Jakarta Kamis 12 Juli 2018, tak lagi terdengar nyanyian "it's coming home", Inggris takluk 1-2 dari Kroasia di semifinal Piala Dunia 2018 Rusia. Skuat Inggris terbangun dari mimpi indah, dan harus menerima kenyataan. Mereka tak cukup bagus.
Laju Inggris di Piala Dunia kali ini memang cukup menarik. Banyak pihak mengatakan mereka beruntung. Betapa tidak, bermodalkan skuat yang tak berpengalaman, Inggris berhasil melaju sampai semifinal. Memang beruntung, tetapi bukankah keberuntungan memang bagian penting dari sepak bola?
Baca Juga
Advertisement
Mulai dari fase grup sampai fase gugur, Inggris selalu diuntungkan dengan lawan-lawan mudah. Tetapi mungkin kartu keberuntungan mereka sudah habis, Kroasia sudah menanti mereka di semifinal, jelas bukan lawan yang bisa dikalahkan hanya dengan modal keberuntungan.
Terbukti, permainan Inggris kalah kelas dari Kroasia. Inggris yang selama ini hanya mengandalkan situasi bola mati tak berkutik menghadapi dominasi Kroasia. Keberuntungan mereka habis, tak lagi manjur.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ilusi Semata
Harapan pendukung Inggris sebenarnya hanyalah ilusi semu. Sejak awal turnamen, Inggris selalu menghadapi tim-tim yang relatif mudah, lawan Tunisia (2-1), Panama (6-1), Belgia (0-1), Kolombia (1-1 [Pen. 4-3]), Swedia (2-0). Barulah Kroasia menjadi ujian sesungguhnya, dan benar Inggris tak sanggup menang. Terbukti Inggris kesulitan melawan Belgia dan Kolombia, tim yang cukup kuat.
Tidak hanya itu, meski berhasil mencetak 12 gol di Piala Dunia, hanya sedikit di antaranya yang terlahir dari permainan ciamik dan penyelesaian manis. Inggris hanya mengandalkan situasi bola mati, memang sah-sah saja, tetapi itu saja tak cukup di Piala Dunia. Berikut catatannya:
Gol langsung dari situasi bola mati (tanpa Penalti): 4 gol
Gol tidak langsung yang dimulai dari situasi bola mati (tanpa penalti): 2 gol
Gol dari tendangan penalti: 3 gol
Total sembilan dari 12 gol Inggris berawal dari bola mati, hanya tiga yang tidak. Tentunya ini tak cukup untuk jadi juara dunia.
Advertisement
It's Not Coming Home
Meski demikian, skuat Inggris saat ini sudah cukup menjanjikan. Kombinasi pemain muda ini terbukti mampu menyajikan permainan menarik jika mendapat sentuhan tepat, dan Gareth Southgate adalah sosok yang paling cocok melakukan tugas itu.
Jordan Pickford di posisi kiper sudah cukup bagus. John Stones mulai berkembang. Dele Alli akan terus meningkatkan permainannya. Dan Harry Kane, sang kapten yang menjalin hubungan dekat dengan gawang lawan.
Masalah Inggris yang paling terlihat mungkin adalah ekspektasi yang terlalu tinggi. Memang bisa dipahami setiap publik Inggris antusias mendukung timnya, tetapi sikap optimistis harus diimbangi dengan realistis.
Betapa tidak, begitu Inggris menang atas Kolombia di 16 besar, seluruh publik Inggris langsung hilang kontrol dan percaya trofi Piala Dunia akan mereka raih. Nyanyian "football is coming home" terus disuarakan di mana-mana, media Inggris pun turut menuang minyak ke bara api ini. Harapan membara.
Inggris sungguh optimistis. Sudah tiga kali edisi Piala Dunia mereka tak pernah menang di fase gugur, karena itulah kemenangan atas Kolombia melambungkan harapan setinggi-tingginya, menembus awan, menggapai langit.
Namun, Kroasia menghempaskan Inggris kembali ke bumi. Menyadarkan mereka dari ilusi semu. Inggris tersadar, it's not coming home! (bola/dre)
Â
Sumber: Bola.net
Timnas Inggris tersingkir dari gelaran Piala Dunia 2018 usai kalah dari Kroasia dengan skor 1-2.