerman karena biayanya jauh lebih murah," ujar Kissia.

    Hal senada diungkapkan oleh Erry di Dortmund. Ia bahkan merinci berapa biaya kuliah yang dibutuhkan seseorang ketika hendak bersekolah di Jerman.

    "Biaya kuliah sangat murah. Bahkan di Bundesland NRW kurang lebih hanya 300 hingga 350 euro atau sekitar Rp5,2 juta hingga Rp6,1 juta per semester dan ini sudah termasuk tiket transportasi umum lokal dan regional di seluruh Jerman," ujar Erry.

    Sementara pengalaman berbeda diakui oleh Ceris yang pernah berkuliah di Jerman pada periode 2008 hingga 2013. WNI yang tinggal dan berkeluarga di Munchen itu merasakan kuliah gratis.

    "Kuliah di Jerman itu gratis, tapi tergantung masing-masing Bundesland. Kita bayar semester itu sudah termasuk administrasi dan transportasi," ujarnya lulusan teknik elektro yang kemudian mengambil S2 di Jerman yang terkenal dengan jurusan teknik.

    4 dari 5 halaman

    Kehidupan Sosial yang Nyaman dan Privasi yang Terjaga

    Satu alasan lain adalah kehidupan sosial dan bagaimana orang-orang di Jerman menjaga privasi orang lain. Itu menjadi salah satu alasan yang diungkapkan oleh beberapa WNI yang ditemui Bola.com ketika datang untuk Euro 2024.

    "Banyak yang datang ke sini karena ini negara yang sudah maju dan bisa mencari kebebasan di sini untuk jauh  dari keluarga yang agak strict. Ada juga yang suka kehidupan bermasyarakat di sini karena tidak ada yang ikut campur dengan apa yang orang lain lakukan," ujar Hasan.

    "Kenapa sampai sekarang nyaman di Jerman, mungkin karena sudah kerja dan memiliki keluarga di sini. Sudah biasa dengan kultur, dan saya menerapkan yang sesuai dan cocok dengan diri sendiri," ujar Ceris.

    5 dari 5 halaman

    Laporan dari Jerman

    Sahabat Bola.com yuk merapat! Nikmati sajian eksklusif kami di ajang Euro 2024. Jurnalis Bola.com, Benediktus Gerendo Pradigdo akan hadir langsung di Jerman buat melaporkan secara langsung keseruan persaingan Pesta Eropa 2024. Jangan sampai ketinggalan, klik tautan ini.

    <p>Liputan Langsung Pesta Bola Eropa 2024 (Bola.com/Adreanus Titus)</p>

    Video Populer

    Foto Populer