Roma - Publik Italia ramai-ramai mengkritik Giampiero Ventura usai kegagalan Gli Azzurri lolos ke putaran final Piala Dunia 2018 di Rusia. Italia gagal setelah kalah agregat 0-1 dari Swedia di play of kualifikasi zona Eropa.
Kritik terhadap pelatih Timnas Italia berusia 69 tahun itu juga datang dari para presiden klub-klub Serie A. Presiden Torino Urbano Cairo menilai kinerja Ventura tak seperti yang dia kenal. Ventura pernah menjadi pelatih Torino selama lima musim (2011-2016) sebelum menukangi timnas.
Advertisement
Baca Juga
"Saya tidak tahu kenapa masih saja belum mengundurkan diri. Karena jujur saja, dia tidak seperti Ventura yang saya tahu. Dia terlihat kayak seorang tamu di Timnas Italia ketimbang seorang pelatih," kata Cairo kepada Sky Sport Italia, Selasa (14/11/2017).
"Mungkin lebih baik Ventura lebih cocok melatih klub ketimbang timnas. Sebagai pelatih timnas Italia, dia tidak punya pemain yang sesuai dengan misi jangka panjangnya," Cairo menambahkan.
Tak kalah pedas. Presiden Napoli Aurelio De Laurentiis marah besar lantaran Ventura tidak menurunkan pemain bintangnya, Lorenzo Insigne, sejak awal pertandingan. Padahal, kendala Italia adalah tumpul di lini depan.
Insigne pada akhirnya cuma dimainkan selama 15 menit dalam dua leg Timnas Italia melawan Swedia. dan itupun dengan peran baru sebagai gelandang.
"(Presiden FIGC Carlo) Tavecchio satu-satunya orang yang bertanggung jawab atas hal ini, karena dia masih saja mempertahankan pelatih yang sangat bagus itu, yang saya pecat di Serie C hanya dalam waktu tiga bulan," kata De Laurentiis, seraya mengingat masa-masa Napoli masih bermain di Serie C di 2004.
Ventura sempat melatih Napoli sebentar waktu itu. Namun ia dipecat oleh ADL hanya dalam waktu tiga bulan. "Kenapa mesti repot memanggil Insigne ke timnas kalau ujung-ujungnya memainkannya bukan pada posisinya? Dengan cara seperti itu, Anda menghabiskan waktunya dan secara finansial merusak klub juga, karena itu membuat Insigne seolah pemain yang buruk dibanding dia aslinya," ujar De Laurentiis berang.
De Laurentiis juga menyindir Ventura dan Presiden FIGC Carlo Tavecchio yang sampai sekarang menolak untuk mengundurkan diri. "Jika saya jadi Tavecchio, saya akan mengundurkan diri agar tidak terlihat seperti seorang idiot. Tapi, bukan cuma dia. Ada juga Direktur Michele Uva dan CONI," imbuhnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pelatih Bukan Pemilih
Kiper legendaris Timnas Italia Dino Zoff juga ikut mengkritik Ventura. Menurutnya, Ventura tampak lebih sibuk memilih pemain yang hendak dimainkan ketimbang meracik strategi.
"Tanggung jawab selalu berada di pundak pelatih, meski saya tahu tidak gampang menjadi pelatih timnas. Sekarang ada opsi relatif dengan sejumlah pemain asing di klub Serie A, namun kita juga perlu tahu bagaimana menjadi pelatih, bukan hanya jadi pemilih pemain," ucapnya.
"Anda harus memikirkan apa yang harus dilakukan dengan para pemain, serta di mana mereka cocok satu sama lain di dalam taktik dan strategi. Anda harus melakukan yang terbaik dan berusaha mengembangkan 23 pemain itu dengan benar," Zoff menambahkan.
Advertisement
Kalah Dua Kali
Sementara itu, Ventura pasang badan terhadap segala kritik yang ditujukan padanya. Menurutnya, ia masih layak melatih Timnas Italia karena hanya kalah dua kali sejak ia datang.
"Saya masih punya catatan bagus dalam 40 tahun terakhir. Saya hanya kalah dua kali dalam dua tahun," ujar Ventura.
Saat ditanya soal pengunduran diri, Ventura enggan menjawab. "Saya minta maaf kepada warga Italia atas hasil tersebut. Itu menyedihkan melihat Piala Dunia tanpa Italia. Tapi, itu sudah berlalu dan saya tak dapat berbuat apa-apa untuk itu," tandas Ventura. (Abul Muamar)