Jakarta Skuat Spanyol saat ini bersiap menuju salah satu bandara di Rusia, pulang ke negeri matador. Berstatus sebagai salah satu tim favorit juara di Piala Dunia 2018 Rusia, Spanyol justru tersingkir di laga pertama fase gugur.
Kali ini sang tuan rumah sendiri yang mengirim Spanyol pulang, setelah bermain imbang 1-1 di waktu normal, Rusia menghukum Spanyol 4-3 di babak adu penalti. Mimpi Spanyol pun kandas lebih awal, menyusul Jerman, Argentina, Portugal.
Baca Juga
Advertisement
Kegagalan ini tentunya menimbulkan rasa kecewa di hati banyak penduduk Spanyol. Dan mungin yang menjadi salah satu sasaran kemarahan dan pelampiasan kekecewaan mereka adalah Luis Rubiales, presiden federasi sepak bola Spanyol (RFEF).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pemecatan Lopetegui
Rubiales mengambil langkah ekstrem dengan memecat Julen Lopetegui - pelatih yang menangani Spanyol dalam dua tahun terakhir - hanya dua hari sebelum Piala Dunia bergulir.
Namun, Rubiales bersikeras tak pernah menyesal.
"Saya tak pernah menyesali keputusan saya," tegas Rubiales dikutip dari marca.
"Di momen sulit seperti ini anda harus terus tenang, dalam olahraga tim terbaik tak selalu menang. Anda harus terus bekerja seperti biasanya."
Advertisement
Keputusan Sulit
Menyoal proses mengambil keputusan memecat Lopetegui, Rubiales mengaku dirinya berada dalam posisi yang tidak menguntungkan. Sebagai presiden RFEF dia harus bersikap sebijak mungkin.
"Saya harus melihat semuanya dan menimbang situasi."
"Itu adalah keputusan sulit dan kompleks yang saya buat dalam waktu singkat. Sekarang yang terpenting kami harus terus melaju," imbuhnya.
Tak Layak Kalah
Lebih lanjut, kekalahan Spanyol atas Rusia menurutnya lebih menyakitkan dari kekalahan lainnya. Sebab seharusnya Spanyol tak pantas disingkirkan tim yang relatif lebih kecil.
"Kami tampil superior dan benar kami pergi dengan merasakan sakit."
"Kami merasa kami disingkirkan oleh tim yang bukan level kami. Mereka sukses hanya karena penalti," tandasnya.
Â
Sumber: Bola.net
Advertisement