Bola.com, Jakarta Prancis akhirnya keluar sebagai juara Piala Dunia 2018. Mereka mengalahkan Kroasia dengan skor 4-2 dalam laga final di Luzhniki Stadium, Minggu (15/7) malam WIB.
Ini merupakan kesuksesan kedua bagi Prancis di ajang Piala Dunia. Sebelumnya Les Bleus menjadi juara pada edisi 1998 di negara mereka sendiri setelah mengalahkan Brasil di final.
Baca Juga
Advertisement
Bagi Kroasia, kekalahan ini memupus harapan mereka untuk merebut trofi Piala Dunia untuk pertama kalinya. Namun, ini menjadi prestasi terbaik negara tersebut di turnamen setelah merebut posisi tiga pada 1998.
Berikut ini lima alasan mengapa Prancis bisa juara Piala Dunia 2018 seperti dilansir Forbes.
Video Menarik
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pembuktian Deschamps
Didier Deschamps merupakan kapten Prancis ketika mereka mengangkat trofi pada tahun 1998. Sebagai pelatih, Deschamps juga sudah sering menghadapi kritik. Prancis seharusnya bisa memenangkan Euro 2016 di negara mereka sendiri. Meski dianggap sebagai favorit di final melawan Portugal, mereka justru kalah 1-0.
Perjalanan Prancis di kualifikasi Piala Dunia juga sempat menghasilkan beberapa momen yang mengejutkan. Salah satunya hasil imbang melawan tim gurem Luksemburg.
Setelah memenangkan dua pertandingan awal Piala Dunia dengan penampilan yang kurang mengesankan, banyak yang mempertanyakan taktik Deschamps. Meski mendapat kritik, mereka bisa memenangkan pertandingan. Deschamps tetap setia dengan gaya permainan pragmatis dan ternyata hal itu mampu membuahkan hasil.
Setelah memenangkan Piala Dunia sebagai pemain dan sekarang sebagai pelatih, Deschamps mengikuti jejak para pelatih elit. Sejauh ini hanya Mario Zagallo dari Brasil (1958, 1962, 1970) dan Franz Beckenbauer dari Jerman Barat (1974, 1990) yang pernah melakukan hal yang sama.
Advertisement
Skuat Yang Bikin Iri
Prancis punya skuat paling mahal di Piala Dunia dengan nilai $ 1,28 miliar (£ 972 juta) menurut Transfermarkt. Starting XI mereka dipenuhi dengan bintang-bintang yang bermain di klub-klub terbaik Eropa dan kualitas Prancis tidak hanya sampai di sana. Mereka tidak terlalu sering melakukan rotasi, tetapi punya pemain pengganti yang siap tempur.
Corentin Tolisso dari Bayern Munchen dan Steven Nzonzi dari Sevilla keduanya mampu menjalankan tugasnya dengan baik ketika dibutuhkan di lini tengah. Nabil Fekir, playmaker Lyon yang hampir pindah ke Liverpool, juga ikut bermain meski hanya sebentar.
Hanya satu dalam 23 pemain Prancis yang tidak pernah diturunkan yaitu Adil Rami. Dengan melimpahnya pemain berkualitas di Prancis, Deschamps bahkan berani meninggalkan talenta seperti gelandang PSG Adrien Rabiot dan bintang Euro 2016 asal Marseille Dimitri Payet.
Griezmann dan Mbappe
Antoine Griezmann dan Kylian Mbappe merupakan dua pemain terbaik di turnamen. Mereka masing-masing mencetak empat gol dan hanya kalah dari pemenang Sepatu Emas Harry Kane yang mengemas enam gol. Kedua pemain itu juga mencetak gol di final.
Kedua penyerang itu memang bersinar sepanjang turnamen dan Mbappe mampu membuktikan kepada dunia mengapa dia adalah pemain termahal kedua di Piala Dunia. Striker Olivier Giroud mungkin tidak mencetak gol meski menjadi starter dalam enam dari tujuh pertandingan Prancis, tetapi dia menahan bola dan menciptakan ruang bagi pemain depan lainnya untuk bersinar.
Advertisement
Pertahanan Solid
Dianggap sebagai kelemahan besar sebelum turnamen, pertahanan Prancis terlihat solid. Pasangan bek tengah Raphael Varane dari Real Madrid dan Samuel Umtiti dari Barcelona melakukan pekerjaan yang hebat dan didukung oleh fullback berusia 22 tahun Benjamin Pavard dan Lucas Hernandez. Di belakang mereka, kiper sekaligus kapten Hugo Lloris bisa diandalkan, terlepas dari blundernya atas gol kedua Kroasia di final.
Di depan mereka, gelandang Blaise Matuidi dan N'Golo Kante melindungi daerah pertahanan, mengontrol permainan dan memenangkan bola sehingga memungkinkan Paul Pogba untuk menjelajah dan menciptakan peluang.
Mental Juara
Dari starting XI Prancis di final, enam dari mereka meraih juara bersama klubnya masing-masing pada musim lalu. Umtiti (Barcelona), Matuidi (Juventus) dan Mbappe (PSG) meraih gelar liga. Sementara Hernandez dan Griezmann memenangkan Liga Eropa bersama Atletico Madrid dan Varane memenangkan Liga Champions bersama Real Madrid. Gelandang Chelsea Kante tidak memenangkan liga tahun ini, tetapi dia memenangkan Premier League dua musim sebelumnya dengan klub yang berbeda.
Prancis juga ingin menebus kekalahan mereka di Euro 2016. Kekalahan di Paris itu sangat menyakitkan dan setelah masuk ke final sebagai favorit, Prancis memastikan mereka tidak akan melakukan kesalahan yang sama. Setelah menang atas Kroasia, Deschamps mengatakan: "Sangat menyakitkan kalah di Euro dua tahun lalu, tetapi itu membuat kami belajar juga."
Â
Sumber: Bola.net
Advertisement